KOMPAS.com - Teori Big Bang telah lama menjadi fondasi pemahaman kita tentang asal-usul alam semesta.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta bermula dari ledakan dahsyat sekitar 13,8 miliar tahun lalu yang terus berkembang seperti sekarang.
Baca juga: Penjelasan tentang Teori Big Bang
Namun, sebuah penemuan baru dengan observasi teleskop James Webb (JWST) menimbulkan keraguan tentang teori ini.
Hasil observasi menentang teori Big Bang
Studi yang terbit dalam jurnal Particles baru-baru ini sebenarnya ingin melihat alam semesta yang sedang berkembang sesuai dengan prediksi teori Big Bang.
Namun, para peneliti justru menemukan hasil sebaliknya.
Saat mengikuti teori Big Bang, teleskop James Webb justru menangkap gambar galaksi yang tampaknya lebih tua dari yang seharusnya.
Lior Shamir, pemimpin studi ini, menjelaskan bahwa galaksi-galaksi yang terlihat tersebut terlihat "besar dan matang".
Data ini memperkuat dugaan bahwa mungkin ada sesuatu yang salah dengan asumsi kita selama ini tentang asal-usul alam semesta.
Jika galaksi-galaksi tersebut sudah matang sejak awal, berarti alam semesta bisa jadi lebih tua atau berkembang dengan cara yang berbeda dari apa yang dijelaskan oleh teori Big Bang.
Teori Tired Light
Hasil temuan Shamir ini justru mendukung teori Tired Light.
Baca juga: Ada Apa Sebelum Big Bang?
Tired Light Theory pertama kali diusulkan oleh Fritz Zwicky pada tahun 1929.
Teori ini menyatakan bahwa cahaya dari galaksi-galaksi jauh tidak benar-benar menunjukkan bahwa mereka bergerak menjauh lebih cepat, melainkan energi foton cahayanya menurun seiring waktu.
Penurunan energi ini dapat menimbulkan ilusi bahwa galaksi tersebut bergerak lebih cepat dari yang sebenarnya??.
Dalam penelitian terbaru, Shamir mengukur redshift (pergeseran merah) dari lebih dari 30.000 galaksi dan menemukan pola yang mendukung teori ini.
Dia menyimpulkan bahwa galaksi yang bergerak menjauhi Bumi menunjukkan redshift yang lebih rendah dibandingkan galaksi yang berputar ke arah Bumi. Shamir juga menemukan, semakin jauh galaksi tersebut, semakin besar perbedaan redshift-nya.
Hal ini konsisten dengan prediksi teori Tired Light?.
Sedangkan jika menurut teori Big Bang, redshift ini menunjukkan bahwa alam semesta sedang mengembang.
Hasil studi Shamir justru memunculkan argumen bahwa alam semesta tidak mengembang tapi statis. Sedangkan redshift yang kita lihat ini bukan akibat dari galaksi yang menjauh tapi cahaya melemah saat menempuh jarak sangat jauh.
Baca juga: Fakta-fakta Menarik tentang Teori Big Bang
Jadi, apakah teori Big Bang tidak lagi relevan?
Meskipun demikian, temuan Shamir tidak serta merta membantah teori Big Bang. Namun, temuan ini menimbulkan pertanyaan penting.
Jika redshift yang diamati pada galaksi-galaksi jauh tidak hanya disebabkan oleh kecepatan mereka yang menjauh, kita mungkin perlu mengevaluasi kembali dasar-dasar teori Big Bang.
Selain itu, teori Tired Light juga menawarkan penjelasan yang menarik untuk fenomena-fenomena yang menantang model Big Bang.
Misalnya, mengapa kita melihat galaksi-galaksi yang tampaknya lebih tua dari alam semesta itu sendiri?
Mungkinkah cahaya yang kita amati telah kehilangan energi seiring berjalannya waktu, bukan karena alam semesta mengembang dengan cepat?
Dengan hasil-hasil penelitian terbaru, seperti yang dilakukan oleh Shamir dan timnya, penting untuk tetap terbuka terhadap ide-ide baru dalam kosmologi.
Alam semesta mungkin jauh lebih kompleks daripada yang kita pahami. Melalui penelitian yang berkelanjutan kita mungkin dapat mendekati jawaban yang sebenarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.