Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Australia untuk Larang Anak di Bawah 16 Tahun Gunakan Media Sosial

Baca di App
Lihat Foto
img.freepik.com
Remaja yang menggunakan media sosial
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pemerintah Australia melakukan uji coba terhadap metode dan teknologi yang digunakan untuk memverifikasi usia pengguna media sosial.

Diberitakan sebelumnya, Australia akan menetapkan batas usia minimum bagi anak-anak menggunakan jejaring sosial.

Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan tengah mempertimbangkan pembuatan syarat usia minimum bagi anak-anak yang mendaftar Facebook, Instagram, dan TikTok antara 14 dan 16 tahun.

Perencanaan pembatasan usia ini bertujuan agar kaum muda bisa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan melakukan aktivitas nyata.

"Saya ingin melihat anak-anak meninggalkan gawai mereka dan bermain di  lapangan sepak bola, kolam renang, dan lapangan tenis," ujar Albanese, dikutip dari The Straight Times, Selasa (10/9/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, muncul kekhawatiran akan ancaman media sosial terhadap kesehatan fisik dan mental bagi anak muda.

Albanese mengungkapkan, undang-undang yang mengatur pembatasan usia penggunaan media sosial akan diperkenalkan segera pada tahun ini setelah pemerintah menemukan metode yang tepat.

Lantas, metode apa yang akan digunakan dan apakah larangan ini akan efektif?

Baca juga: Di Australia, Menghubungi Karyawan di Luar Jam Kerja Kini Bisa Didenda Hampir Rp 1 Miliar


Metode yang mungkin dilakukan

Saat ini pemerintah sedang melakukan uji coba metode untuk memverifikasi usia pengguna yang mengakses media sosial. Dalam uji coba ini pemerintah turut melibatkan sejumlah perusahaan untuk berpartisipasi.

Dilansir dari The Guardian, Selasa, ada beberapa pilihan metode yang  sebelumnya pernah diterapkan di sejumlah negara dan akan menjadi contoh bagi Australia.

Salah satunya adalah Inggris yang pernah merencanakan skema pembatasan usia pengguna untuk mengakses situs dewasa. Terdapat lima cara yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain:

Meski begitu, tidak semua cara tersebut bisa dilakukan kepada pengguna berusia di bawah 16 tahun.

Sementara, pada tahun lalu, komisioner eSafety, lembaga yang melindungi pengguna dari penyalahgunaan internet di Australia pernah memaparkan metode tokenisasi double-blind.

Dengan cara itu, informasi terkait usia akan diberikan oleh perangkat sebagai pihak ketiga kepada situs dan penyedia jaminan usia tanpa mengungkapkan privasi anak.

Sementara, perusahaan induk Facebook dan Instagram, yaitu Meta juga menyarankan verifikasi dilakukan pada tingkat perangkat.

Artinya, Google dan Apple akan mengidentifikasi usia orang sebelum bisa mengunduh aplikasi media sosial tertentu.

Baca juga: Profil Salman Falahi, Wasit yang Pimpin Indonesia vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tantangan yang harus dihadapi

Australia bukanlah negara pertama yang berencana melakukan pembatasan usia bagi pengguna media sosial. Sejumlah negara di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia pernah melakukan hal serupa.

Namun, menurut catatan eSafety yang diliris pada 2023, skema yang dilakukan oleh negara-negara itu belum berhasil memecahkan masalah akses media sosial oleh anak di bawah umur.

Di Inggris, misalnya, undang-undang verifikasi usia dibatalkan tahun 2019 karena adanya keterlambatan, kesulitan teknis, dan kekhawatiran masyarakat terkait privasi.

Negara bagian Amerika Serikat, Utah dan Louisiana yang pernah mencoba menerapkan verifikasi usia menemukan peningkatan hampir 1000 persen dan tiga kali lipat penggunaan teknologi jaringan privat (VPN) untuk menerobos sistem verifikasi.

Oleh karena itu, dalam catatan, eSafety mengungkapkan bahwa sistem apapun yang digunakan di Australia nantinya haruslah efektif dan dapat ditegakkan.

Selain mencakup pembatasan usia pada situs tertentu, pemerintah juga bisa membatasi konten yang keluar pada mesin pencarian.

Baca juga: Kisah Seorang Ibu di Australia Ditahan Usai Paksa Putrinya Menikah, Tragis Berujung Maut

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi