KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial menyebut pelayaran kapal Mary Celeste yang ditemukan tanpa awak sebagai salah satu misteri dunia yang belum terpecahkan.
Cuitan tentang kapal Mary Celeste tersebut dibagikan akun media sosial X atau Twitter, @inspirasibudget pada Kamis (12/9/2024).
Dalam unggahannya, akun itu menyebut kapal Mary Celeste mengalami serangkaian kecelakaan selama berlayar. Peristiwa paling misterius terjadi saat kapal tersebut ditemukan di tengah laut dengan pasokan lengkap tapi tanpa satu orang pun di dalamnya.
"Jangan cari tahu tentang misteri ini kalo gamau gila. Kapal Mary Celeste memiliki sejarah kelam," tulis pengunggah.
Baca juga: Kapal Pesiar Carnival Tabrak Gunung Es, Alami Momen Mirip Titanic
Mengenal kapal Mary Celeste
Kapal perang Amerika, Mary Celeste, awalnya diberi nama Amazon. Kapal ini dibangun di Pulau Spencer, Nova Scotia, Kanada dan diluncurkan pada 18 Mei 1861.
Dikutip dari Britannica, kapal Amazon mengalami sejumlah kecelakaan sejak berlayar. Selama pelayaran perdananya, kapten kapal itu terkena pneumonia sampai meninggal. Kapal tersebut juga sering rusak. Pada Oktober 1867, Amazon bahkan kandas di Cow Bay, Pulau Cape Breton.
Tahun berikutnya, Amazon dijual kepada warga Amerika, Richard W. Haines. Amazon lalu ganti nama menjadi Mary Celeste.
Kapal itu mengalami perubahan struktural selama beberapa tahun. Akhirnya, Mary Celeste dijual kepada kelompok pelayar termasuk Kapten Benjamin Spooner Briggs.
Dengan bobot 282 ton, Mary Celeste berlayar pada 7 November 1872 dari New York City, AS membawa lebih dari 1.700 barel alkohol menuju ke Genoa, Italia.
Kapal itu mengangkut sepuluh orang, termasuk Kapten Briggs, istrinya, putri mereka yang berusia dua tahun, serta delapan awak kapal.
Mary Celeste tercatat berjuang melawan cuaca buruk selama dua minggu pelayaran untuk mencapai Azores di wilayah Makaronesia, Samudra Atlantik Utara. Itulah tempat terakhir keberadaan kapal pada 25 November 1872 pukul 05.00 pagi.
Sepuluh hari kemudian, Mary Celeste ditemukan terombang-ambing di lautan Azores oleh kapal Inggris, Dei Gratia pada 5 Desember 1872. Padahal, Mary Celeste seharusnya tiba di Italia beberapa hari sebelumnya.
Baca juga: Teka-teki Penyebab Tenggelamnya Kapal Pesiar Mewah Bayesin
Kondisi kapal tanpa awak
Diberitakan Smithsonian Magazine (1/12/2007), tim itu menemukan dasar kapal tergenang setinggi satu meter. Muatan 1.701 barel alkohol industri sebagian besar masih utuh. Pasokan makanan dan air untuk enam bulan juga utuh.
Namun, peta kapal ditemukan berserakan di bawah dek meski barang para awak kapal masih ada di tempatnya. Satu-satunya sekoci penyelamat kapal hilang. Sementara salah satu dari dua pompanya telah dibongkar.
Awak kapal Dei Gratia lalu berlayar dengan Mary Celeste ke Gibraltar di Laut Mediterania.
Di sana, pengadilan angkatan laut Inggris mengadakan sidang untuk menentukan apakah awak kapal Dei Gratia sebagai penyelamat berhak atas pembayaran asuransi milik Mary Celeste.
Jaksa agung yang bertanggung jawab atas sidang tersebut, Frederick Solly-Flood curiga ada kerusakan di kapal dan melakukan penyelidikan. Setelah lebih dari tiga bulan diperiksa, pengadilan tidak menemukan bukti tindak kejahatan.
Akhirnya, para penyelamat menerima pembayaran meski hanya seperenam dari 46.000 dollar AS (setara Rp 709.522.400 saat ini) uang asuransi Mary Celeste. Ini menunjukkan pihak berwenang tidak sepenuhnya yakin awak kapal Dei Gratia tidak bersalah.
Mary Celeste lalu berganti pemilik dan tetap beroperasi. Pemilik terakhirnya, Kapten GC Parker sengaja menabrakkan kapal ke terumbu karang dekat Haiti untuk menipu perusahaan asuransi pada 1885.
Kapal tersebut gagal tenggelam sehingga pihak berwenang menemukan rencananya. Namun, Mary Celeste rusak parah dan ditinggalkan menjadi terumbu karang di sana.
Baca juga: Penyelam Temukan Bangkai Kapal Perang Dunia I, Beberapa Bagian Masih Utuh
Dugaan hilangnya Kapten Briggs
Ahli oseanografer fisik di Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts, Phil Richardson yang terlibat dalam penyelidikan kapal Mary Celeste mengungkapkan, kapal itu tidak rusak saat ditinggalkan di tengah perairan.
"Kapal itu tidak kebanjiran atau rusak parah. Awak kapal yang menemukannya (kemudian) mengarunginya, jadi kondisinya sangat baik," tutur dia.
Saat mewawancarai keturunan Kapten Briggs pemilik Mary Celeste, Arthur Briggs memaparkan bahwa ia mengetahui kapten sangat berpengalaman dan dihormati. Ia menilai, tindakan Briggs pasti rasional.
Pembuat dokumenter kapal itu, Anne MacGregor lalu melakukan analisis kondisi yang dialami Mary Celeste saat berlayar bersama awak kapalnya yang hilang. Kesimpulannya, kapal itu terombang-ambing di laut karena hanyut tanpa kru yang mengendalikan.
"Kami menemukan bahwa kapal itu pada dasarnya berlayar sendiri," kata Richardson.
Mereka menduga kapten memerintahkan kapal itu ditinggal begitu saja sesuai catatan terakhir keberadaannya.
Sebelum ditinggalkan, Kapten Briggs diyakini mengubah haluan menuju utara Pulau Santa Maria untuk mencari tempat berlindung sebelum mencapai Azores.
Mary Celeste disebut baru selesai mengangkut batu bara dan mengalami perbaikan besar sebelum dipakai berlayar. Debu batu bara dan puing konstruksi diduga mengotori pompa kapal. Ini mungkin alasan ada pompa yang dibongkar di Mary Celeste.
Karena pompa tidak beroperasi, Briggs tidak yakin tentang berapa banyak air laut yang akan ada di lambung kapalnya. Dia juga tidak memiliki cara memastikan kemungkinan kapal akan tenggelam di tengah cuaca buruk.
Karena itu, mungkin saja Kapten Briggs mengeluarkan perintah agar semua penumpang dan awak Mary Celeste meninggalkan kapal itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.