KOMPAS.com - Observatorium Mesir kuno dikabarkan telah ditemukan oleh para arkeolog dan disebut sebagai yang pertama dan terbesar.
Penemuan tersebut memberikan pengetahuan astronomi tingkat tinggi dan kaitannya yang mendalam dengan praktik spiritual dan ritualistik masyarakat Mesir.
Awalnya, bangunan tersebut diduga sebagai sebuah kuil. Namun, terdapat artefak dan simbol-simbol tertulis, seperti Chen, Cenet, dan Benu, yang berhubungan dengan waktu dan astronomi.
Baca juga: Mengapa Kucing Menjadi Simbol Ketuhanan bagi Bangsa Mesir Kuno?
Dikutip dari laman Space.com, observatorium astronomi kuno ditemukan selama penggalian di sebuah situs arkeologi di kota kuno Buto, yang sekarang disebut Tell Al-Faraeen, di provinsi Kafr El-Sheikh, Mesir.
Tim tersebut menemukan reruntuhan bangunan dari batu bata lumpur berbentuk “L” yang membentang seluas 850 meter persegi.
Bangunan kuil ditemukan di kompleks yang lebih besar, sekarang dikenal sebagai Kuil Buto, tetapi diberi nama Wadjet pada abad keenam SM, yang menjadi asal muasalnya.
Baca juga: Arkeolog Temukan Fosil Mastodon Purba, Diduga Hidup dengan Manusia 13.600 Tahun Lalu
Wadjet/Buto memiliki catatan sejarah yang baik, termasuk yang disebutkan dalam karya-karya Herodotus, penulis sejarah peristiwa abad kelima yang dikenal saat ini sebagai salah satu sejarawan pertama.
Luas bangunan kuil sekitar 850 meter persegi, menjadikannya observatorium pertama, dan terbesar, khususnya pada abad keenam SM.
Ia digunakan untuk mengamati dan mencatat pengamatan astronomi serta pergerakan matahari dan bintang.
Baca juga: Arkeolog Temukan Harta Karun 2.400 Tahun di Rumah Tua di Turkiye, Apa Isinya?
Penemuan lainnya di dalam observatorium
Salah satu alat yang terkenal adalah "jam matahari batu miring" yang mengukur waktu berdasarkan pergerakan matahari
Dilansir dari laman Live Science, penemuan jam matahari besar, bersama dengan beberapa prasasti, artefak, dan tata letak bangunan, membuat para peneliti yakin bahwa bangunan ini bukanlah kuil, melainkan observatorium.
Itu adalah jam yang menggunakan sudut pergeseran bayangan matahari untuk menentukan matahari terbit, siang, dan terbenam.
Baca juga: Arkeolog Temukan Kompas Berusia 500 Tahun yang Diduga Milik Copernicus
Temuan-temuan ini menjelaskan teknik astronomi yang digunakan oleh orang Mesir kuno sehingga mereka dapat menentukan kalender matahari.
Itu termasuk tanggal-tanggal ritual keagamaan dan resmi, seperti penobatan raja dan tahun pertanian.
Selain itu, di aula tersebut, para arkeolog juga menemukan batu bertuliskan gambar pemandangan astronomis matahari terbit dan terbenam di tiga musim.
Penemuan ini, serta prasasti lainnya, menambah bukti pemahaman mendalam orang Mesir tentang perubahan musim dan variasi panjang hari.
Baca juga: Ilmuwan Merekonstruksi Suara Mumi Mesir Kuno Berusia 3.000 Tahun, Ini yang Diucapkannya
Para arkeolog juga menemukan "tiga pilar" di pintu masuk aula — penempatan yang tidak biasa karena struktur khas monumen Mesir kuno memiliki pilar di ujung aula.
Penempatan pilar yang tidak biasa ini menunjukkan bahwa itu bukanlah kuil, seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Para arkeolog menduga bahwa pilar-pilar ini mungkin mewakili pembagian waktu tiga bagian orang Mesir kuno menjadi musim, bulan, dan minggu
Penemuan ini diharapkan membantu para peneliti dalam mempelajari bagaimana orang Mesir kuno melakukan astronomi, menggunakan alat-alat yang dianalisis secara perlahan saat ditemukan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.