KOMPAS.com - Publik Amerika Serikat (AS) pernah dikejutkan dengan kasus pembunuhan disertai mutilasi yang menimpa seorang perempuan muda bernama Elizabeth Short yang dijuluki Black Dahlia.
Perempuan berusia 22 tahun tersebut ditemukan tidak bernyawa di sebuah taman di Los Angeles dalam kondisi tanpa busana.
Saat ditemukan, mayat Black Dahlia sudah dimutilasi menjadi dua bagian, serta mulutnya robek mirip tokoh Joker di film Batman.
Anehnya, tidak ditemukan jejak darah pada tubuh Black Dahlia yang memunculkan dugaan bahwa mayat telah dimutilasi lalu dicuci bersih sebelum dibuang di taman.
Berikut kisah pembunuhan Black Dahlia selengkapnya.
Baca juga: 5 Fakta Kasus Pembunuhan Bocah dengan Wajah Dilakban di Lebak
Kronologi penemuan mayat Black Dahlia
Dilansir dari National Geographic, Senin (8/10/2018), Black Dahlia merupakan julukan yang diberikan kepada Short karena ia suka mengenakan pakaian berwarna hitam dan aksesoris dahlia di kepalanya.
Saat usianya 22 tahun, Black Dahlia sedang mencoba peruntungan berkarier di industri film AS, Hollywood.
Meski begitu, nama Black Dahlia melejit bukan karena popularitasnya di dunia entertainment, melainkan karena kasus pembunuhannya.
Hal itu bermula ketika seorang warga Los Angeles sedang berjalan bersama anaknya di Leimert Park pada 15 Januari 1947.
Saat keduanya melintas, mereka dikagetkan dengan keberadaan sesosok mayat tanpa busana yang sempat dikira maneken. Kondisi mayat saat ditemukan sudah terpotong, serta kondisi wajahnya rusak.
Wartawan dan Biro Investigasi Federal (FBI) kemudian menyebut kasus penemuan mayat tersebut sebagai kasus pembunuhan paling kejam pada masanya setelah mereka menyaksikan kondisi korban tiba di tempat kejadian perkara.
Baca juga: Motif Pembunuhan dan Alasan Pelaku Lilit Lakban Wajah Bocah di Lebak
Diduga mayat sudah dicuci setelah dimutilasi
Pihak berwenang AS yang memeriksa mayat Black Dahlia tidak menemukan noda darah dengan kondisi tubuh yang sudah pucat.
Temuan tersebut memunculkan dugaan bahwa Black Dahlia sudah dimutilasi di tempat lain lalu dan tubuhnya dicuci sampai bersih.
Hasil otopsi juga menunjukkan, tidak ada tindak kekerasan pada mayat Black Dahlia, termasuk sperma dalam organ intimnya.
Hal tersebut membantah dugaan bahwa Black Dahlia diperkosa sebelum dibunuh.
Namun ditemukan bekas ikatan tali pada pergelangan dan kaki serta memar pada bagian kepala yang mengisyaratkan Black Dahlia terkena benturan benda tumpul sebelum meninggal.
Setelah serangkaian pemeriksaan, penyelidik menduga, pelaku pembunuhan memiliki latar belakang pendidikan kedokteran atau medis karena potongan tubuh Black Dahlia sangat rapi berdasarkan anatomi tubuh manusia.
Baca juga: Motif Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan Terungkap, Ini Kata Polisi
Pelaku pembunuhan kirim surat kaleng
Polisi yang belum bisa memastikan siapa pelaku pembunuhan Black Dahlia suatu ketika menerima surat kaleng di mana tulisan di dalamnya tidak ditulis menggunakan tangan, melainkan huruf dari potongan koran.
Surat tersebut dikirimkan kepada kantor kepolisian setempat dan terdapat beberapa benda pribadi milik Black Dahlia.
Namun, saat benda-benda tersebut sampai di tempat tujuan, polisi mencium aroma bensin yang memunculkan dugaan bahwa pengirim ingin menghapus jejaknya dengan bahan bakar.
FBI yang bekerja sama dengan polisi melakukan berbagai cara agar kasus pembunuhan Black Dahlia terungkap, tetapi upaya mereka sama sekali tidak membuahkan hasil.
Padahal, FBI dan polisi telah menginterogasi sekitar 200 orang, termasuk melakukan pemeriksaan kebohongan.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan, NKS Sempat Disekap Pelaku
Terduga pelaku pembunuhan Black Dahlia
Seorang penulis bernama Piu Marie Eatwell dalam bukunya berjudul Black Dahlia, Red Rose (2017) menyebut, terduga pelaku pembunuhan Black Dahlia adalah Leslie Duane Dillon.
Ia adalah seorang bellboy atau petugas hotel yang bertugas membawa barang tamu dan pernah ditahan polisi, namun sudah bebas dari penjara.
Eatwell menuding Dillon sebagai pelaku pembunuhan setelah mendapat teori dari pensiunan polisi Long Beach, Buz Williams.
Williams mengatakan, ayahnya pernah ikut menyelidiki kasus pembunuhan Black Dahlia bersama tim yang disebut LAPD’s Gangster Squad.
Berdasarkan klaim Buz, sang ayah pernah mengatakan bahwa Dillon merencanakan pembunuhan bersama Mark Hansen dan Jeff Connors. Laporan kepolisian menunjukkan, Connors adalah sosok yang diimajinasikan Dillon.
Baca juga: Sosok IS, Tersangka Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Sumbar
Eatwell juga meyakini, Black Dahlia dibunuh di Aster Motel yang menjadi tempat Dillon tinggal.
Klaim Eatwell didasarkan pada pengakuan pemilik motel, yakni Henry dan Flora Hoffman yang menemukan kabin berlumuran darah dan kotoran pada 15 Januari 1947.
Saksi lain juga mengaku, melihat sosok perempuan berambut gelap yang menyerupai Black Dahlia dan sesosok pria yang mirip Hansen.
Dilansir dari People, Senin (15/1/2024), muncul juga dugaan bahwa Black Dahlia dihabisi oleh dokter kandungan bernama George Hodel yang meninggal pada 1999.
Dugaan tersebut dikatakan oleh pensiunan detektif LAPD pada 2003 yang menyebut Hodel dan Black Dahlia pernah menjalin hubungan asmara.
Berbeda dengan Eatwell, sang detektif justru menduga Black Dahlia dibunuh di perkebunan Hodel di Los Feliz yang dijual seharga 5 juta dollar AS atau sekitar Rp 78 miliar pada 2018.
Meski klaim pelaku dan lokasi pembunuhan dimunculkan berbagai pihak, nyatanya polisi dan FBI tidak pernah bisa membuktikan dan kasus pembunuhan Black Dahlia tidak terungkap sampai saat ini.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan, NKS Sempat Disekap Pelaku
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.