KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan pembahasan seputar kosmetik yang dibuat secara maklon.
Pembahasan kosmetik masklon berawal dari unggahan video yang dibagikan oleh sebuah akun media sosial X (Twitter) @liang*** pada Sabtu (21/9/2024).
Video tersebut berisi merek-merek kosmetik yang dibuat secara maklon di China.
Sayangnya, berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (23/9/2024) sore, unggahan tersebut sudah dihapus.
Kendati demikain, banyak warganet masih ramai membahas maklon kosmetik yang beredar di Indonesia.
Lalu, apa maksud dari maklon kosmetik?
Baca juga: BPOM Temukan 5.937 Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya pada Awal 2024
Maklon kosmetik
Diberitakan Kompas.com (15/9/2022), istilah maklon berasal dari bahasa Belanda maakloon yang berarti "biaya produksi".
Kata maakloon lalu diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi maklon.
Produk maklon berkembang pada masa Revolusi Industri 4.0 era 1990-an, ketika internet dan digitalisasi mulai menjadi kebutuhan yang mempermudah pekerjaaan.
Maklon adalah jasa pengolahan produk yang dilakukan pihak lain atau perusahaan maklon untuk menghasilkan suatu produk yang dapat dipasarkan dengan merek berbeda dari perusahaan produksinya.
Perusahaan maklon bertanggung jawab memproduksi suatu produk. Sementara, pengguna jasa maklon berhak menjadi pemilik merek dan bertugas memasarkan produknya.
Produk maklon lekat kaitannya dengan industri fesyen dalam proses pembuatan pakaian, kosmetik perawatan kulit, rambut, dan tubuh.
Baca juga: Ramai soal Daftar Makeup China Disebut Mengandung Karsinogen, Ini Kata BPOM
Dikutip dari laman Gramedia, terdapat beberapa jenis perusahaan maklon. Berikut rinciannya:
- Toll manufacturing: perusahaan maklon dengan fasilitas pembuatan produk, tanpa menyediakan bahan baku produk
- Contract manufacturing: perusahaan maklon menyediakan bahan baku dan memfasilitasi proses produksi
- Fully fledged manufacturing atau one stop makloon: perusahaan penyedia jasa maklon dengan layanan terlengkap, meliputi penyedaiaan bahan baku, proses produksi massal produk, serta penanggung jawab terkait legalitas dan pemasaran produk
Sementara itu, proses produksi perusahaan maklon terbagi menjadi dua, yakni Original Design Manufacturer (ODM) dan Original Equipment Manufacturer (OEM).
- ODM: pemilik merk bebas menentukan desain dan spesifikasi produk yang mereka jual, serta diproduksi perusahaan maklon
- OEM: pemilik merek tinggal mengeklaim serta mendaftarkan produk yang sudah ditentukan desain dan spesifikasinya oleh perusahaan maklon.
Baca juga: Benarkah Kedaluwarsa Kosmetik yang Sudah Dibuka Menyesuaikan PAO? Ini Kata BPOM
Proses produksi maklon
Perusahaan maklon kemudian membuat sampel produk kosmetik dengan formulasi sesuai permintaan pemilik merek. Produk ini bebas didaftarkan hak ciptanya oleh pemilik merek.
Setelah hak cipta produk maklon didapatkan, perusahaan tersebut memproduksi produk yang diinginkan, termasuk mendaftarkan produk ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sambil menunggu persetujuan edar dari BPOM, perusahaan maklon bersama pemilik merek menyiapkan desain dan produksi kemasan produk tersebut.
Begitu izin edar BPOM didapat, produk kosmetik hasil maklon dikirimkan ke pemilik merek. Produk itu siap diperjualbelikan.
Dalam prosesnya, perusahaan maklon dapat menyediakan jasa pembuatan produk, seperti tim formulator, desain, pengurus legalitas, penyedia bahan, dan tim produksi massal.
Perusahaan maklon akan menentukan biaya produksi yang harus dipenuhi pemilik merek, dengan nominal tergantung jenis produk dan spesifikasi formulanya.
Namun, biaya maklon setidaknya dapat diperkirakan dengan menghitung harga satuan produk, misalnya Rp 30.000 hingga Rp 50.000, dikali jumlah produk yang ingin dibuat.
Baca juga: BPOM Cabut Izin Edar 4 Kosmetik karena Langgar Aturan Iklan, Ini Rinciannya
Untung rugi produk maklon
Dibandingkan produk kosmetik yang diproduksi pemilik merek, produk maklon memiliki keuntungan dan kerugian tertentu.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dari produk kosmetik maklon maupun produk kosmetik buatan pemilik merek.
1. Biaya produksiDikutip dari laman BPOM Semarang, produk maklon biayanya lebih rendah. Pemilik merek tidak perlu membangun pabrik untuk membuat produk dan menyiapkan formula sendiri.
2. Pengalaman produksiPerusahaan maklon biasanya berpengalaman dan berpengetahuan dalam industrinya. Karena itu, produk yang dihasilkan bisa lebih berkualitas.
3. Risiko rendahPengusaha muda yang menggunakan maklon bisa lebih fokus mengembangkan dan memasarkan produknya tanpa menghadapi risiko besar membuat produk baru dari awal.
4. Kurang inovatifSebaliknya, diberitakan AZ Big Media (23/7/2023), produk maklon kurang memiliki formula dan kemasan unik. Sebab, produknya ditentukan sesuai kemampuan perusahaan maklon.
5. Branding produkProduk yang dibuat pemilik merek sendiri membuat proses branding lebih baik. Pasalnya, formula, kemasan, dan pelabelannya berbeda dari produk lain di pasaran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.