KOMPAS.com - Cincin planet adalah kumpulan partikel dan objek besar yang membentuk seperti cakram dan mengorbit ekuator sebuah planet.
Material yang membentuk cincin planet umumnya meliputi debu, batu, dan es dengan ukuran yang bervariasi, dan susunan cincin planet tidaklah seragam.
Umum diketahui bahwa planet yang memiliki cincin adalah planet Saturnus. Namun faktanya, ia bukan satu-satunya planet di Tata Surya yang memiliki keistimewaan tersebut.
Baca juga: NASA Deteksi Medan Listrik yang Picu Angin Supersonik, Bisa untuk Mencari Planet Layak Huni
Mengutip laman Britannica, selain Saturnus, cincin planet juga ada di sekitar planet gas lain seperti Jupiter, Uranus, dan Neptunus. Namun Saturnus memiliki sistem cincin terbesar sehingga ia paling dikenal.
Sementara cincin di sekitar Jupiter, Uranus, dan Neptunus jauh lebih kecil, lebih gelap, dan lebih redup daripada cincin Saturnus, dan tidak terlihat hingga abad ke-20.
Cincin-cincin ini bervariasi dalam komposisi dan ukurannya. Mereka juga ada di sekitar beberapa planet kerdil dan benda langit lain yang terlalu kecil untuk dianggap sebagai planet.
Baca juga: Alasan Planet Merkurius dan Venus Tidak Memiliki Bulan atau Satelit Alami
Cincin planet Saturnus
Cincin Saturnus pertama kali diamati pada tahun 1610 oleh Galileo. Akan tetapi, teleskopnya tidak cukup kuat untuk membedakan cincin-cincin tersebut.
Sebaliknya, Saturnus tampak seperti tiga objek yang berjajar, dengan objek di tengah yang lebih besar daripada dua objek lainnya.
Pada 1655, astronom Belanda Christiaan Huygens, dengan menggunakan teleskop yang lebih baik, melihat bahwa Saturnus memiliki cincin.
Cincin Saturnus sangat lebar, membentang mendatar keluar dari planet tersebut sejauh 282.000 kilometer.
Baca juga: Cincin Saturnus Disebut Akan Menghilang pada 2025, Bagaimana Faktanya?
Cincin planet Uranus
Cincin Uranus ditemukan pada tahun 1977 oleh para astronom yang mengamati peredupan bintang saat cincin tersebut lewat di depannya.
Dilansir dari laman Universe Today, cincin-cincin tersebut diyakini berasal dari fragmentasi tabrakan sejumlah bulan yang pernah ada di sekitar planet tersebut.
Dari pengamatan sejauh ini Uranus diketahui memiliki 13 cincin. Namun semuanya sangat redup, sebagian besar buram dan lebarnya hanya beberapa kilometer.
Baca juga: Mengenal Fenomena Hujan Berlian di Planet Uranus dan Neptunus, Apa Penyebabnya?
Cincin planet Jupiter
Cincin Jupiter baru ditemukan pada 1979 ketika wahana antariksa Voyager 1 melakukan penerbangan melintasi planet tersebut.
Cincin tersebut juga diteliti secara menyeluruh pada tahun 1990-an oleh wahana pengorbit Galileo.
Karena sebagian besar terdiri dari debu, sistem cincin tersebut redup dan hanya dapat diamati oleh teleskop paling canggih, atau dari dekat oleh wahana antariksa yang mengorbit.
Namun, selama dua puluh tiga tahun terakhir, cincin tersebut telah diamati dari Bumi berkali-kali, juga oleh Teleskop Antariksa Hubble.
Baca juga: Besar Gaya Gravitasi Setiap Planet di Tata Surya, Jupiter Paling Kuat
Cincin planet Neptunus
Cincin Neptunus pertama kali diamati melalui bintang yang meredup pada 1984, kemudian dikonfirmasi oleh Voyager 2 pada 1989 saat melakukan penerbangan lintas planet tersebut.
Enam cincin telah diamati dalam sistem Neptunus, yang paling tepat digambarkan sebagai samar dan tipis.
Cincin planet Neptunus sangat gelap, dan kemungkinan besar tersusun dari senyawa organik yang diproses oleh radiasi, mirip dengan yang ditemukan pada cincin Uranus.
Sama seperti Uranus dan Saturnus, empat bulan Neptunus mengorbit dalam sistem cincin tersebut.
Baca juga: 7 Fakta Planet Neptunus: Punya Cincin hingga Gravitasi Mirip Bumi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.