Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Banyak Jumlah Konsumsi Terong yang Bisa Memicu Efek Samping?

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Qwart
Ilustrasi terong. Terlalu banyak makan terong bisa picu efek samping.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Mengonsumsi terong terlalu banyak bisa memicu efek samping, seperti keracunan dan peradangan.

Terong adalah bagian dari kelompok sayuran nightshade, anggota dari keluarga tanaman bernama Solanaceae.

Dilansir dari Medical News Today, kelompok sayuran tersebut mengandung solanin, zat kimia yang diyakini bisa memperparah nyeri atau peradangan akibat radang sendi.

Solanin merupakan glikosida alkaloid beracun yang berfungsi untuk melindungi tanaman terong saat masih muda dan dalam tahap perkembangan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika dimakan terlalu banyak, zat kimia dalam terong ini berpotensi menyebabkan gejala keracunan, seperti rasa terbakar pada tenggorokan, mual dan muntah, serta aritmia jantung.

Lantas, berapa banyak jumlah terong yang bisa memicu efek samping tersebut?

Baca juga: Usia 50 Tahun Diklaim Perlu Makan Terong untuk Jaga Kesehatan, Apa Manfaatnya?


Porsi terong yang terlalu banyak

Dilansir dari America's Test Kitchen, masyarakat tidak perlu khawatir telah mengonsumsi terong dalam jumlah terlalu banyak.

Sebab, terong yang terlalu banyak hingga memicu efek merugikan hampir mustahil dikonsumsi oleh orang-orang.

"Anda harus makan terong dalam jumlah yang sangat banyak dalam satu porsi untuk membahayakan diri sendiri," kata Editor Sains America's Test Kitchen, Paul Adams.

Secara umum, terong hanya mengandung sedikit solanin, sehingga relatif aman dikonsumsi jika dalam jumlah rendah.

Adams mengungkapkan, terong matang mengandung solanin paling banyak sekitar 75 mikrogram per buah.

Guna mengundang efek samping, seseorang dengan berat 68 kilogram perlu memakan sekitar 40 juta mikrogram solanin.

Jumlah tersebut setara dengan 500.000 gram terong atau sekitar seribu terong dalam sekali makan.

Namun, masih ada beberapa efek samping lain yang bisa muncul meski mengonsumsi terong sesuai porsi normal.

Baca juga: Lebih Renyah dan Sedap, Ketahui 5 Efek Samping Terong Goreng

Efek samping terong lainnya

Disadur dari laman Healthline, makan terong bisa menimbulkan reaksi alergi pada sebagian kecil orang.

Sama seperti alergi makanan lain, orang dengan sensitivitas tinggi terhadap terong akan mengalami beberapa gejala umum, seperti:

  • Bibir, lidah, atau tenggorokan gatal
  • Batuk
  • Sakit perut atau kram
  • Muntah
  • Diare.

Meski tampak tidak terlalu berbahaya, alergi terong dalam beberapa kasus juga dapat menyebabkan anafilaksis, reaksi alergi parah yang berpotensi mengancam jiwa.

Tidak hanya itu, makan terong juga berpotensi menghambat penyerapan zat besi berkat kandungan nasunin.

Nasunin adalah suatu fitokimia atau zat tumbuhan dalam terong yang mengikat zat besi dan mengeluarkannya dari sel tubuh.

Proses pengeluaran ini disebut sebagai kelasi besi, dan berguna untuk orang dengan kadar zat besi terlalu banyak.

Baca juga: Potensi Manfaat Terong untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Kendat demikian, pada orang dengan kadar zat besi rendah, proses baik seperti itu tidak akan dapat dirasakan manfaatnya.

Oleh karenanya, bagi penderita anemia atau kekurangan darah, sebaiknya hindari memakan bahan pangan mengandung nasunin termasuk terong terlalu banyak.

Efek samping mengonsumsi terong juga bisa dirasakan oleh orang dengan gangguan pada organ ginjal.

Terong mengandung oksalat, meski dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan kebanyakan buah dan sayuran.

Pada beberapa orang yang lebih rentan, oksalat dapat berkontribusi terhadap pembentukan batu ginjal.

Tanpa pengobatan, batu ginjal berpotensi menyebabkan cedera ginjal akut atau kematian organ ginjal.

Namun, selama dikonsumsi dalam jumlah wajar, terong akan memberikan manfaat yang melimpah bagi orang yang memakannya.

Baca juga: 4 Efek Samping Terong yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Makan terong beri banyak manfaat

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania memaparkan, terong tinggi vitamin, mineral, dan antioksidan.

Beberapa vitamin yang terkandung dalam sayuran ini, seperti vitamin B1, B6, niasin (vitamin B3), asam folat (vitamin B9), vitamin C, dan vitamin K.

Mineral dalam terong meliputi mangan, kalium, dan tembaga, sedangkan antioksidan terdiri dari fenol, flavonoid, antosianin, dan nasunin.

"Kandungan yang tadi saya sebutkan, di samping memberikan nutrisi vitamin dan mineral, juga kandungan antioksidan membantu menstabilkan gula darah," jelas Inggrid kepada Kompas.com, Minggu (28/1/2024).

Asupan antioksidan juga membantu kadar lemak darah dan kolesterol lebih stabil, meski tidak selalu berasal dari konsumsi sayuran dengan ciri khas warna ungu ini.

Pola makan sehat dengan sederet antioksidan pun membantu memperlambat penuaan, melindungi pembuluh darah dari kerusakan, serta mencegah risiko kanker dan peradangan.

"Sepanjang tidak digoreng, tapi jika dikukus, dibakar, atau dipanggang," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi