KOMPAS.com - Lini masa media sosial X, dulunya Twitter, ramai membahas daftar tanaman herbal yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Daftar jenis tanaman herbal untuk penyakit itu diunggah @bukanhoaxxx pada Selasa (24/9/2024).
Dalam daftar tersebut, beberapa jenis tanaman herbal disebut mampu mengatasi penyakit mulai dari susah tidur, asma, hingga kista dan tumor. Berikut daftarnya:
- Stroke: Kunyit putih - daun salam
- Vertigo: Daun sirsak 3 lembar
- Lambung: Daun bluntas
- Asam urat: Kunyit putih - daun salam
- Darah tinggi: Timun - daun alpukat 3 lembar
- Kolesterol: Kunyit putih - daun salam
- Gula darah: Pinang muda
- Batu ginjal: Labu putih - labu siam - daun bluntas
- Gatal-gatal: Air kelapa - arang
- Radang otak - jantung lemah: Bawang putih dibakar - daun bluntas
- Saraf kejepit: Gula batu - teh - jahe - madu
- Darah rendah: Susu sapi - telur ayam - madu
- Kista: Kunyit putih - madu- kecambah - apel hijau - semangka
- Tumor: Daun pare - daun sirih
- Kanker getah bening: Kunyit putih - madu
- Susah buang air besar: Jus buah naga
- Susah tidur: Kunyit kuning - labu - gula batu
- Sakit gigi: Daun sirih 3 lembar - garam
- Mata: Tomat - wortel
- Paru-paru: Kunyit kuning - kencur - jeruk nipis
- Benjolan: Kebang melati.
Lantas, benarkah beberapa jenis tanaman herbal tersebut bisa menyembuhkan penyakit tertentu?
Baca juga: Orangutan Obati Sendiri Lukanya dengan Tanaman Herbal, Bukti Primata Cerdas
Penjelasan dokter
Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania mengatakan, tabel berisi informasi jenis tanaman herbal untuk menyembuhkan penyakit sudah lama beredar di aplikasi perpesanan instan, WhatsApp.
Namun, informasi itu beredar masif tanpa sumber dan pengirim yang jelas serta tidak lengkap.
Terkait dengan kebenaran jenis tanaman herbal yang dapat menyembuhkan penyakit, Inggrid mengatakan bahwa hal itu belum bisa dikonfirmasi.
"Ini (daftarnya) belum bisa dikonfirmasi karena penelitian pada manusia atau uji kliniknya juga belum ada," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/9/2024).
Di sisi lain, ramuan untuk mengatasi penyakit tersebut juga hanya disebutkan nama tanpa dosis yang jelas dan pedoman cara pembuatannya.
Menurut Inggrid, mengonsumsi beberapa jenis tanamna herbal bisa menjaga kesehatan tubuh dan mencegah beberapa penyakit. Namun, ia menggarisbawahi bahwa tanaman herbal di atas belum terkonfirmasi mampu mengobati penyakit.
"Memang kalau penelitian pada hewan ada yang efektif, misalnya darah tinggi dicegah dengan konsumsi timun dan daun alpukat. Tapi itu diberikan bukan dengan direbus seperti pada tabel," kata Inggrid.
Pada umumnya, sampel hewan yang sudah dikondisikan mengalami darah tinggi akan diberi ekstrak daun alpukat. Hal ini berbeda dengan preparasi daun alpukat yang dikonsumsi manusia, yaitu dengan direbus.
Selain preparasi yang berbeda, Inggrid mengatakan, dosis pada pengujian klinik terhadap hewan juga berbeda dengan manusia.
Baca juga: Dandelion Disebut Bisa Lawan Sel Kanker hingga 98 Persen, Ini Kata Pakar Herbal
Tidak bisa jadi acuan
Dosis yang tidak jelas dan preparasi yang tidak lengkap membuat tabel jenis tanaman herbal untuk mengobati penyakit itu tidak bisa digunakan sebagai acuan.
Inggrid mencontohkan, tanaman bunga melati untuk mengobati benjolan. Dalam tabel, tidak dijelaskan bunga melati harus diolah seperti apa untuk mengobati benjolan.
"Umumnya bunga melatinya ditumbuk, kemudian dibalurkan. Kalau memang seperti itu masih bisa digunakan walaupun belum ada uji klinisnya," kata Inggrid.
Manfaat tersebut diperoleh karena bunga melati bersifat anti-peradangan sehingga diharapkan mampu meredakan benjolan.
Namun, daftar jenis tanaman herbal untuk mengobati penyakit itu beredar tanpa informasi yang jelas, baik secara dosis, preparasi penggunaan, dan jenis penyakitnya.
Beberapa informasi, menurut Inggrid, juga dinilai tidak masuk akal. Misalnya, ramuan gula, teh, jahe, dan madu untuk saraf kejepit.
Inggrid berkata, ramuan gula, teh, jahe, dan madu tidak masuk akal bisa menyembuhkan saraf kejepit.
"Jadi ini sebetulnya potongan gambar atau potongan tabel yang tidak jelas, banyak ketidakjelasan. Jadi tidak bisa dijadikan referensi atau acuan," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.