Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penemuan di Luar Angkasa yang Masih Sulit Dijelaskan oleh Ilmuwan

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Beat Schuler
Ilustrasi alam semesta.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Luar angkasa adalah zona di luar atmosfer Bumi, di mana tidak ada udara untuk dihirup atau untuk menyebarkan cahaya.

Luasnya ruang angkasa dan sifat membingungkan dari objek-objek kosmik yang ada di sana, memberikan banyak sekali bahan untuk dieksplorasi oleh para astronom.

Ada banyak misteri-misteri mengenai luar angkasa yang sampai dengan saat ini terus diteliti oleh para ilmuwan untuk menemukan jawabannya.

Beberapa telah berhasil dijelaskan, namun sebagian lain masih menjadi misteri dan dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengungkapnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bukan Hanya Manusia, Ini 5 Hewan yang Berhasil Pergi ke Luar Angkasa


Penemuan misterius di luar angkasa

Dilansir dari laman Live Science, berikut adalah beberapa penemuan di luar angkasa yang masih sulit dijelaskan oleh para ilmuwan:

1. Planet Nine

Jauh di luar orbit Neptunus, sebuah entitas misterius dan masif tengah bergerak melalui cincin objek es yang mengelilingi tata surya. Objek teoritis ini dikenal sebagai Planet Nine.

Ia diperkirakan berukuran lima hingga 10 kali lebih besar dari Bumi dan membutuhkan waktu hingga 10.000 tahun untuk menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi matahari.

Namun, selain "kelokan" aneh pada orbit objek-objek di dekatnya, masih belum ada bukti konkret tentang keberadaan Planet Nine.

Baca juga: NASA Deteksi Medan Listrik yang Picu Angin Supersonik, Bisa untuk Mencari Planet Layak Huni

2. Lubang hitam yang melarikan diri

Pada April 2023, para astronom melaporkan telah mendeteksi sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya: sebuah lubang hitam yang "melarikan diri".

Ia tidak terikat oleh galaksi mana pun dan melesat di luar angkasa dengan kecepatan 4.500 kali kecepatan suara dengan jejak bintang yang sangat besar melesat di belakangnya.

Masih dibutuhkan informasi lebih lanjut, dan jika dapat dikonfirmasi oleh studi lanjutan, ini akan menjadi bukti pertama bahwa lubang hitam dapat melarikan diri dari galaksi mereka.

3. Planet pengembara

Pada 2023, Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) mendeteksi lebih dari 500 planet "pengembara" yang mengambang bebas yang meluncur melalui Nebula Orion.

Sekitar 80 di antaranya terlihat mengorbit satu sama lain dalam pasangan biner, dan ini menjadi sebuah fenomena tanpa penjelasan yang jelas.

Karena planet pengembara ini kira-kira sebesar Jupiter, para ilmuwan menamakannya objek biner bermassa Jupiter (Jupiter-mass binary objects) atau JUMBOs.

NASA memperkirakan bahwa mungkin ada triliunan planet pengembara di galaksi. Namun, model saat ini gagal menjelaskan tentang keberadaan JUMBOs.

Baca juga: Sama-sama Teori tentang Struktur Tata Surya, Apa Perbedaan Geosentris dan Heliosentris?

4. Gelembung fermi

Para astronom dapat melihat bukti letusan besar dan energik dari lubang hitam dalam bentuk dua set gelembung raksasa, gelembung Fermi dan gelembung eROSITA, di atas galaksi Bima Sakti.

Meskipun ukurannya luar biasa besar, Anda tidak dapat melihatnya di langit; gelembung Fermi hanya dapat dilihat oleh teleskop yang mendeteksi sinar gamma, sedangkan gelembung eROSITA hanya terlihat sebagai sinar-X.

Dan para astronom masih belum tahu persis bagaimana gelembung-gelembung itu terbentuk.

5. The big question

Saat mempelajari bercak cahaya bintang aneh Herbig-Haro 46/47, JWST menemukan sesuatu misterius di latar belakangnya, gumpalan gas panas berbentuk tanda tanya.

Tidak jelas apa sebenarnya objek itu atau seberapa jauh jaraknya, tetapi warna kemerahannya dalam gambar menunjukkan bahwa objek itu sangat kuno.

Apa pun itu, the big question atau “tanda tanya” kosmik hanyalah satu dari sekian banyak teka-teki yang diperkenalkan oleh pengamatan inovatif JWST.

Baca juga: Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Berapa jumlah galaksi di alam semesta?

Dilansir dari laman Space.com, meskipun perkiraan di antara para ahli berbeda-beda, kisaran jumlah galaksi yang dapat diterima adalah antara 100 hingga 200 miliar galaksi.

Teleskop Luar Angkasa Hubble telah berhasil dalam penghitungan dan estimasi mengenai jumlah galaksi di alam semesta.

Pada 1995, para astronom mengarahkan teleskop ke wilayah yang tampak kosong di Ursa Major, dan mengumpulkan observasi selama 10 hari.

Hasilnya adalah sekitar 3.000 galaksi redup dalam satu bingkai, dengan tingkat keredupan sebesar 30 skala Richter.

Baca juga: Galaksi Andromeda dan Bimasakti Disebut Mulai Bertabrakan, Apa Dampaknya?

Ketika teleskop Hubble menerima peningkatan pada instrumennya, para astronom mengulangi percobaan tersebut beberapa kali.

Secara keseluruhan, Hubble mengungkap sekitar 100 miliar galaksi di alam semesta, namun jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi sekitar 200 miliar seiring dengan kemajuan teknologi teleskop di luar angkasa.

Namun apapun instrumen yang digunakan, metode memperkirakan jumlah galaksi tetap sama. Anda mengambil bagian langit yang dicitrakan oleh teleskop (dalam hal ini, Hubble).

Kemudian, dengan menggunakan rasio sepotong langit terhadap seluruh alam semesta, Anda dapat menentukan jumlah galaksi di alam semesta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi