Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Campur Bungkus Plastik agar Gorengan Lebih Garing dan Tahan Lama, Apa Bahayanya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/kuruneko
Ilustrasi gorengan plastik. Bahaya gorengan plastik, gorengan yang dimasak dengan minyak bercampur plastik.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Lini masa media sosial ramai memperbincangkan gorengan pakai plastik yang kerap dipraktikkan oleh segelintir pedagang yang tidak bertanggung jawab.

Akun TikTok @rum*** mengungkap pernah melihat penjual yang menyertakan bungkus plastik dalam wajan hingga meleleh dan bercampur dengan minyak goreng.

Gorengan pakai plastik tersebut diklaim jauh lebih garing dan lebih tahan lama hingga berjam-jam.

"Tidak untuk ditiru. Gorengan pakai plastik? Hmm... jangan ya dek ya," tulis pengunggah, Minggu (25/8/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena pedagang menyalahgunakan plastik untuk menggoreng agar gorengan lebih renyah telah menjadi perbincangan setidaknya sejak 2014.

Diberitakan Antara, Jumat (22/8/2014), pedagang di Sumatera Utara terciduk memasukkan langsung minyak goreng yang masih dalam plastik ke wadah penggorengan yang telah panas.

Menurut pengakuan sejumlah pedagang, cara ini bertujuan agar gorengan terlihat berwarna lebih cerah, serta gurih dan lebih renyah rasanya.

Artikel Kompas.com pada Sabtu (9/9/2023) juga menyebut, kantong plastik menjadi bahan yang diandalkan pedagang gorengan nakal untuk membuat gorengan renyah tahan lama.

Lantas, apa bahayanya makan gorengan yang dibuat dengan minyak bercampur plastik?

Baca juga: Masalah Sampah Kian Parah, Ilmuwan Temukan Semut Terjerat Plastik untuk Pertama Kalinya


Bahaya gorengan pakai plastik

Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB University, Ali Khomsan menjelaskan, plastik tidak dapat dicerna dalam tubuh manusia.

"Plastik tidak dapat dicerna dan tidak larut dalam air," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/9/2024).

Ali mengatakan, meski plastik tampak meleleh dan "menghilang" saat dipanaskan bersama minyak, senyawa komponen plasti akan tetap ada dan menempel pada gorengan.

Jika gorengan tersebut dikonsumsi dan terakumulasi dalam tubuh, maka dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan serius, seperti kanker.

"Bisa akumulasi dalam tubuh dan kemungkinan bersifat karsinogen yang menyebabkan kanker," papar Ali.

Saat ini, relatif sulit untuk membedakan ciri-ciri gorengan yang dicampur dengan plastik maupun tidak.

Untuk itu, Ali menyarankan masyarakat atau konsumen melihat secara langsung bagaimana cara penjual menggoreng dagangannya.

"Ya sesekali lihat perilaku penjual saat menambah minyak, karena awam tidak bisa membedakan minyak goreng sehat vs tidak sehat," ucapnya.

Baca juga: Awas, Mikroplastik Sudah Invasi Otak Manusia

Paparan plastik pada makanan picu kanker dan gangguan hormon

Terpisah, dokter dan ahli gizi masyarakat dari Dr Tan & Remanlay Institute, Tan Shot Yen menegaskan, plastik bukan bahan pangan yang dapat dikonsumsi oleh tubuh.

Dia menjelaskan, plastik yang masuk dan terakumulasi dalam tubuh dapat menyebabkan kanker dan gangguan hormon.

Bahkan, tidak hanya plastik bungkus yang sengaja dimasukkan ke minyak goreng, wadah plastik untuk memanaskan makanan pun sama berbahayanya.

"Jangankan plastik masuk minyak panas, wadah plastik buat angetin makanan saja toksik. Itu ngeri banget," kata Tan, saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Penelitian secara kuat menunjukkan, pada tingkat paparan tertentu, beberapa bahan kimia dalam produk plastik, seperti Bisfenol A (BPA), dapat menyebabkan kanker pada manusia.

Dilansir dari laman Breast Cancer, BPA adalah estrogen sintetis lemah yang ditemukan dalam banyak produk plastik, lapisan kaleng makanan dan susu formula, serta sisi mengilap struk belanja.

Aktivitas yang mirip estrogen membuat zat ini menjadi pengganggu hormon, yang dapat memengaruhi cara kerja estrogen dan hormon lain dalam tubuh.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Cara Hilangkan Mikroplastik dari Air Minum, Bagaimana Caranya?

Berdampak buruk pada janin

BPA yang hadir dalam plastik, termasuk plastik pembungkus, bisa memengaruhi perkembangan otak janin di dalam rahim.

Sebuah penelitian pada 2011 menemukan, wanita hamil dengan kadar BPA yang tinggi dalam urinenya lebih mungkin memiliki anak perempuan yang menunjukkan tanda-tanda hiperaktif, kecemasan, dan depresi.

Gejala-gejala tersebut terlihat pada anak perempuan berusia tiga tahun. Namun, masih belum jelas mengapa anak laki-laki tidak terpengaruh dengan cara yang sama.

Tan berujar, sulit untuk mengetahui apakah gorengan yang akan dibeli dan dikonsumsi mengandung plastik atau tidak.

Satu-satunya cara yakni dengan melihat sendiri proses pedagang membuat gorengan yang akan dijual.

Satuan Kesling atau Kesehatan Lingkungan dari puskesmas setiap daerah pun perlu memastikan keamanan pangan guna mencegah fenomena ini.

"Sebab, puskesmas adalah perpanjangan tangan Dinas Kesehatan untuk memantau dan membina para pedagang makanan dan produsen makanan rumah tangga," pungkasnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi