KOMPAS.com - Pemimpin kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon, Hassan Nasrallah meninggal dalam serangan udara di Beirut pada Jumat (27/9/024) waktu setempat
Diberitakan CNN, Sabtu (28/9/2024), Israel dan Hizbullah mengonfirmasi kematian Hassan Nasrallah. Dia tewas ketika jet tempur Israel menyerang daerah pinggiran selatan Beirut, Lebanon.
Hizbullah berjanji akan melanjutkan perjuangan Nasrullah yang disebut sebagai "martir suci" dalam melawan Israel.
"Hizbullah akan melanjutkan perjuangannya untuk menghadapi musuh, mendukung Gaza dan Palestina, dan membela Lebanon dan rakyatnya yang teguh dan terhormat," bunyi pernyataan Hizbullah.
Hassan Nasrallah telah memimpin Hizbullah selama lebih dari 30 tahun. Usai kematiannya, siapa calon pemimpin baru Hizbullah yang menggantikannya?
Baca juga: Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Dipastikan Tewas Dibunuh Israel, Hamas Berbelasungkawa
Pengganti pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah
Tewasnya Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah meninggalkan kekosongan dalam gerakan kelompok tersebut, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu.
Pergantian pemimpin baru Hizbullah juga dinilai sulit karena mereka berada di tengah konflik dengan Israel.
Meski begitu, diyakini ada dua tokoh terkemuka bisa menjadi penerus Nasrallah, yaitu Hashem Safieddine dan Naim Qassem.
Hashem SafieddineHashem Safieddine merupakan sepupu Hassan Nasrallah. Dia lahir pada tahun 1964 di desa selatan Deir Qanoun en-Nahr, Lebanon.
Dia dianggap berpotensi besar menjadi sekretaris jenderal atau pemimpin baru Hizbullah.
Semasa muda, Safieddine belajar teologi bersama Nasrallah di pusat pembelajaran Syiah di Kota Najaf, Irak dan Qom, Iran.
Mereka bergabung dengan Hizbullah sejak awal berdirinya organisasi tersebut.
Safieddine berasal dari keluarga Syiah yang disegani dan memiliki saudara ulama dan anggota parlemen Lebanon. Saudaranya, Abdullah adalah perwakilan Hizbullah di Iran.
Safieddine memiliki hubungan dekat dengan Iran. Putranya, Redha menikah dengan putri dari jenderal tertinggi Iran, Qassem Soleimani yang tewas dalam serangan AS pada 2020.
Dia mengenakan sorban hitam yang menandakan garis keturunan Nabi Muhammad SAW. Dia juga diketahui sebagai pendukung perjuangan Palestina yang tak segan mengancam akan melakukan eskalaasi besar melawan Israel.
Dilansir dari The Economic Times, Minggu (29/9/2024), sebagai pemimpin senior dan anggota kunci eksekutif Hizbullah, dia berperan mengawasi urusan politik, memimpin operasi militer di Dewan Jihad, dan anggota Dewan Syura.
Ikatan keluarga dan kedudukan agama Hashem Safieddine dinilai memperkuat pencalonannya menggantikan Hassan Nasrallah.
Baca juga: Daftar Pemimpin Hizbullah dan Hamas yang Terbunuh dalam Serangan Israel, Terbaru Hassan Nasrallah
Selain Hashem Safieddine, Naim Qassem juga disebut memiliki peluang menjadi pemimpin baru Hizbullah. Dia termasuk salah satu pendiri Hizbullah.
Qassem memiliki gelar Sarjana Sains bidang Kimia dari Lebanon University. Dia menerima pelatihan agama dari pendiri Hizbullah lainnya, Ayatollah Muhammad Hussain Fadlullah.
Qassem mulai berkarier sebagai anggota aktif Partai Amal pada 1970. Dia juga berhubungan dengan Abbas al-Musawi dan Hassan Nasrallah yang memelopori Hizbullah awal 1980-an.
Dia kemudian meninggalkan Amal dan membantu mendirikan Hizbullah. Qassem juga mengajar agama selama beberapa dekade di Beirut.
Pria yang sering disebut "orang nomor dua" kelompok itu menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah sejak 1991.
Dia menjadi wakil pemimpin Hizbullah saat itu, Abbas al-Musawi yang juga dibunuh Israel.
Qassem juga menjadi anggota Dewan Syura Hizbullah. Dia bertugas mengawasi jaringan pendidikan Hizbullah dan memutuskan strategi parlemen kelompok tersebut.
Dia terkenal karena menerbitkan buku berjudul, Hezbollah, The Story from Within pada 2005 yang kini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.
Sebagai tokoh senior, politikus Hizbullah itu dianggap memiliki peran penting dalam kelompok tersebut. Dia juga masuk dalam jaringan ulama terkemuka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.