Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berambisi Kirim Astronot ke Bulan pada 2030, China Pamerkan Baju Luar Angkasa

Baca di App
Lihat Foto
Baju luar angkasa China untuk misi ke Bulan 2030
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - China semakin dekat dengan rencana ambisius mereka untuk mendaratkan astronot di Bulan pada tahun 2030.

Salah satu persiapan yang kini menjadi sorotan adalah perkenalan baju luar angkasa yang akan digunakan oleh para astronot dalam misi ini. 

Baca juga: Kenapa Para Ahli Terus Melancarkan Misi ke Bulan?

Dikutip dari Space News, Minggu (29/9/2024), baju ini diperkenalkan oleh Badan Antariksa Berawak China (CMSA) pada Sabtu (28/9/2024) di Chongqing, China? barat daya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terinspirasi budaya tapi tetap futuristik

Baju luar angkasa ini didesain dengan elemen budaya tradisional China. Misalnya saja, garis merah pada bagian atas yang terinspirasi dari pita "flying apsaras" yang merupakan sosok dewa terbang dalam seni kuno Dunhuang?.

Secara garis besar, baju antariksa ini menggunakan gaya baju perang China.

Dilansir dari CNN, Senin (30/9/2024), garis-garis merah pada bagian bawah baju dirancang menyerupai nyala api roket, memberikan kesan kuat dan heroik?.

Salah satu desainer baju luar angkasa ini, Wang Chunhui mengatakan bahwa proporsi baju tersebut akan membuat astronot tampak "lebih bersemangat dan megah". Hal ini bertujuan agar membuat China terlihat kuat dan indah saat melangkah di Bulan.

Wang Yaping, astronot perempuan kedua China, dan Zhai Zhigang, turut menampilkan baju luar angkasa tersebut.

Merangkum dari Popular Science, Minggu (29/9/2024), baju ini terlihat lebih ramping dan ringan dibandingkan baju luar angkasa yang sebelumnya digunakan CMSA di orbit Bumi rendah.

Baca juga: Misi ke Bulan Semakin Ramai, Mana Saja Negara yang Menuju Bulan?

Hal ini akan memberikan fleksibilitas lebih kepada astronot untuk bergerak di permukaan Bulan?.

Tahan kondisi ekstrem dan memudahkan astronot bergerak

Baju luar angkasa berwarna merah dan putih ini dirancang untuk menahan kondisi ekstrem di Bulan.

"Tidak seperti misi orbit rendah Bumi, astronot akan berada di lingkungan alami Bulan yang keras selama aktivitas di luar pesawat luar angkasa di Bulan," kata wakil kepala desainer sistem pelatihan astronot di Pusat Penelitian dan Pelatihan Astronot China, Wu Zhiqiang dikutip dari video yang tayang dalam kanal YouTube China Central Television (CCTV).

Salah satu kondisi ekstrem di Bulan adalah suhu yang mencapai 121 derajat Celcius saat siang hari dan turun hingga -133 derajat Celcius pada malam hari?.

Selain itu, pakaian luar angkasa ini dilengkapi dengan pelindung radiasi dan debu Bulan. Itu artinya, baju ini akan memungkinkan astronot untuk tetap aman dalam lingkungan yang memiliki gravitasi rendah dan radiasi tinggi?.

Dilengkapi dengan visor anti-silau, kamera berjarak pendek dan panjang, serta konsol kontrol multifungsi di bagian dada, baju ini dirancang untuk memberikan efisiensi maksimal saat digunakan.

Baca juga: Persiapan Misi ke Bulan, Nasa Cari Toilet untuk Astronotnya

"Faktor lingkungan yang kompleks seperti ruang hampa udara dan gravitasi rendah, debu dan tanah Bulan, medan permukaan Bulan yang kompleks, suhu tinggi dan rendah, serta radiasi yang kuat akan berdampak signifikan pada pekerjaan dan perlindungan (para astronot)," kata Zhiqiang.

Karena itu, desainer baju luar angkasa ini juga memastikan bahwa baju tersebut memiliki fleksibilitas yang memungkinkan gerakan seperti jongkok dan membungkuk.

Hal ini dibuktikan dalam demonstrasi yang dilakukan Yaping dan Zhigang. Dalam demonstrasi pada Sabtu lalu, mereka menunjukkan cara membungkuk dan memanjat tangga.

"Baju ini memungkinkan lebih banyak aksi. Jadi setelah melakukan banyak gerakan, kebugaran para astronot tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, pakaian ini membutuhkan penyesuaian yang lebih baik pada tubuh manusia," kata Chunhui dalam video yang sama.

Ambisi misi China ke Bulan

China menargetkan untuk mengirim dua astronot ke Bulan pada tahun 2030 dan berencana membangun stasiun penelitian Bulan di wilayah kutub selatan Bulan pada tahun 2040?.

Dalam misi ini, dua astronot direncanakan akan tinggal di permukaan Bulan selama sekitar enam jam?. Misi ini nantinya diharapkan akan menjadi langkah besar menuju pembangunan basis Bulan permanen untuk eksplorasi jangka panjang di masa depan?.

Baca juga: NASA Rekrut Astronot untuk Misi ke Bulan dan Mars, Ini Kriterianya

Sebelumnya, China akan mengirimkan misi robotik ke kutub selatan Bulan pada 2026 dan 2028 untuk melakukan survei dan uji coba terhadap sumber daya di Bulan.

Bersaing dengan misi Artemis milik NASA

Sementara itu, NASA juga tengah mempersiapkan misi Artemis untuk mengirim kembali astronot ke Bulan.

Misi Artemis 3 dijadwalkan tidak lebih awal dari September 2026?. Namun, jadwal ini diprediksi bisa mundur.

Baik NASA maupun China saat ini tengah mencari mitra untuk berpartisipasi dalam proyek eksplorasi Bulan mereka?.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi