KOMPAS.com - Sejumlah kebiasaan sederhana seperti mencabut colokan dari stopkontak, diklaim bisa menghemat tagihan listrik.
Hal itu karena meskipun alat elektronik tidak digunakan, namun saat masih terhubung dengan stopkontak, dianggap masih menyedot daya listrik.
Lantas, benarkah mencabut colokan alat elektronik di stopkontak bisa menghemat tagihan listrik?
Baca juga: Beli Token Listrik Rp 100.000 untuk Daya 1.300 VA, Dapat Berapa kWh?
Penjelasan ahli
Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (FT UNS) sekaligus dosen Teknik Elektro Prof Muhammad Nizam mengatakan, mencabut colokan alat elektronik di stopkontak saat tidak digunakan bisa menghemat tagihan listrik per bulan.
Hal ini karena mencabut colokan dari stopkontak akan memutus aliran listrik.
Sebaliknya, tidak mencabut colokan alat elektronik dari stopkontak meski tidak digunakan bisa menyebabkan pemborosan listrik.
"Membiarkan kabel elektronik menancap di stopkontak memang bisa dianggap sebagai perilaku pemborosan listrik karena walaupun kecil, tetap ada arus listrik yang mengalir dan tercatat dalam penggunaan listrik," kata dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (3/9/2024).
Colokan tak dicabut tetap mengalirkan listrik
Prof Nizam menjelaskan, kabel elektronik yang tidak digunakan tetapi tetap terhubung ke stopkontak akan mengalirkan arus listrik, meski dalam jumlah kecil.
Jika dibiarkan terus menerus, kebiasaan itu bisa menyebabkan penggunaan listrik meningkat.
Menurut Prof Nizam, beberapa perangkat elektronik memiliki komponen yang tetap aktif walaupun perangkat dalam keadaan mati. Misalnya peralatan yang bermode standby power, lampu indikator, dan komponen internal.
Peralatan semacam ini sebaiknya dicabut dari stopkontak pada saat tidak digunakan.
"Banyak perangkat elektronik memiliki mode 'standby' yang memungkinkan mereka untuk menyala dengan cepat saat dihidupkannya kembali. Mode ini membutuhkan daya listrik untuk tetap aktif," terang dia.
Hal yang sama juga terjadi pada alat elektronik dengan lampu indikator. Beberapa perangkat memiliki lampu indikator yang tetap menyala walaupun perangkat dimatikan.
Lampu ini membutuhkan daya listrik untuk tetap menyala meski dalam aliran yang kecil.
Selanjutnya, alat elektronik yang tetap akan teraliri listrik saat tertancap di stopkontak meski tidak digunakan adalah perangkat dengan komponen internal.
"Beberapa perangkat memiliki komponen internal seperti transformator atau sirkuit pengatur daya yang tetap aktif walaupun perangkat dimatikan," ucap Prof Nizam.
Oleh karena itu, ia menyimpulkan, membiarkan kabel elektronik menancap di stopkontak bisa menyebabkan pemborosan listrik dan berujung pada peningkatan anggaran penggunaan listrik.
"Membiarkan kabel elektronik menancap di stopkontak termasuk pemborosan listrik karena walaupun kecil, tetap ada arus listrik yang mengalir dan tercatat dalam penggunaan listrik," tandasnya.
Baca juga: Rincian Tarif Listrik per 1 September 2024
Cara menghemat tagihan listrik
Untuk menghemat tagihan listrik, Anda bisa memulai dengan membiasakan diri mencabut colokan alat elektronik dari stopkontak pada saat tidak digunakan.
Pastikan Anda melepas colokan mesin cuci, televisi, atau kipas angin yang tidak terpakai untuk mencegah pemborosan listrik.
Jika penggunaan listrik masih membengkak, bisa jadi disebabkan karena cara pemakaian atau pengoperasian peralatan yang tidak efektif, seperti dilansir dari Kompas.com (21/7/2024).
Misalnya, tidak menutup pintu kulkas dengan rapat. Kebiasaan ini diketahui menyebabkan kulkas membutuhkan lebih banyak energi untuk mendinginkan isi di dalamnya.
Akibatnya konsumsi arus listrik semakin meningkat.
Dikutip dari Kontan, energi listrik juga lebih banyak dibutuhkan untuk membuka dan menutup pintu kulkas maupun menyalakan dan mematikan elektronik dalam waktu singkat.
Kebiasaan lainnya, seperti lupa mematikan lampu juga dapat berdampak pada pemborosan listrik yang menyebabkan tagihan bulanan membengkak.
Baca juga: Cara Cek Kebocoran Arus Listrik, Hanya 3 Langkah
Sebagai gambaran, berikut konsumsi daya siaga listrik untuk masing-masing alat elektronik:
1. Printer inkjet:- Daya siaga: 2,2 watt
- Jam siaga harian: 23,5 jam
- Konsumsi daya siaga: 18,9 kWh/tahun.
- Daya siaga: 3,0 watt
- Jam siaga harian: 22 jam
- Konsumsi daya siaga: 24,1 kWh/tahun.
- Daya siaga: 4,2 watt
- Jam siaga harian: 23,2 jam
- Konsumsi daya siaga: 35,6 kWh/tahun.
- Daya siaga: 0,9 watt
- Jam siaga harian: 23,7 jam
- Konsumsi daya siaga: 7,8 kWh/tahun.
- Daya siaga: 0,3 watt
- Jam siaga harian: 20 jam
- Konsumsi daya siaga: 2,2 kWh/tahun.
- Daya siaga: 0,9 watt
- Jam siaga harian: 14 jam
- Konsumsi daya siaga: 4,6 kWh/tahun.
- Daya siaga: 1,8 watt
- Jam siaga harian: 20,7 jam
- Konsumsi daya siaga: 13,6 kWh/tahun.
- Daya siaga: 0,6 watt J
- am siaga harian: 14 jam
- Konsumsi daya siaga: 3,1 kWh/tahun.