Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Gerhana Matahari Cincin 2 Oktober 2024, Bisakah Dilihat dari Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
pixabay
Gerhana matahari cincin.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Fenomena gerhana Matahari cincin atau biasa disebut ring of fire akan terjadi pada Rabu (2/10/2024).

Gerhana Matahari cincin ini terjadi saat Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi dan saat Bulan berada pada titik terjauhnya dari Bumi.

Dikutip dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Bulan yang berada lebih jauh dari Bumi akan membuatnya tampak lebih kecil daripada Matahari.

Saat gerhana Matahari cincin terjadi, Bulan tidak sepenuhnya menutupi Matahari dan menciptakan sesuatu yang tampak seperti cincin api di langit.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apakah gerhana Matahari cincin pada 2 Oktober 2024 dapat diamati di Indonesia?

Baca juga: Ada Gerhana Bulan Sebagian 17 September, Bisa Diamati di Indonesia?

Penjelasan ahli

Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengatakan, fenomena gerhana Matahari cincin tidak dapat diamati di Indonesia.

Peristiwa tersebut tidak dapat diamati karena gerhana terjadi pada saat dini hari di seluruh wilayah Indonesia.

“Wilayah gerhana Matahari cincin 2-3 Oktober 2024 hanya meliputi sebagian besar benua Amerika selatan,” ungkap Marufin kepada Kompas.com, Kamis (26/9/2024).

Negara di Amerika Selatan yang dilewati gerhana yakni Brasil, Argentina, Chile, Bolivia, Uruguay, dan Paraguay.

Selain itu, peristiwa gerhana Matahari cincin juga dapat dilihat dari sebagian besar perairan Samudra Pasifik yang meliputi Hawaii di utara hingga Selandia Baru di barat. 

Baca juga: Deretan Fenomena Astronomi pada September 2024, Ada Gerhana Bulan Sebagian

Mengenal gerhana Matahari cincin

Pada gerhana Matahari cincin 2 Oktober 2024 nanti, Bulan menempati posisi terjauhnya terhadap Bumi (posisi apogee).

Posisi apogee tepat terjadi saat gerhana, yakni hanya 50 menit pasca puncak gerhana Matahari.

Pada saat Gerhana terjadi, jarak Bulan ke Bumi diperhitungkan adalah 398.400 kilometer dari paras Bumi ke paras Bulan.

Jarak ini lebih besar ketimbang jarak rata-ratanya, yaitu 376.300 kilometer dari paras Bumi ke paras Bulan.

“Seperti gerhana Matahari umumnya, gerhana ini juga terjadi sejak Matahari terbit hingga Matahari terbenam,” terangnya.

Di Samudra Pasifik bagian tengah, tepatnya di Kepulauan Kiribati, Matahari terbit sudah dalam kondisi gerhana. 

Sementara itu di Rio de Janeiro, Brasil, dan Antartika, gerhana terjadi tepat saat Matahari mulai terbenam. 

Sebagai informasi, wilayah gerhana Matahari cincin terbagi atas zona antumbra dan zona penumbra.

Zona antumbra merupakan kawasan yang bisa menyaksikan puncak atau annularitas gerhana yang berbentuk pita sempit.

Sementara zona penumbra adalah kawasan yang dapat menyaksikan gerhana Matahari sebagai gerhana sebagian. 

“Zona antumbra berbentuk mirip pita sempit dengan lebar maksimum 266 kilometer yang melintasi provinsi Aysen, Chile dan provinsi Santa Cruz, Argentina,” jelas Marufin.

Gerhana Matahari cincin akan mencapai titik maksimum di tengah Samudra Pasifik dengan durasi annularitas selama 7 menit 25 detik.

Baca juga: Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi