KOMPAS.com - Politisi Partai Gerindra, Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024).
Mantan aktivis 1998 itu mengaku berbicara dengan Prabowo dalam waktu sekitar 15 menit untuk membahas perihal kemiskinan di Indonesia.
"Pak Prabowo tadi meminta saya menemani beliau secara reguler di kompleks istana untuk mengkoordinasikan memberantas kemiskinan di Indonesia," ungkap Budiman, dikutip dari Breaking News Kompas TV, Selasa.
Budiman tidak secara gamblang menyebut posisi yang akan diterimnya. Namun, dia memastikan lembaga yang dipimpinnya bukan kementerian.
Berikut profil Budiman Sudjatmiko...
Baca juga: Calon Menteri Kabinet Prabowo Wajib Teken Pakta Integritas, Apa Itu?
Profil Budiman Sudjatmiko
Pria kelahiran Cilacap, Jawa Tengah ini dikenal aktif terlibat dalam gerakan mahasiswa saat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Semasa kuliah, dia juga terlibat dalam pemberdayaan politik, organisasi, serta ekonomi para petani dan buruh di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Namun, pada masa Orde Baru, dia dituduh mendalangi gerakan yang menentang pemerintah.
Diberitakan Kompas.com (20/7/2024), Budiman menjadi salah satu tokoh reformasi dengan mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD).
Partai tersebut mewadahi mahasiswa, buruh, aktivis, dan petani di beberapa daerah dengan cita-cita sosialisme.
Baca juga: Profil Stella Christie, Ilmuwan Cognitive Science yang Disebut Bakal Isi Kabinet Prabowo
Pada 27 Juli 1996, terjadi kerusuhan di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Menteng, Jakarta Pusat.
Peristiwa yang dikenal sebagai Kudatuli (kerusuhan 27 Juli) itu menewaskan setidaknya lima orang dan mengakibatkan ratusan orang luka-luka.
Kerusuhan Kudatuli terjadi akibat pendukung PDI kubu Soerjadi menolak keputusan Kongres Jakarta yang memilih Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI.
Atas insiden itu, rezim Orde Baru menyebut PRD berada di balik Kudatuli dan dinilai melawan Orde Baru. PRD bahkan pernah disebut mirip Partai Komunis Indonesia (PKI) oleh Menko Polkam Soesilo Soedarman.
Akibatnya, sejumlah aktivis PRD ditangkap, termasuk Budiman Sudjatmiko. Pada 1997, dia divonis penjara 13 tahun karena dianggap menjadi aktor intelektual Kudatuli.
Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur kemudian memberinya amnesti pada Desember 1999.
Baca juga: Resmi Dipecat, Ini Rekam Jejak Budiman Sudjatmiko Selama di PDI-P
Dari PDI-P ke Gerindra
Pada 2004, Budiman melanjutkan karier politiknya dengan bergabung menjadi kader PDI-P.
Dia pernah melenggang ke Senayan selama dua periode pada periode 2009-2014 dan 2014-2019.
Namun, pada masa Pilpres 2024, Budiman membelot dari PDI-P dan menyatakan dukungannya untuk Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Budiman menilai, sosok Prabowo lebih unggul dibandingkan Ganjar Pranowo, calon presiden yang diusung PDI-P.
Akibat deklarasi tersebut, PDI-P secara resmi memecat Budiman pada Kamis (24/8/2023). Dia lalu berlabu ke Partai Gerindra.
Dia bahkan menjadi Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.