Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aligator Gar, Ikan Purba yang Hampir Tak Berevolusi Selama 100 Juta Tahun

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/feathercollector
Ikan aligator gar adalah spesies ikan yang dilarang dipelihara di Indonesia. Ikan predator ini memiliki tampilan fisik seperti buaya atau aligator.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Aligator gar termasuk jenis ikan invasif yang hidup di perairan air tawar.

Ikan ini sempat menjadi perbincangan lantaran seorang kakek di Malang, Jawa Timur, Piyono (61) dihukum karena memelihara aligator gar.

Jenis binatang ini dilarang dipelihara karena invasif dan dapat membahayakan ekosistem perairan lokal. 

Larangan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 19/Permen-KP/2020 tentang Larangan Pemasukan, Pembudidayaan, Peredaran, dan Pengeluaran Jenis Ikan yang Membahayakan dan/atau Merugikan ke Dalam dan dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diketahui, ikan ini memiliki keunikan tersendiri karena sudah ada sejak zaman dinosaurus.

Baca juga: Sanksi jika Memelihara Ikan Invasif yang Dilarang di Indonesia, Ada Aligator Gar dan Piranha

Monster prasejarah

Seorang ahli sekaligus pembawa acara River Monsters, Jeremy Wade menjuluki aligator gar sebagai “monster prasejarah sejati.”

Fosil dari aligator gar menunjukkan, hewan ini sudah ada 100 juta tahun yang lalu atau selama periode Cretaceous, dikutip dari Live Science, Sabtu (5/10/2024).

Periode Cretaceous berlangsung antara 145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu, yakni ketika dinosaurus menjelajahi Bumi.

Meskipun telah ada ratusan juta tahun yang lalu, spesies ini hampir tidak mengalami perubahan.

Sebuah studi belum lama ini menemukan, aligator gar memiliki tingkat evolusi paling lambat dari semua vertebrata berahang.

Baca juga: Bikin Kakek di Malang Dibui, Kenapa Ikan Aligator Gar Tak Boleh Dipelihara di Indonesia?

Penyebab evolusi yang sangat lambat

Ahli ekologi perairan dari Minnesota University, Solomon David menyampaikan, selama jutaan tahun, DNA dan RNA mereka telah berubah hingga tiga kali lipat lebih lambat daripada kelompok vertebrata besar lainnya, seperti coelacanth dan hiu.

Para ilmuwan meyakini, hal ini mungkin disebabkan oleh mekanisme perbaikan DNA yang terlalu aktif, dilansir dari National Geographic, Rabu (27/3/2024).

Evolusi dari ikan aligator yang lambat merupakan sebuah keanehan genetik yang dapat menghasilkan kemajuan dalam pengobatan manusia.

Selain itu, evolusi dalam jangka waktu yang begitu lama biasanya menghasilkan spesies yang sangat berbeda dan tidak akan pernah dapat bereproduksi.

Baca juga: Video Viral Detik-detik Pawang Hampir Digigit Aligator

Apabila dibandingkan, mamalia berplasenta seperti manusia memiliki tingkat mutasi sekitar 0,02 mutasi per juta tahun.

Sementara itu, amfibi seperti katak dan salamander berevolusi jauh lebih lambat dengan laju 0,007 mutasi per juta tahun.

Untuk aligator gar, spesies ini hanya mengalami 0,00009 mutasi per juta tahun di setiap situs ekson.

Oleh karena itu, ikan aligator gar dan ikan longnose gar terakhir kali memiliki nenek moyang yang sama sekitar 100 juta tahun yang lalu.

Baca juga: Aligator Bawa Potongan Tubuh Manusia Saat Berkeliaran Dekat Perumahan di Florida

Mengenal ikan aligator gar

Ikan aligator gar merupakan binatang yang memiliki tubuh berbentuk torpedo berwarna coklat zaitun dan dilapisi sisik berkilau.

Jenis ikan ini dapat tumbuh hingga 3 meter dan memiliki berat hampir hampir 160 kilogram.

Ukurannya yang sangat besar menjadikannya sebagai spesies ikan terbesar di Amerika Utara yang menghabiskan hampir seluruh waktunya di air tawar. 

Kerabat prasejarah spesies ini pertama kali muncul 157 juta tahun yang lalu dan menghuni banyak bagian dunia.

Baca juga: Ikan Aligator di Situbondo Telah Dipelihara 17 Tahun, Pemilik Tak Tahu kalau Dilarang

Namun, saat ini populasi ikan aligator gar terbanyak hanya dijumpai di Amerika Utara dan Tengah.

Ikan ini secara historis ditemukan pertama kali di seluruh Lembah Sungai Mississippi, Amerika Serikat.

Meski tampak ganas, ikan aligator gar tidak menimbulkan ancaman bagi manusia dan belum diketahui adanya serangan terhadap manusia.

Namun, telur ikan tersebut beracun apabila tertelan, karena berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap predator seperti krustasea.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi