Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Lalat Tidak Suka Warna Kuning? Ini Penjelasan Ahli

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/phol20
Ilustrasi lalat.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 

KOMPAS.com - Lalat merupakan serangga yang dikenal sebagai hewan yang kotor dan bisa menjadi sumber penyakit.

Hal itu karena lalat biasanya hidup di lingkungan yang tidak terawat seperti di tempat sampah, bangkai, dan selokan. 

Hewan ini juga kerap dianggap mengganggu karena bisa muncul di mana saja, bahkan hinggap pada makanan. 

Kondisi tersebut, tentu sangat mengganggu. Oleh karena itu berbagai cara dilakukan untuk mengusir lalat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah satu yang dipercaya sebagian orang adalah dengan menggunakan benda hingga mengecat rumah dengan warna kuning.

Seperti informasi yang dibagikan oleh seorang warganet lewat akun Thread @priy4n*** berikut ini.

"Baru tau ternyata lalat tidak suka warna kuning," tulisnya, Senin (14/10/2024).

Lantas, benarkah lalat tidak menyukai warna kuning?

Baca juga: 7 Cara Mengusir Lalat yang Kerap Mengganggu di Acara Hajatan


Lalat tidak suka warna kuning

Ahli Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Ana Sahara membenarkan bahwa lalat tidak menyukai warna kuning. Lalat yang dimaksud di sini adalah lalat rumah atau Musca domestica.

Sebab lalat jenis ini memiliki mata yang sensitif terhadap spektrum cahaya kuning, sehingga membuat mereka menghindar.

"Spektrum warna kuning lebih panjang gelombangnya sekitar 570 nanometer (nm). Sedang yang disukai adalah warna dengan panjang gelombang di bawah itu," jelas Ana, kepada Kompas.com, Rabu (16/10/2024).

Lebih lanjut Ana memaparkan, lalat memiliki dua jenis mata, yakni dua mata majemuk besar dan sekelompok tiga mata sederhana atau ocelli. Bagian mata yang sensitif terhadap warna adalah mata majemuk.

Lalat bisa melihat warna dengan membedakan panjang gelombang cahaya, bukan intensitas cahayanya. Gelombang cahaya yang bisa terdeteksi, antara lain ultraviolet (UV) dan cahaya biru-hijau.

"Mata majemuk lalat, yang berisi pigmen visual memiliiki sensitivitas yang berbeda terhadap panjang gelombang tertentu," ujar Ana.

Pigmen visual lalat akan lebih responsif terhadap spektrum warna biru-hijau yang memiliki rentang frekuensi antara 440-540 nanometer (nm). 

Khusus jenis lalat rumah, pigmen visualnya akan responsif terhadap spektrum cahaya UV yang memiliki panjang gelombang 340-370 nm. Sementara, pada cahaya biru-hijau pigmen responsif terhadap panjang gelombang 480- 510 nm.

Baca juga: 9 Cara Mengusir Hama Tikus, Kecoak, Lalat, dan Nyamuk Pakai Gula

Lalat tidak suka cahaya gelap

Berbeda dengan mata majemuk, ocelli atau mata sederhana lalat mendeteksi perbedaan intensitas cahaya, bukan panjang gelombang. Intensitas cahaya menentukan seberapa terang atau redup cahaya tersebut.

"Ocelli sensitif terhadap perubahan intensitas cahaya dan bukan terhadap warna," kata Ana.

Lalat rumah biasanya lebih menyukai kondisi terang dengan intensitas cahaya sedang, terutama yang berasal dari cahaya alami seperti sinar matahari.

Oleh karena itu, lalat ini lebih sering beraktivitas dan tampak pada siang hari. Namun, cahaya dengan intensitas terlalu tinggi juga bisa mengganggu sistem visual lalat.

Selain sebagai pendeteksi antara terang atau gelap, ocelli juga membantu lalat mengatur orientasi mereka terhadap cahaya, dan menghindari bahaya.

Bagi beberapa serangga, cahaya terang dapat dilihat sebagai sinyal darurat. Ketika ragu, mereka secara naluriah menuju sumber cahaya.

Sebab, biasanya sumber cahaya berada di area yang lebih tinggi dari laingkungan tempat mereka berada saat itu.

Baca juga: Kisah Hewan-hewan yang Terbang ke Luar Angkasa, Ada Lalat Buah dan Felicette si Kucing Perancis

Lalat tidak suka aroma wangi

Umumnya, lalat akan menghindari aroma wangi yang kuat dan segar, seperti wangi daun salam, serai, dan jeruk. Ana menuturkan, lalat lebih tertarik dengan bau busuk atau fermentasi. 

"Mereka sering tertarik pada bau makanan busuk, sampah, kotoran, atau bahan organik lainnya yang sedang terurai," ujar dia.

Lalat juga menyukai bau manis yang berasal dari buah yang terlalu matang atau minuman mains yang tumpah.

Mereka bisa mendeteksi bau ini dari jarak yang cukup jauh, karena memiliki reseptor penciuman yang sangat sensitif.

Lalat rumah mengenal bau busuk melalui reseptor bau yang disebut inolergic Odorant Receptors (indolORs). Ketika senyawa yang dihasilkan dari bahan organik membusuk terdeteksi, reseptor ini akan mengirimkan sinyal ke otak lalat.

Ana mengungkapkan, sistem penciuman ini sangat sensitif hingga lalat bisa merespons dengan cepat terhadap perubahan bau di lingkungan mereka.

Lalat menyukai bau busuk, karena di sana banyak bahan organik yang menjadi sumber makanan lalat sekaligus tempat bertelur.

Baca juga: Banyak Lalat Berkeliaran dalam Rumah? Ini Cara Mengatasinya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi