KOMPAS.com - Bumi akan memiliki bulan kedua berupa asteroid kecil yang mengorbit selama dua bulan.
Asteroid tersebut ditemukan pada Agustus 2024 dan akan menjadi “bulan mini” mulai Minggu (29/9/2024) hingga Senin (25/11/2024), dilansir dari CBS News, Jumat (20/9/2024).
Meskipun demikian, sekelompok ilmuwan asal Hungaria berpendapat, Bumi sebenarnya dikelilingi oleh Bulan dan dua satelit bayangan lainnya.
Baca juga: Menilik 2024 PT5, Bulan Kedua yang Mengorbit Bumi mulai 29 September
Awan debu yang mengorbit Bumi
Pada tahun 1961, seorang ilmuwan asal Polandia, Kazimierz Kordylewski, mengamati dua satelit lain Bumi untuk pertama kalinya, dikutip dari The Weather, Kamis (8/11/2018).
Setelah berhasil diamati, Kordylewski kemudian memberikan nama kepada dua bulan lainnya itu sebagai awan debu Kordylewski (KDC).
Penemuan dua satelit alami Bumi tersebut dipublikasikan dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Society pada 2018.
Menurut temuan baru, setiap awan Kordylewski memiliki lebar sekitar 15 x 10 derajat, atau setara dengan 30 x 20 cakram Bulan di langit malam, dilansir dari National Geographic, Selasa (6/11/2018).
Ukuran tersebut kira-kira setara dengan sembilan kali lebih lebar dari Bumi dalam ukuran yang sebenarnya.
Studi tersebut menemukan bahwa “bulan-bulan baru” itu seluruhnya terbuat dari partikel-partikel debu.
Meskipun berukuran besar, namun partikel-partikel yang menyusunnya diperkirakan hanya berukuran satu mikrometer.
Baca juga: Bumi Akan Punya 2 Bulan, Bisakah Dilihat dengan Mata Telanjang?
Awan Kordylewski sulit diamati
Seorang astronom, Judit Sliz-Balogh mengatakan, awan Kordylewski merupakan obyek yang sulit ditemukan meskipun jaraknya hampir sama dengan Bumi-Bulan, dikutip dari Science Alert, Senin (29/10/2018).
Awan Kordylewski telah menjadi spekulasi selama puluhan tahun, tetapi ilmu pengetahuan yang mendasari keberadaannya sudah ada sejak lama.
Cahaya Matahari yang terpantul dari partikel-partikel ini membuat mereka bersinar meski redup.
Selain itu, awan satelit ini tetap tersembunyi dalam kegelapan luar angkasa karena keduanya sangat redup.
Kini, keberadaan awan Kordylewski dapat diindentifikasi dengan menggunakan filter polarisasi khusus pada kamera.
"Sekarang kami menemukan bukti pengamatan baru untuk keberadaan awan debu Kordylewski di sekitar titik khusus sistem L5 Bumi-Bulan," ungkap Judit.
Sebagai informasi, L5 merupakan titik Lagrange dari sistem gravitasi antara Bumi dan Bulan dan merupakan tempat keseimbangan di angkasa.
Selain awan Kordylewski, di tempat tersebut juga banyak ditemukan obyek atau benda langit kecil lainnya.
Baca juga: Bumi Bakal Punya 2 Bulan Selama 53 Hari, Apa Dampaknya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.