Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Disepelekan, Ini Faktor Risiko Penyebab Mata Malas pada Anak yang Bisa Berujung Kebutaan

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Olga Smolina
Ilustrasi bayi mengucek mata | 8 Kondisi yang Berisiko Terkena Mata Malas, Bisa Sebabkan Kebutaan
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Ambliopia atau mata malas adalah salah satu penyebab kebutaan jika tidak ditangani sejak dini.

Dokter Spesialis Mata RS Mata Cicendo Feti Karfiati Memed menjelaskan, mata malas merupakan penurunan perkembangan penglihatan yang terjadi ketika otak tidak menerima rangsangan normal dari mata.

Mata malas hanya menyerang anak-anak. Jika terlambat disadari, mata malas bisa menyebabkan kebutaan secara permanen pada usia dewasa.

"Penyebab paling umum dari hilangnya penglihatan pada orang dewasa usia 20 hingga 70 tahun adalah ambliopia yang tidak diobati dengan baik pada masa anak-anak," kata Feti kepada Kompas.com, Rabu (9/10/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambliopia sendiri sering disebabkan karena kelainan refraksi yang tidak terkoreksi, strabismus atau mata juling, serta kelainan di dalam mata seperti katarak.

Lantas, apa saja faktor risiko mata malas?

Baca juga: Transplantasi Mata Pertama di Dunia Sukses Dilakukan, Apakah Pasien Bisa Kembali Melihat?

Faktor risiko mata malas

Lebih lanjut, Feti menjelaskan, terdapat 8 kondisi yang membuat anak-anak rentan terkena mata malas.

Berikut faktor risiko anak terkena ambliopia:

  1. Memiliki riwayat keluarga dengan strabismus atau mata juling
  2. Mata berair
  3. Ptosis
  4. Pengelihatan kabur
  5. Penggunaan kacamata sejak kecil
  6. Riwayat medis seperti kelahiran prematur
  7. Perkembangan anak terlambat
  8. Diabetes.

Ambliopia mulai sulit disembuhkan ketika anak berusia 5 tahun lebih. Oleh karena itu, pemeriksaan penglihatan pada usia sekolah sebetulnya bisa jadi sudah terlambat

Selain itu, kehilangan penglihatan permanen juga dapat terjadi jika terapi dilakukan setelah usia 8 hingga 10 tahun.

Baca juga: 1 Dari 3 Anak di Dunia Alami Mata Minus, Jadi Epidemi Baru?

Pencegahan mata malas

Pencegahan mata malas bisa dilakukan dengan melakukan skrining pada bayi baru lahir yang berusia sekitar 35 bulan atau usia 0 hingga 2 tahun. Tujuannya untuk mengetahui riwayat kesehatan, termasuk masalah mata pada keluarga.

"Kemudian, cek penglihatan pergerakan mata atau adanya nistagmus, jadi matanya tidak diam, dia bergerak terus, kemudian bagaimana posisi bola mata apakah ada juling, dan refleks pada kornea serta cover tes untuk melihat ada juling atau tidak," ujar Feti.

Skrining berikutnya dilakukan ketika bayi berusia 36 hingga 47 bulan, atau sekitar 3 hingga 4 tahun.

Pada usia ini, anak seharusnya mampu mengukur ketajaman penglihatannya dan dapat mengidentifikasi sebagian besar optotipe pada baris 20/50 pada masing-masing mata.

Pemeriksaan juga dilakukan pada jarak 3 meter, dengan mata yang tidak diperiksa harus tertutup dengan benar.

Skrining selanjutnya dilakukan ketika anak berusia di atas 60 bulan atau 5 tahun. Pada usia ini, anak diharapkan dapat mengidentifikasi sebagian besar optotipe pada baris 20/30 pada setiap mata, dan skrining ulang dianjurkan setiap tahun.

Baca juga: Mengapa Kucing Bisa Memiliki Pupil Mata Vertikal?

Penyebab mata malas

Dikutip dari Mayo Clinic, mata malas bermula ketika pengelihatan pada bayi berkembang tidak normal dan mengubah jalur safar antara lapisan tipis jaringan atau retina di bagian belakang mata dengan otak.

Alhasil, mata lebih lemah dan menerima lebih sedikit sinyal visual. Pada akhirnya, kondisi tersebut bisa mengurangi kemampuan mata.

Berikut penyebab mata malas:

1. Ketidakseimbangan otot (strabismus ambliopia)

Penyebab paling umum mata malas adalah ketidakseimbangan pada otot-otot yang memposisikan mata.

Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan mata menyilang ke dalam atau keluar dan mencegah keduanya bekerja sama.

Baca juga: Wanita di China Melahirkan Bayi Kembar dari Dua Rahim Berbeda, Kok Bisa?

2. Perbedaan ketajaman penglihatan di antara kedua mata

Perbedaan yang signifikan antara presbiopi pada masing-masing mata sering kali disebabkan oleh rabun jauh, tetapi terkadang juga disebabkan oleh rabun dekat atau kurva permukaan mata yang tidak rata (astigmatisme).

Kondisi tersebut dapat menyebabkan mata malas.

3. Strabismus dan masalah refraksi

Pada beberapa anak, mata malas disebabkan oleh kombinasi strabismus dan masalah refraksi

Masalah mata malas tidak bisa diatasi dengan kacamata atau lensa kontak. Oleh karena itu, ambliopia yang terjadi pada masa bayi memerlukan penanganan sesegera mungkin untuk mencegah kebutaan permanen.

Baca juga: Bumi Akan Punya 2 Bulan, Bisakah Dilihat dengan Mata Telanjang?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi