Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri "Kapal Hantu" SS Ourang Medan yang Tenggelam di Selat Malaka

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons/Schouten, Wouter
Kapal-kapal Belanda di Pelabuhan Malaka. Misteri Kapal SS Ourang Medan, kapal hantu yang tenggelam di Selat Malaka
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kisah-kisah misterius tentang kapal yang menghantui samudra sering kali menarik perhatian.

Salah satunya, misteri Kapal SS Ourang Medan yang menegangkan dan kerap menjadi topik perdebatan di kalangan sejarawan maupun pakar maritim.

Pada 1940-an, kapal Hindia Belanda dengan nama lambung SS Ourang Medan dilaporkan meledak di Selat Malaka, antara Sumatera, Indonesia dengan Malaysia.

Sebelum meledak dan tenggelam di lautan, seluruh awak kapalnya dikabarkan tewas dalam keadaan misterius.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Misteri Kapal Mary Celeste yang Ditemukan Berlayar Tanpa Awak, ke Mana Perginya Kapten Briggs?


Kisah misterius Kapal SS Ourang Medan

Dilansir dari laman All That's Interesting, misteri Kapal SS Ourang Medan bermula saat berlayar melalui Selat Malaka pada 1940-an, sekitar 1947 atau 1948.

Tiba-tiba, sebuah kapal lain yang berada di dekatnya menerima pesan aneh dari Kapal SS Ourang Medan.

"Kami berlayar. Semua perwira, termasuk kapten, tewas di ruang peta dan di anjungan. Mungkin seluruh awak tewas. Saya mati," bunyi pesan yang diterima.

Beberapa saat kemudian, tidak ada lagi sinyal yang diterima dari SS Ourang Medan.

Setelah menerima pesan, kapal Amerika Silver Star mulai melacak keberadaan SS Ourang Medan dan berangkat untuk menyelidiki.

Sesampainya di lokasi, mereka menemukan pemandangan mengerikan seluruh awak kapal tewas dengan gigi terbuka, wajah menghadap Matahari, dan menatap seolah ketakutan.

Anjing kapal juga ditemukan tewas di tengah geraman. Namun, anehnya, tidak ada satu pun mayat yang menunjukkan tanda-tanda cedera fisik.

Tidak ada waktu untuk menyelidiki kematian atau menarik kapal ke pelabuhan karena sesaat setelah kru penyelamat tiba, asap terlihat mengepul dari ruang kargo Ourang Medan.

Dengan beberapa detik tersisa, kru penyelamat berhasil kembali ke Silver Star sebelum SS Ourang Medan meledak.

Ledakan ini membuat kapal tenggelam ke dasar laut, tidak menyisakan apa pun kecuali cerita yang dimuat dalam surat kabar.

Baca juga: Kisah Penerbangan Adam Air 782 Tersesat ke Tambolaka, Semua Selamat tapi Pelanggaran Berat

Pengakuan ABK: kapal membawa bahan berbahaya

Pada 1948, sebuah surat kabar Belanda-Indonesia, De locomotief, menyebutkan, SS Ourang Medan berlayar dari pelabuhan China ke Kosta Rika untuk merahasiakan kargo ilegal.

Cerita tersebut diungkap oleh seorang pria bernama Jerry Rabbit, anak buah kapal (ABK) SS Ourang Medan yang selamat.

Rabbit dilaporkan terdampar di pantai Kepulauan Marshall di Oseania dalam sekoci penyelamat bersama enam awak yang tewas sepuluh hari setelah Ourang Medan meledak.

Dia menghubungi seorang misionaris dan menceritakan kisah aneh tentang bertahan hidup di dalam kapal.

Rabbit mengaku bergabung dengan awak kapal Ourang Medan di Shanghai, China. Dia mengeklaim, 15.000 peti dengan isi tidak diketahui telah dimuat ke kapal sebelum berangkat ke Kosta Rika.

Saat itulah, Rabbit menyadari bahwa dia telah bergabung dengan operasi penyelundupan. Ketika mendengar rekan-rekan mengeluhkan kram perut, Rabbit mulai curiga.

Kapal selundupkan asam sulfat dll. 

Ketika seorang awak meninggal, rasa curiga kian berkembang hingga menggerakkannya untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Rabbit mengintip buku catatan kapal dan menemukan peti-peti tersebut berisi asam sulfat, kalium sianida, dan nitrogliserin.

Dia menduga, asam sulfat dalam peti bocor, sehingga menguarkan gas yang perlahan-lahan mencekik awak kapal.

Saat semakin banyak orang tewas, Rabbit dan enam orang lainnya menyelinap pergi dengan sekoci penyelamat.

Sayangnya, tak seorang pun awaknya yang selamat dalam perjalanan, menyisakan Rabbit seorang diri yang juga meninggal tidak lama setelah menceritakan kisah anehnya.

Selain dari satu satu cerita yang dimuat dalam surat kabar tahun 1940-an, tidak ada lagi catatan tentang keberadaan Jerry Rabbit.

Bahkan, tidak ada catatan tentang kapal bernama SS Ourang Medan sama sekali.

Baca juga: Kapal Harus Mendaki Anak Tangga Khusus Saat Lewati Terusan Panama, Begini Cara Kerjanya

Catatan keberadaan Kapal SS Ourang Medan

Berdasarkan Lloyd's Register of Ships yang telah menyimpan catatan setiap kapal dagang sejak 1764, tidak ada kapal bernama SS Ourang Medan yang pernah didokumentasikan.

Laporan resmi tentang insiden tenggelamnya kapal tersebut di Selat Malaka juga tidak pernah ada.

Terlebih lagi, tidak ada bukti bangkai kapal yang pernah ditemukan di Selat Malaka atau tempat lain di sekitarnya.

Peneliti Jerman, Profesor Theodor Siersdorfer, pernah menemukan sebuah publikasi tahun 1953 berjudul Death Ship in the South Seas atau Kapal Kematian di Laut Selatan yang menawarkan bukti tentang insiden ini.

Publikasi itu menyatakan, Ourang Medan memang membawa kalium sianida dan nitrogliserin, yang menyebabkan kapal ini meledak.

Jika kapal tersebut tenggelam selama atau setelah Perang Dunia II, kerahasiaan yang menyelimuti kapal pun cukup masuk akal.

Pasalnya, bahan-bahan tersebut merupakan barang-barang sensitif yang harus diangkut pada saat itu.

Akan tetapi, satu laporan mengenai Kapal SS Ourang Medan bukan berarti kapal ini benar-benar ada.

Disadur dari laman How Stuff Works, penulis sejarah dan kisah kejahatan nyata, Michael East mengatakan, tidak ada catatan pengiriman kapal dengan nama Ourang Medan.

"Tidak seorang pun pernah maju untuk mengatakan mereka mengenal kapal itu atau pernah bertugas di sana," kata East.

Dia menambahkan, orang-orang cenderung menyukai cerita misteri yang berhubungan dengan laut.

Itulah mengapa peristiwa seputar hilangnya Kapal SS Ourang Medan terus diceritakan dengan gaya berbeda, tetapi dengan akhir kematian awaknya yang mengerikan.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi