Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan di Planet Alien Mungkin Tak Ada Siang dan Malam, Bagaimana Mereka Bertahan Hidup?

Baca di App
Lihat Foto
Mark A Garlick
Ilustrasi Bumi. Dunia alien mungkin tidak ada siang dan malam.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Perbedaan siang dan malam membantu kehidupan berkembang di planet Bumi.

Namun, planet-planet di luar angkasa yang disinyalir mampu mendukung kehidupan, mungkin tidak memiliki batasan gelap dan terang secara jelas.

Dilansir dari BBC, Minggu (13/10/2024), penelitian menunjukkan banyak planet yang dapat mengembangkan kehidupan, ternyata tidak memiliki siklus siang-malam.

Galaksi Bimasakti atau Milky Way memiliki antara 100 miliar hingga 400 miliar bintang, salah satunya Matahari, bintang yang diorbit oleh Bumi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh puluh persen di antaranya adalah bintang katai merah kecil dan dingin, yang juga dikenal sebagai bintang katai-M atau M-dwarfs.

Baca juga: Temuan Batu Biru Berserak di Mars, Timbulkan Pertanyaan Bagaimana Masa Lalu Planet Merah


Planet di zona layak huni

Survei eksoplanet (planet yang mengorbit bintang selain Matahari) pada 2013 memperkirakan, 41 persen bintang katai-M memiliki planet yang mengorbit di zona Goldilocks.

Zona ini merujuk pada jarak di mana planet tersebut memiliki suhu yang tepat untuk mendukung keberadaan air likuid atau dalam bentuk cair.

Planet-planet tersebut hanya berpotensi menampung air dalam bentuk cair dan manusia belum mengetahui apakah mereka benar-benar memiliki air, apalagi kehidupan.

Meski demikian, hal itu menandakan ada sekitar 28,7 miliar planet di zona Goldilocks bintang katai-M saja, belum memperhitungkan jenis bintang lain.

Planet berbatu yang mengorbit pada zona layak huni bintang katai-M disebut sebagai M-Earth atau Bumi-M.

Bumi-M berbeda dari Bumi dalam beberapa hal mendasar, salah satunya dikarenakan bintang katai-M jauh lebih dingin daripada Matahari.

Planet ini berada di dekat bintang katai-M, yang membuat tarikan gravitasi bintang terhadap planet sangat kuat.

Baca juga: Mengapa Sebagian Planet Memiliki Cincin, Sementara yang Lain Tidak?

Dunia alien mungkin tidak ada siang dan malam

Gravitasi bintang menarik sisi dekat planet lebih kuat daripada sisi jauhnya. Perbedaan ini menciptakan gesekan yang menahan dan memperlambat putaran planet selama ribuan tahun, sehingga putaran dan orbitnya sinkron.

Kondisi tersebut menunjukkan, sebagian besar Bumi-M mungkin terkunci pasang surut, yaitu keadaan ketika satu sisi planet selalu menghadap bintang, sedangkan sisi lainnya selalu membelakangi bintang.

Kondisi ini serupa dengan Bulan yang terkunci pasang surut Bumi, yang menyebabkan manusia hanya dapat melihat satu sisi permukaan Bulan dan tidak pernah melihat sisi lainnya yang gelap.

Planet yang terkunci pasang surut mungkin akan tampak eksotis karena perbedaan dua sisinya yang kontras, yakni satu gelap, sedangkan lainnya terang.

Dan sebagian besar planet yang berpotensi layak huni, mungkin memiliki mekanisme seperti ini.

Tetangga planet terdekat Bumi, Proxima Centauri b misalnya, kemungkinan merupakan M-Earth yang terkunci pasang surut.

Disadur dari laman Arizona Astrobiology Center, berbeda dengan Bumi yang dihuni manusia, Bumi-M tidak memiliki siang, malam, maupun musim.

Padahal, perbedaan siang dan malam sangat memengaruhi ritme sirkadian atau siklus tidur-bangun makhluk hidup selama sehari.

Ritme yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama cahaya ini bekerja untuk memastikan semua fungsi dan proses tubuh berjalan maksimal selama 24 jam.

Lalu, bagaimana cara alien atau makhluk asing di planet tersebut hidup dan berevolusi?

Baca juga: Alasan Planet Merkurius dan Venus Tidak Memiliki Bulan atau Satelit Alami

Mungkin mirip makhluk yang hidup di kegelapan Bumi

Maureen Cohen, rekan peneliti pascadoktoral dalam pemodelan iklim global Venus di The Open University, Inggris telah menjabarkannya dalam tulisan di situs The Conversation, Senin (9/9/2024).

"Untuk menginformasikan spekulasi kita, kita dapat melihat organisme di Bumi yang tumbuh subur jauh dari siang hari (sinar Matahari), seperti penghuni gua, kehidupan laut dalam, dan mikroorganisme di lingkungan gelap, termasuk di kerak Bumi atau di tubuh manusia," kata dia.

Banyak dari bentuk kehidupan ini memiliki bioritme (siklus tidur dan bangun harian) yang disinkronkan dengan rangsangan selain cahaya.

Misalnya, tikus mol telanjang menghabiskan seluruh hidupnya di bawah tanah, sehingga tidak pernah melihat Matahari.

Namun, makhluk ini memiliki ritme sirkadian yang disesuaikan dengan siklus suhu serta curah hujan harian dan musiman.

Contoh lainnya, kerang laut dan udang yang hidup di lautan dalam, siklus sirkadiannya disinkronkan dengan pasang surut laut.

Bakteri yang hidup di usus manusia pun melakukan sinkronisasi dengan merujuk pada naik turunnya melatonin.

Melatonin adalah hormon yang diproduksi tubuh manusia sebagai respons terhadap kegelapan.

Baca juga: Apa Spesies Hewan Paling Banyak di Bumi?

Bumi-M mungkin punya pengganti hari dan musim

Penelitian terkini menunjukkan, meski tak ada siang dan malam, M-Earth dapat memiliki siklus yang menggantikan hari dan musim.

Guna mempelajari hal ini, para ilmuwan pun sudah mengadaptasi model iklim untuk melakukan simulasi seperti apa lingkungan Bumi-M, termasuk Proxima Centauri b.

Simulasi mengungkapkan, perbedaan antara sisi terang dan sisi gelap Bumi-M tampaknya menghasilkan semburan angin dan gelombang atmosfer yang cepat.

Di Bumi, kondisi tersebut mirip seperti arus jet atau lebih dikenal jet stream, fenomena alam yang menyebabkan angin bertiup sangat kencang.

Jika planet Bumi-M memiliki air, sisi siang atau permukaan yang terang itu kemungkinan membentuk awan tebal yang penuh dengan petir.

Interaksi antara angin, gelombang atmosfer, dan awan dapat mengubah iklim, yang menyebabkan siklus suhu, kelembapan, dan curah hujan teratur di Bumi-M.

Lamanya siklus ini akan bervariasi berdasarkan planet masing-masing, dari puluhan hingga ratusan hari Bumi.

Cohen menyampaikan, kehidupan di Bumi-M mungkin akan mengembangkan bioritme sendiri yang disinkronkan dengan siklus ini.

Kemungkinan lainnya, menurut dia, makhluk hidup yang menghuni planet-planet tersebut mungkin akan menemukan solusi yang lebih aneh.

"Kita dapat membayangkan spesies yang hidup di sisi siang planet bermigrasi ke sisi malam untuk beristirahat dan beregenerasi," ujarnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi