KOMPAS.com - 50 relawan Wali Asuh Mangrove menanam 5.000 mangrove di pesisir Desa Mayangan, Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Kamis (10/10/2024).
Kegiatan penanaman mangrove dimulai dengan menempuh perjalanan menggunakan perahu selama kurang lebih 20 menit dari dermaga kecil Desa Mayangan menuju Pulau Burung.
Pada pukul 11.40 WIB, empat perahu yang mengangkut relawan berhasil menepi di Pulau Burung, lokasi hutan mangrove, dan langsung melakukan penanaman.
Selepas membuat lubang di tanah sedalam kurang lebih 20 cm, batang pohon mangrove muda dengan 3-4 helai daun pun dibenamkan dengan harapan tanaman akan tumbuh kuat dan mampu menahan abrasi, serta menyerap karbon hasil aktivitas manusia sehari-hari.
Menurut Didi Kaspi, Editor in Chief National Geographic Indonesia, sebatang mangrove akan bisa maksimal menyerap karbon ketika sudah menginjak usia 20 tahun.
Sedangkan, menurut Achmad Jerry, Program Director ICDP Wanadri, pohon mangrove muda harus melalui "masa kritis" 2 tahun pertama sebelum bisa terus tumbuh dengan akar kuat yang menghunjam tanah dan menua sampai puluhan tahun.
Penanaman mangrove sendiri adalah upaya Kompas.com dalam menjaga Bumi dengan cara mengurangi emisi karbon.
Kompas.com mengidentifikasi bahwa perkembangan dan eksplorasi digitalnya tak hanya membawa dampak positif bagi peradaban, tapi juga risiko-risiko negatif bagi lingkungan, salah satunya emisi karbon.
Pemimpin Redaksi, Wisnu Nugroho mengatakan, sejak tahun 2023 Kompas.com sudah menghitung jejak karbon selama setahun.
"Apa yang sudah kami lakukan sejak 2023 adalah menghitung jejak karbon selama 1 tahun. Jadi sekarang adalah saat 'menebus dosa karbon' dengan bekerja sama dengan Saya Pilih Bumi dan National Geographic Indonesia," ujarnya dalam pembukaan acara Wali Asuh Mangrove di Desa Mayangan, Kamis.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Rahasia Senilai Rp 711 Triliun di Kotoran Krill Antarktika
Jejak karbon dan upaya yang dilakukan
Tercatat, selama 2023, jejak karbon yang dihasilkan Kompas.com sebesar 211,15 ton CO2Eq.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Kompas.com mengambil beberapa langkah dalam upaya mengimbangi emisi karbon tersebut.
Langkah pertama adalah dengan mengubah operasional seperti beralih ke pencahayaan LED yang hemat energi, dan juga meluncurkan program Wali Asuh Mangrove di Subang.
Penanaman mangrove diproyeksikan mampu menyerap emisi karbon hingga sekitar 217 ton CO2Eq.
Pelestarian ekosistem pesisir sendiri penting dilakukan. Menurut Didi Kaspi, ekosistem pesisir adalah ekosistem terkaya dan terproduktif di Bumi ini.
"Pesisir adalah tempat penyimpanan emisi karbon terbesar di dunia," ujarnya dalam sesi edukasi karyawan Kompas.com, Selasa (8/10/2024).
Bahkan menurut Didi Kaspi, kemampuan pesisir dalam menyimpan karbon ini jauh lebih besar daripada yang dilakukan oleh hutan tropis kita.
Ekosistem pesisir yang bertugas menyimpan karbon ini, termasuk mangrove, lamun, juga koral.
"Sayangnya, keberpihakan manusia terhadap pesisir hampir tidak ada, baik itu dari segi pembangunan atau pendidikan," ujarnya.
Baca juga: Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia
Mengapa di Subang?
Bukan tanpa alasan, lokasi ini dipilih karena Desa Mayangan dari tahun ke tahun terancam abrasi, dengan sebagian pulaunya telah tenggelam.
Sekitar 11 hektar lahan di bibir pantai itu tenggelam dan garis pantai sudah bergeser sejauh 1,5 kilometer.
Sudarto, kepala desa mengatakan, Pulau Burung dulunya adalah bagian daratan dari Desa Mayangan. Namun kini, pulau tersebut terpisah oleh perairan yang semakin meluas akibat abrasi.
"Dinamakan Pulau Burung karena selalu ada banyak burung di pulau ini ketika tiba sore hari. Burung-burung akan kembali ke pulau ini untuk makan dan kembali bersarang di dahan-dahan mangrove," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis.
Baca juga: Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida
Apa itu Wali Asuh Mangrove?
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (8/10/2024), kegiatan Wali Asuh Mangrove melibatkan 50 karyawan internal Kompas.com yang berpartisipasi dalam proses penanaman mangrove dan edukasi lingkungan.
Kegiatan ini didukung oleh tim dari Saya Pilih Bumi, National Geographic Indonesia, dan Wanadri.
Selain itu, Mitra kolaborasi, West Java Conservation Trust Fund, juga akan berperan dalam pengelolaan program konservasi di wilayah Subang.
Program Wali Asuh Mangrove juga terealisasi berkat dukungan donasi 13 partner pihak, yakni Pertamina Hulu Energy MGID, BCA, UMN, Billy Johan, Kapal Api, Coca-Cola, Indosat Ooredoo Hutchison, Tim Komunikasi Grab, Pembaca Kompas.com, Cinema XXI, Kitabisa, serta Medco energy.
Program Wali Asuh Mangrove dimulai dengan sesi edukasi yang berlangsung pada Selasa (8/10/2024) di Ruang Ruby, Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Barat.
Kemudian pada Kamis, proses penanaman mangrove pun dilakukan di pesisir Subang.
Diharapkan, langkah ini menjadikan Kompas.com sebagai media pertama di Indonesia yang memulai langkah menuju netralitas karbon, serta menetapkan arah baru bagi praktik media yang berkelanjutan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.