Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal C/2024 S1, Komet Baru yang Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang Bulan Oktober Ini

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Shlomo Shalev
Fenomena komet melintas pada Oktober 2024.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Para astronom baru saja menemukan komet C/2024 S1 (ATLAS) yang akan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi bulan Oktober ini dan berpotensi dapat terlihat tanpa teleskop.

Komet tersebut dikabarkan akan lebih terang daripada Venus dan sebagian besar objek lain di langit malam, saat mencapai puncak kecerahannya.

Komet C/2024 S1 hanya akan terlihat sebelum matahari terbit di belahan bumi Selatan. Sementara di bumi bagian Utara akan terlihat jauh lebih redup.

Baca juga: Kalender Tertua di Dunia Catat Jejak Komet yang Picu Peradaban Manusia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Apa itu komet C/2024 S1?

Dilansir dari laman Live Science, pada 27 September 2024, para astronom di proyek Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) Hawaii, menemukan C/2024 S1 untuk pertama kalinya.

Komet yang baru ditemukan itu awalnya diberi nama "A11bP7I" tetapi setelah pengamatan lanjutan mengonfirmasi keberadaannya, komet itu diberi nama baru secara resmi.

Foto awal C/2024 S1 menunjukkan bahwa ia memiliki cahaya hijau, yang merupakan warna langka untuk komet, berasal dari molekul dikarbon di koma dan ekor komet.

Baca juga: Hujan Meteor Perseid, Bahayakah Ratusan Bintang Jatuh Masuki Bumi?

C/2024 S1 termasuk kategori komet "sungrazer" karena akan berada sangat dekat dengan bintang induk Tata Surya, yakni Matahari.

Jika komet ini selamat dari jarak terdekatnya dengan matahari, ia akan terlempar kembali ke Tata Surya bagian luar, meski peluang untuk selamat tidak dapat dipastikan.

C/2024 S1 akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada 24 Oktober, yakni dalam jarak 131,6 juta kilometer. Puncak kecerahannya terlihat hingga 28 Oktober.

Kemudian pada 28 Oktober, ia akan mencapai titik terdekatnya dengan matahari, atau perihelion, pada jarak sekitar 1,2 juta kilometer.

Baca juga: Cara Melihat Komet Nishimura yang Tak Akan Terlihat Lagi hingga 434 Tahun

Ia akan terlihat sebelum matahari terbit di belahan bumi Selatan, dan dapat terlihat dari bumi Utara antara 29-31 Oktober jika ia selamat dari lontaran saat mengelilingi matahari.

Saat ini belum banyak yang diketahui tentang ukuran, bentuk, atau orbit C/2024 S1 mengelilingi matahari.

Namun, kemungkinan besar benda ini berasal dari Awan Oort — kumpulan besar komet dan objek es lainnya di dekat tepi tata surya — dan mungkin belum pernah sedekat ini dengan matahari selama berabad-abad.

Baca juga: Asteroid Berukuran Menara Eiffel Ini Masih Berpotensi Tabrak Bumi pada 2029

Perbedaan komet, meteor, dan asteroid

Dikutip dari laman Kompas.com (25/6/2023), berikut adalah perbedaan antara komet, meteor, dan asteroid:

1. Komet

Komet-komet adalah sisa-sisa beku dari pembentukan tata surya yang terdiri dari debu, batuan, dan es.

Saat mereka mengorbit lebih dekat ke Matahari, mereka memanas lalu memuntahkan gas dan debu yang membentuk kepala bercahaya yang bisa lebih besar dari sebuah planet.

Debu dan gas tersebut membentuk ekor yang membentang sejauh jutaan kilometer jauhnya dari Matahari.

Baca juga: Asteroid 16 Psyche yang Diperkirakan Penuh Logam Bernilai 100 Juta Triliun Dollar AS Ternyata Berkarat

2. Meteoroid, meteor, dan meteorit

Meteoroid adalah objek di ruang angkasa yang ukurannya bervariasi, mulai dari butiran debu hingga asteroid kecil. Mereka sering disebut sebagai "batu luar angkasa".

Ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi (atau planet lain, seperti Mars) dengan kecepatan tinggi dan terbakar, bola api atau "bintang jatuh" itu disebut meteor.

Dan jika sebuah meteoroid selamat dari perjalanan melalui atmosfer dan berhasil menyentuh tanah, itu disebut meteorit.

Baca juga: Berbeda dengan Meteor, Apa Itu Asteroid? Berikut Pengertian dan Klasifikasinya

3. Asteroid

Asteroid, kadang-kadang disebut planet kecil, adalah batuan dan tak berudara yang tersisa dari pembentukan awal tata surya sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu.

Ukuran asteroid bervariasi, mulai dari lebar 10 meter hingga berdiameter sekitar 530 kilometer.

Menariknya, massa total semua asteroid yang di sabuk asteroid utama, jika digabungkan, masih lebih kecil dari massa Bulan Bumi.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi