Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Ditularkan Melalui Gigitan Nyamuk, Apa Itu Virus Japanese Encephalitis?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Penyebab dan gejala infeksi virus Japanese encephalitis
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Japanese encephalitis adalah infeksi langka dan serius, disebabkan oleh virus yang menyebar melalui gigitan nyamuk.

Menurut laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus Japanese encephalitis merupakan penyebab utama ensefalitis virus di Asia.

Ia merupakan flavivirus yang ditularkan melalui nyamuk dan termasuk dalam genus yang sama dengan virus dengue, Zika, demam kuning, dan West Nile.

Dua puluh empat negara di kawasan WHO bagian Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki risiko penularan Japanese encephalitis, yang mencakup lebih dari 3 miliar orang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Virus Marburg Merebak di Rwanda, 6 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia


Virus Japanese encephalitis ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi dari spesies Culex (terutama Culex tritaeniorhynchus).

Penyakit ini sebagian besar ditemukan di daerah pedesaan dan pinggiran kota, di mana manusia tinggal lebih dekat dengan inang vertebrata ini, khususnya babi peliharaan.

Di sebagian besar daerah beriklim sedang di Asia, virus Japanese encephalitis ditularkan terutama selama musim hangat, ketika epidemi besar dapat terjadi.

Sementara di daerah tropis dan subtropis, penularan dapat terjadi sepanjang tahun tetapi sering kali meningkat selama musim hujan dan periode pra-panen di daerah penanaman padi.

Baca juga: Virus Covid-19 Varian Baru Xec Menyebar di AS dan Eropa, Apa Saja Gejalanya?

Gejala tertular virus Japanese encephalitis

Sebagian besar infeksi virus Japanese encephalitis bersifat ringan (demam dan sakit kepala) atau tanpa gejala yang jelas.

Meski demikian sekitar 1 dari 250 infeksi dapat mengakibatkan penyakit klinis yang parah terhadap penderitanya. Masa inkubasi virus Japanese encephalitis adalah 4 hingga 14 hari.

Pada anak-anak, nyeri gastrointestinal dan muntah mungkin merupakan gejala awal yang dominan.

Baca juga: Jarang Diketahui, Ini Gejala Diabetes yang Hanya Dialami Wanita

Berikut beberapa tanda dan gejala infeksi virus Japanese encephalitis dalam kondisi parah:

  1. Demam tinggi yang cepat
  2. Sakit kepala
  3. Leher terasa kaku
  4. Disorientasi
  5. Koma
  6. Kejang
  7. Kelumpuhan spastik.

Baca juga: Ahli Temukan Virus Baru di China yang Bisa Menyebar Melalui Kutu, Apakah Berbahaya?

Bahkan infeksi parah virus Japanese encephalitis dapat menyebabkan kematian. Angka kematian kasus dapat mencapai 30 persen di antara mereka yang mengalami gejala penyakit.

Dari mereka yang bertahan hidup, 20–30 persen menderita gejala kognitif, perilaku, atau neurologis permanen.

Itu termasuk kejang, kehilangan pendengaran atau penglihatan, masalah bicara, bahasa, memori, dan komunikasi, atau kelemahan anggota tubuh.

Baca juga: 3 Fase Demam Berdarah, Waspada Ketika Masuk ke Fase Kritis

Cara mencegah risiko virus Japanese encephalitis

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko terinfeksi virus Japanese encephalitis.

Utamanya adalah menghindari gigitan nyamuk, terutama saat bepergian ke daerah dengan risiko Japanese encephalitis tinggi.

Dilansir dari laman Layanan Kesehatan Nasional UK (NHS), berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan:

  1. Gunakan obat nyamuk pada kulit yang terbuka, idealnya mengandung setidaknya 50 persen DEET.
  2. tidur menggunakan kelambu yang diberi insektisida.
  3. Bila memungkinkan, kenakan atasan lengan panjang, celana panjang atau rok panjang, kaus kaki dan sepatu untuk melindungi kulit Anda dari gigitan nyamuk.
  4. Dapatkan saran dari klinik vaksinasi perjalanan sebelum Anda bepergian.

Baca juga: Apa Itu Nyamuk Wolbachia? Berikut Fungsi dan Caranya Mencegah DBD

Vaksin Japanese encephalitis direkomendasikan jika Anda bepergian ke negara manapun yang memiliki riwayat virus tersebut ditemukan, terutama jika:

  • Anda tinggal selama lebih dari sebulan
  • Tinggal di daerah pedesaan
  • Tinggal di dekat atau mengunjungi sawah, lahan basah, atau tempat peternakan babi.

Vaksin Japanese encephalitis tidak direkomendasikan bagi pelancong dengan rencana perjalanan berisiko sangat rendah.

Misalnya hanya perjalanan jangka pendek yang terbatas pada daerah perkotaan atau perjalanan yang terjadi di luar musim penularan virus Japanese encephalitis yang jelas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi