KOMPAS.com - Warna pink atau merah muda sering kali diidentikkan dengan perempuan, atau sesuatu yang bersifat feminin.
Contoh paling sederhana adalah banyak pakaian atau sesuatu yang berwarna pink dimaksudkan untuk perempuan.
Pink memang menjadi warna rona merah lembut yang biasanya diasosiasikan dengan cinta dan romansa.
Namun, mengapa warna pink diidentikkan dengan perempuan?
Baca juga: Alasan Kucing Suka Mencakar Sofa dan Cara Mengatasinya
Warna-warna pastel untuk pakaian bayi diperkenalkan pada pertengahan abad ke-19. Warna biru dan pink baru menjadi warna khusus jenis kelamin pada abad ke-20.
Beberapa aspek berbeda yang akhirnya memengaruhi mengapa warna pink atau merah jambu dipilih untuk anak perempuan.
Warna pink awalnya untuk laki-laki
Dikutip dari laman Britannica, Sebelum warna pastel populer untuk bayi, kebanyakan orang tua mendandani anak mereka dengan gaun putih sampai mereka berusia sekitar enam tahun.
Kemudian warna-warna pastel menjadi trend bagi bayi namun tidak memiliki warna secara spesifik untuk jenis kelamin.
Pakaian tersebut unisex, baik anak laki-laki maupun perempuan dapat mengenakannya, termasuk biru pastel dan pink atau merah muda.
Baca juga: Alasan Planet Merkurius dan Venus Tidak Memiliki Bulan atau Satelit Alami
Pada awal abad ke-20, beberapa toko mulai menyarankan warna yang dianggap “sesuai dengan jenis kelamin”.
Pada 1918, publikasi perdagangan Earnshaw's Infants' Department menyatakan “aturan yang berlaku umum adalah warna pink untuk anak laki-laki, dan biru untuk anak perempuan.
Alasannya warna pink disebut lebih tegas dan kuat, sehingga lebih cocok untuk anak laki-laki, sedangkan biru pastel lebih halus dan lebih cantik untuk anak perempuan.
Selain itu, Time terbitan tahun 1927 mencatat bahwa department store berskala besar di Boston, Chicago, dan New York menyarankan warna merah muda untuk anak laki-laki.
Baca juga: Mengapa Air dan Minyak Tidak Bisa Menyatu? Ini Alasannya
Bagaimana pink menjadi warna perempuan?
Dilansir dari laman Reader’s Digest, baru pada tahun 1940-an para produsen mengambil arah yang berlawanan dan memutuskan bahwa warna pink untuk anak perempuan, dan biru untuk anak laki-laki.
Fakta bahwa media mulai mempromosikan gagasan satu warna atau lainnya dikaitkan dengan satu gender kemungkinan merupakan gagasan ahli strategi pemasaran.
Baca juga: Mengapa Bayi Mengucek Mata Saat Merasa Lelah?
Pada dasarnya, produsen dan pengecer pakaian telah menyadari bahwa mereka dapat melipatgandakan jumlah pakaian yang terjual.
Sejalan dengan itu, dilansir dari laman Girl Museum, pergeseran tersebut terjadi secara bertahap dan mungkin diciptakan oleh produsen pada tahun 40-an di Amerika Serikat.
Namun, baru pada pertengahan tahun 80-an asosiasi warna gender benar-benar diperkuat dengan meluasnya tes prenatal, yang memungkinkan orang tua mengetahui jenis kelamin bayi mereka.
Baca juga: Bukan 1 Mei, Mengapa Hari Buruh di AS Diperingati pada Bulan September?
Hal ini membuka pasar baru bagi produsen yang ikut serta mengembangkan serangkaian produk untuk menemani perubahan tersebut serta membedakan anak laki-laki dan perempuan.
Ini termasuk tren “pink untuk anak perempuan” dan “biru untuk anak laki-laki”.
Sejak saat itu, kode warna gender menjadi penanda visual umum untuk mempromosikan produk yang terkait dengan gender tertentu, bahkan untuk orang dewasa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.