Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Peristiwa G30S: Latar Belakang, Kronologi, dan Tokoh-tokohnya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI
Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Peristiwa Gerakan 30 September atau G30S yang terjadi pada akhir September 1965 merupakan sejarah kelam bangsa Indonesia.

Pada saat itu terjadi penculikan dan pembunuhan enam jenderal dan satu perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) oleh kelompok yang menyebut diri mereka sebagai 'Gerakan 30 September'.

Korban meninggal dalam peristiwa G30S kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia. 

Berikut sejarah, kronologi, tokoh yang terlibat, dan korban penculikan serta pembunuhan G30S:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S/PKI Ditemukan di Lubang Buaya

Latar belakang peristiwa G30S

Peristiwa G30S menjadi sejarah pengkhianatan terbesar yang terjadi di Indonesia. Peristiwa itu disebut-sebut melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan sejumlah tokoh Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Aksi tersebut terjadi pada 30 September 1965 malam hingga 1 Oktober 1965 pagi.

Dikutip dari Kompas.com (29/3/2023), Peter Kasenda dalam buku Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI (2016) menyebutkan, PKI mendapatkan informasi mengenai Dewan Jenderal dari rekan mereka di militer yang merupakan simpatisan PKI. 

Atas dasar informasi itu, sejumlah perwira militer simpatisan PKI yang loyal kepada Soekarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah kudeta.

DN Aidit yang saat itu menjadi ketua dari PKI dianggap sebagai tokoh yang paling bertanggungjawab dalam peristiwa G30S.

Peristiwa G30S bermula saat 30 September malam jelang 1 Oktober 1965 dini hari, Letkol Untung Samsoeri yang saat itu merupakan anggota dari Pasukan Pengawal Istana atau seringkali disebut Cakrabirawa memimpin gerakan G30S.

Gerakan itu menargetkan menculik Perwira Tinggi TNI AD untuk dihadapkan pada Presiden Soekarno. Namun dalam perjalanannya, tiga orang perwira tinggi tewas terbunuh di rumahnya.

Sementara lainnya, diculik dan dibawa paksa ke Lubang Buaya. Semua jenazah perwira TNI AD itu ditemukan di sebuah sumur yang kini dikenal sebagai Lubang Buaya. 

Baca juga: Peristiwa G30S/PKI: Sejarah, Kronologi, dan Tokohnya

Kronologi peristiwa G30S

Menurut catatan Kompas.com (26/9/2022), peristiwa G30S bermula dari penculikan para jenderal TNI AD pada malam 30 September 1965.

Dilansir dari Kompas.com (30/9/2023), Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa Letkol (Inf) Untung Samsoeri selaku pimpinan operasi bergegas menuju ke Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur untuk melakukan inspeksi pada 1 Oktober 1965. 

Ia kemudian membagi eksekutor ke dalam 3 satuan.

Setelah memastikan kesiapan Lubang Buaya, Untung bersama Kolonel (Inf) Latief bergerak ke Gedung Biro Perusahaan Negara Aerial Survey (Penas) di Jalan Jakarta By Pass (kini Jalan Jend. A Yani), Jakarta Timur.

Gedung Penas itu sebelumnya disiapkan untuk memantau jalannya operasi penangkapan para jenderal.

Letkol Untung sendiri berperan sebagai pemimpin operasi penangkapan para jenderal.

Sementara jumlah pasukan yang datang kurang dari 100 personel, angka ini jauh yang diharapkan untuk memantik revolusi.

Oleh karena itu, operasi yang awalnya hanya bertujuan untuk menangkap para jenderal ini untuk dibawa ke hadapan Presiden Soekarno ini berubah menjadi pembunuhan.

Para jenderal dibunuh setelah diculik pada malam 30 September 1965. PKI kemudian dituding menjadi dalang G30S dengan tujuan mengambil alih kekuasaan pemerintahan di Indonesia.

Baca juga: Jadi Film Wajib Era Soeharto, Mengapa Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI Berhenti Ditayangkan?

Korban penculikan dibuang ke Lubang Buaya

Pada 1 Oktober 1965 sini hari, seluruh pasukan G30S kembali ke Lubang Buaya. Saat itu, para prajurit menurunkan empat orang korban penculikan yang terikat dan ditutup matanya serta tiga mayat.

Hal ini membuat Wakil Komandan Satgas Pringgodani Mayor (Udara) Gatot Soekrisno kebingungan karena dirinya mengira para jenderal itu akan dihadapkan kepada Soekarno.

Kondisi itu tentu saja keluar dari skenario awal.

Rentetan peristiwa terus berlanjut hingga pengepungan kantor berita Radio Republik Indonesia (RRI) oleh G30S.

Satu hal yang cukup mengherankan adalah adanya siaran Gerakan 30 September melalui studio RRI.

Mereka yang terlibat dilaporkan mengenakan baret dan sapu tangan hijau di sekeliling leher.

Pasukan tersebut kemudian melakukan siaran gelap dan menyatakan membentuk Dewan Revolusi Indonesia. Kabinet Dwikora yang dibentuk Bung Karno juga dinyatakan demisioner oleh mereka.

Dalam siaran itu, mereka juga mengumumkan penangkapan sekelompok orang yang disebut Dewan Jenderal. Penangkapan itu dilakukan untuk menyelamatkan Republik Indonesia dari tindakan Dewan Jenderal.

Mereka menyebut, Dewan Jenderal adalah gerakan subversif dan disponsori oleh CIA dan bermaksud menggulingkan pemerintahan Soekarno.

Pendudukan RRI oleh G30S itu berlangsung hingga pukul 19.00 WIB lantaran pasukan RPKAD kemudian mengambil alih RRI.

Baca juga: 3 Teori soal Dalang dan Penyebab Peristiwa G30S/PKI

Tokoh yang terlibat G30S

Beberapa tokoh diduga terlibat dan ikut berperan dalam G30S. Mereka ikut menculik dan membunuh Perwira TNI AD itu. Berikut tokoh yang terlibat G30S:

1. D.N. Aidit

D.N. Aidit atau Dipa Nusantara Aidit merupakan sosok yang diduga terlibat di balik peristiwa G30S.

Ia merupakan Ketua Umum Comite Central (CC) yang berhasil membuat PKI menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia.

Setelah peristiwa G30S meletus, ia dituding sebagai dalang peristiwa nahas itu hingga kemudian ditangkap di rumah persembunyiannya di Solo, Jawa Tengah.

2. Sjam Kamaruzaman

Sjam Kamaruzaman merupakan Ketua Biro Khusus PKI yang juga dicurigai ikut bertanggung jawab dalam peristiwa G30S.

Biro Khusus yang dipimpinnya merupakan organisasi rahasia PKI yang diduga merancang kudeta dengan menyusup dan memengaruhi kelompok tentara berhaluan kiri.

Sjam ditangkap di Cimahi pada 9 Maret 1967. Dalam pengadilan, ia mengakui perannya di peristiwa G30S dan dieksekusi pada 1986.

3. Letkol Untung Syamsuri

Letnan Kolonel Untung Syamsuri adalah Komandan Batalyon KK I Cakrabirawa yang menjadi tokoh kunci di balik peristiwa G30S.

Pengawal Presiden Soekarno itu diduga sebagai penggerak pasukan Cakrabirawa untuk melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap tujuh jenderal militer pada peristiwa G30S.

Meski sempat melarikan diri, Letkol Untung tertangkap di Brebes, Jawa Tengah dan dieksekusi mati pada 1966.

Diberitakan Kompas.com (29/9/2023), selain tiga nama di atas, beberapa nama juga diduga berperan dalam peristiwa G30S. Mereka di antaranya Kolonel Abdul Latief (Komandan Garnisun Kodam Jaya) dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim). 

Mereka bekerja bersama Sjam Kamaruzaman untuk menyusun daftar jenderal TNI AD yang termasuk dalam Dewan Jenderal dan dianggap berbahaya.

