KOMPAS.com - Menebar benih ikan ke perairan umum seperti sungai dan waduk menjadi hal yang kerap dilakukan masyarakat.
Hal itu dilakukan untuk membudidayakan ikan, untuk kemudian dipanen sebagai lauk atau sebagai sarana penyaluran hobi para pemancing.
Namun tak jarang warga menebarkan jenis ikan yang salah ke perairan umum. Misalnya, ikan lele dan ikan nila.
Hal itu seperti unggahan viral yang dibagikan warganet melalui media sosial X atau Twitter, @thblcks****1 pada Senin (7/10/2024).
Pengunggah membagikan tangkap layar foto acara penebaran benih ikan ke sungai Lumajang, Jawa Timur. Orang-orang di sana menebarkan benih 1.800 lele dan 1.000 nila merah.
"Tolong kalo mau lepas hewan ke alam minimal search dulu apakah ada efek negatifnya apa ga," cuit pengunggah.
Lantas, mengapa lele dan nila tidak boleh disebar ke perairan umum? Dan jenis ikan apa yang boleh?
Baca juga: Benarkah Tebar Benih Ikan Nila di Perairan Umum Berpotensi Invasif dan Musnahkan Ikan Lokal?
Lele dan nila berpotensi invasif
Peneliti utama ikan air tawar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Haryono membenarkan ikan lele dan nila tidak boleh disebar ke perairan umum di Indonesia.
Menurutnya, ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan introduksi atau pendatang dari Afrika
"(Lele dan nila) berpotensi invasif bila lepas ke perairan umum sehingga dilarang dilepas ke perairan umum seperti sungai dan danau," ungkap Haryono saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (8/10/2024).
Bila dilihat dari wilayah asal penyebaran ikan, terdapat empat kategori jenis ikan, sebagai berikut:
- Ikan endemik: ikan hanya ada di suatu tempat dan tidak ditemukan di tempat lain
- Ikan asli (native): ikan yang ada di beberapa wilayah perairan umum pada region tertentu
- Ikan introduksi: ikan didatangkan dari wilayah sebaran aslinya ke tempat baru
- Ikan invasif: ikan introduksi yang sudah mengganggu ikan yang ada di habitat atau ekosistem perairan lokal.
Berdasarkan empat kategori tersebut, ikan nila dan lele termasuk golongan ikan introduksi karena berasal dari perairan Afrika kemudian didatangkan ke Indonesia.
Menurut Haryono, ikan nila dan lele yang dilepas ke perairan umum di luar tempat asalnya berpotensi menjadi invasif dan mengganggu ikan asli atau endemik wilayah tersebut.
"Risikonya jika ada yang melepas ke perairan umum maka akan membahayakan kelestarian ikan asli," tegasnya.
Hal ini terjadi karena kedua ikan tersebut mampu beradaptasi dengan baik seperti ikan asli Indonesia. Ikan nila dan lele pun memiliki kemampuan reproduksi yang cepat.
Kondisi tersebut membuat keduanya memiliki kelangsungan hidup tinggi meski hidup di luar habitat aslinya. Akibatnya, ikan asli bisa kalah.
Baca juga: Apakah Ikan Lele Aman untuk Penderita Asam Urat dan Kolesterol?
Jenis ikan invasif dan boleh disebar
"Jenis ikan invasif di antaranya red devil, ikan sapu-sapu yang sudah tersebar luas di perairan Indonesia. Ada juga alligator gar dan arapaima," terangnya.
Peredaran ikan di Indonesia pun diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KKP) Nomor 19 tahun 2020 tentang Larangan Pemasukan, Pembudidayaan, Peredaran, dan Pengeluaran Jenis Ikan Yang Membahayakan dan/atau Merugikan ke Dalam dan Dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
Aturan itu melarang warga membudidayakan, memelihara, dan mengedarkan ikan yang membahayakan sumber daya ikan lainnya.
Menurut aturan tersebut, ikan dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni ikan yang membahayakan dan merugikan. Berikut rinciannya.
Ikan membahayakan dan merugikan- Paracanthopoma parva
- Ikan Canero (Plectrochilus spp.)
- Ikan Candiru (Vandellia spp.)
- African Tigerfish (Hydrocynus vittatus)
- Goliath Tigerfish (Hydrocynus goliath)
- Wolf Fish (Hoplias Malabaricus)
- Gulper Fish (Asterophysus batrachus)
- Asiatic Glassfishes (Parambassis alleni)
- Himalayan Glassy Perchlet (Parambassis baculis)
- Parambassis bistigmata
- Sepik Glass Perchlet (Parambassis confinis)
- Day's Glassy Perchlet (Parambassis dayi)
- Parambassis gulliveri
- High-Fin Glassy Perchlet (Parambassis lala)
- Humphead Glassy Perchlet (Parambassis pulcinella)
- Indian glassy perchlet (Parambassis ranga)
- Parambassis serrata
- Western ghats glassy perchlet (Parambassis thomassi)
- Parambassis vollmeri
- Parambassis waikhomi
- Pseudambassis roberti
- Giant arapaima (Arapaima gigas)
- Torpedo-shaped arapaima (Arapaima leptosoma)
- Northern snakehead (Channa argus)
- Bullseye Snakehead (Channa marulius)
- Long Jaw Tetra (Bramocharax bransfordii)
- Convict Cichlid (Amatitlania nigrofasciata)
- Midas Chiclid (Amphilophus citrinellus)
- Red Devil (Amphilophus labiatus)
- Green Terror (Andinoacara rivulatus)
- Peacock Bass (Cichla ocellaris)
- Azul (Cichla piquiti)
- Cichla melaniae
- Cichlasoma trimaculatum
- Mayan Cichlid (Mayaheros urophthalmus)
- Pastel Chiclid (Cribroheros alfari)
- Banded Jewel Cichlid (Hemichromis elongatus)
- Jaguar Guapote (Parachromis managuensis)
- Spotted Mangrove Cichlid (Pelmatopia mariae)
- Banded Tilapia (Tilapia sparrmanii)
- Cichlid (Coptodon zillii)
- Slebra, Ekouni (Coptodon tholloni)
- Perch Africaine (Sarotherodon occidentalis)
- Weather Loach (Misgurnus anguillicaudatus)
- Tetra Vampir (Hydrolycus armatus)
- Red shiner (Cyprinella lutrensis)
- Golden Orfe (Leuciscus idus)
- Doctor fish (Tinca tinca)
- Pike (Esox spp.) atau Redfin Pickerel (Esox Americanus)
- Yellowfin Goby (Acanthogobius flavimanus)
- Black Spotted Goby (Neogobius melanostomus)
- Brown Bullhead (Ameiurus nebulosus)
- Flathead Catfish (Pylodictis olivaris)
- Nile Perch (Lates niloticus)
- Black Bass (Micropterus salmoides)
- Aligator Gar (Atractosteus spp.)
- Gar (Lepisosteus spp.)
- Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys spp.)
- Atlantic Tarpon (Megalops atlanticus)
- Japanese Perch (Coreoperca kawamebari)
- Caudo (Phalloceros caudimaculatus)
- Piranha (Serrasalmus spp.)
- Piranha (Pygocentrus spp)
- Pristo Striolatus (Pristobrycon striolatus)
- Silver Dollar (Metynnis argenteus)
- Electric Eel (Electrophorus electricus)
- Banded Puffer (Colomesus psittacus)
- Puffer (Tetraodon spp.)
- Paracanthopoma parva
- Canero (Plectrochilus spp.)
- Candiru (Vandellia spp.)
Ikan-ikan yang membahayakan dan merugikan bagi perairan Indonesia sebenarnya masih bisa dipelihara. Namun, mereka hanya bisa tinggal dalam akuarium atau kolam terpisah.
Baca juga: Sanksi jika Memelihara Ikan Invasif yang Dilarang di Indonesia, Ada Aligator Gar dan Piranha
Di sisi lain, warga boleh menebarkan bibit ikan lokal maupun endemik ke perairan umum di Indonesia untuk keperluan konsumsi ataupun hias.
Ikan lokal konsumsiBerikut sejumlah jenis ikan lokal dari perairan Indonesia yang boleh disebarkan ke perairan umum, dilansir dari buku Ikan Lokal Perairan Tawar Indonesia yang Prospektif Dibudidayakan.
- Baung (Hemibagrus nemurus)
- Baung Kuning (Hemibagrus sp)
- Belida (Notopterus sp
- Belut (Monopterus albus)
- Betok (Anabas testudineus)
- Betutu (Oxyeleotris marmorata)
- Bujuk (Channa lucius)
- Dukang (Bagroides melapterus)
- Gabus (Channa striata)
- Jalai (Channa maruliodes)
- Juara (Pangasius polyuranodon)
- Kaloi (Osphronemus septemfasciatus)
- Kebarau (Hampala sp)
- Jelawat (Leptobarbus hoevenii)
- Lais ompok (Ompok sp)
- Lais timah (Kryptopterus apogon)
- Lampam (Barbonymus schwanenfeldii)
- Lele akar (Clarias teijsmanni)
- Lele lokal (Clarias batrachus)
- Lele kalang (Clarias leiacanthus)
- Lumajang (Cyclocheilichthys enoplos)
- Senggaringan (Mystus negriceps)
- Semah (Tor sp)
- Sepatung (Pristolepis grootii)
- Serandang (Channa pleurophthalma)
- Tapah rawa (Wallago attu)
- Tapah sungai (Wallago leeri)
- Tambakan (Helostoma temminckii)
- Toman (Channa micropeltes).
Selain itu, ada juga ikan asli endemik Indonesia termasuk ikan tawes, wader cangkul, wader pari, ikan pelangi Sulawesi, kacra, dan ikan arwana Kalimantan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.