Baca juga: Melihat Museum Dharma Bhakti Kostrad, Tempat Patung Penumpas G30/S PKI yang Dibongkar

Korban G30S

Sepuluh korban tewas dari TNI dan Polri dalam peristiwa G30S itu kini dianugerahi dengan gelar Pahlawan Revolusi. Beberapa di antaranya, namanya diabadikan menjadi nama jalan.

Dikutip dari Kompas.com (30/9/2023), berikut 10 korban G30S: 

1. Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Soetojo Siswomihardjo

Sutoyo Siswomiharjo adalah seorang perwira tinggi TNI AD yang gugur dalam peristiwa G30S. Jenazahnya ditemukan di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965.

Diduga, Sutoyo menjadi korban pembunuhan karena dianggap menentang pembentukan Angkatan Kelima PKI.

2. Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922 Ia menjadi salah satu korban G30S. Mayatnya ditemukan di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965.

Selama hidupnya, ia aktif dalam berbagai peristiwa militer, termasuk operasi pemberantasan PKI Madiun pada 1948, Agresi Militer Belanda II, hingga penumpasan DI/TII di Jawa Tengah.

3. Mayor Jenderal TNI (Anumerta) D.I. Panjaitan

Mayjen Panjaitan memiliki karier cemerlang di bidang militer, termasuk tugas belajar ke Amerika Serikat setelah diangkat menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat.

Namun, ia meninggal pada peristiwa 1 Oktober 1965 akibat peristiwa G30S.

Baca juga: Aturan Pengibaran Bendera Peringatan G30S/PKI dan Hari Kesaktian Pancasila

4. Kapten Czi (Anumerta) Pierre A. Tendean

Kapten Czi (Anumerta) Pierre A. Tendean adalah ajudan Jenderal A.H. Nasution pada 1965.

Ia ditangkap oleh pasukan G30S karena disangka sebagai Jenderal A.H. Nasution padahal Tendean tidak memberontak.

Ia akhirnya dibunuh lalu mayatnya dimasukkan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya.

5. Brigadir Jenderal (Anumerta) Katamso

Brigadir Jenderal (Anumerta) Katamso ditemukan meninggal dunia pada 22 Oktober 1965 sebagai korban G30S.

Ia merupakan anggota TKR yang kemudian bergabung dengan TNI setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

6. Agen Polisi Tingkat II (Anumerta) K.S. Tubun

Agen Polisi Tingkat II (Anumerta) K.S. Tubun gugur dalam peristiwa G30S karena melakukan perlawanan saat bertugas di kediaman Dr. Y. Leimena, dekat rumah dinas Jenderal A.H. Nasution.

7. Kolonel (Anumerta) Sugiyono

Kolonel (Anumerta) Sugiyono ditangkap di Markas Korem 072 pada 1 Oktober 1965. Ia dibunuh dan jasadnya ditemukan pada 22 Oktober 1965 di Kentungan, utara Yogyakarta.

Baca juga: Di Mana Sukarno dan Soeharto Saat Peristiwa G30S/PKI?

8. Letnan Jenderal TNI (Anumerta) R. Soeprapto

Raden Soeprapto menjadi korban peristiwa G30S yang diculik dan dibunuh di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965.

Jenazah Soeprapto kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, pada 5 Oktober 1965.

9. Letnan Jenderal TNI (Anumerta) M.T. Haryono

Mas Tirtodarmo Haryono menjadi korban dalam peristiwa G30S.

Sebelum masuk militer, M.T. Haryono menyelesaikan studi kedokteran. Ia dikenal karena menguasai tiga bahasa internasional, yaitu Belanda, Inggris, dan Jerman.

10. Letnan Jenderal TNI (Anumerta) S. Parman

Letnan Jenderal TNI (Anumerta) S. Parman adalah petinggi TNI AD pada masa Orde Lama yang mengurusi bidang intelijen.

Ia gugur dalam peristiwa G30S setelah diculik dan dibunuh karena diduga mengetahui rencana pembentukan Angkatan Kelima.

(Sumber: Kompas.com/ Rebeca Bernike Etania, Widya Lestari Ningsih, Nur Rohmi Aida | Tri Indriawati, Widya Lestari Ningsih).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi