KOMPAS.com - Pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas setelah baku tembak dengan militer Israel di Gaza selatan, Palestina pada Kamis (17/10/2024).
Tewasnya Yahya dikonfirmasi militer Israel setelah melakukan pengujian DNA melalui gigi jenazah dan sidik jari.
Yahya Sinwar merupakan pemimpin Hamas yang dianggap oleh Israel sebagai dalang serangan 1 Oktober 2023.
"Setelah proses identifikasi jenazah selesai, dapat dipastikan bahwa Yahya Sinwar telah dibunuh," kata militer Israel, dikutip dari Reuters.
Belum ada komentar langsung dari Hamas. Akan tetapi, sumber di kelompok tersebut mengatakan bahwa indikasi dari Gaza menunjukkan Sinwar telah terbunuh dalam operasi Israel.
Yahya Sinwar tewas setelah baku tembak
Selama peperangan yang telah terjadi berbulan-bulan, Yahya Sinwar adalah musuh nomor satu yang paling dicari-cari Israel.
Puluhan operasi yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Otoritas Sekuritas Israel (ISA) selama setahun terakhir. Beberapa minggu terakhir, operasi ditargetkan di wilayah tempat Yahya Sinwar disingkirkan.
"Operasi telah membatasi pergerakan operasional Yahya Sinwar karena ia dikejar oleh pasukan Israel dan menyebabkan ia disingkirkan," kata militer Israel, dilansir dari Reuters.
Kematian Yahya Sinwar berbeda dengan kematian pemimpin Hamas lainnya, termasuk komandan militer Hamas Mohammed Deif yang tewas dalam serangan udara Israel pada tanggal 13 Juli 2024.
Operasi yang menewaskan Yahya Sinwar bukan merupakan serangan yang direncanakan dan ditargetkan.
Para pejabat mengatakan Yahya Sinwar ditemukan oleh tentara infanteri yang sedang mencari di suatu daerah di kawasan Tal El Sultan di Gaza selatan pada hari Rabu (16/10/202).
Pasukan tersebut melihat tiga orang dari kelompok Hamas bergerak di antara gedung-gedung dan melepaskan tembakan. Baku tembak itu menyebabkan Yahya Sinwar melarikan diri ke dalam gedung yang hancur.
Menurut laporan di media Israel, peluru tank dan rudal juga ditembakkan ke gedung tersebut.
Pada hari Kamis (17/10/2024), militer merilis video rekaman dari pesawat nirawak mini memperlihatkan Yahya Sinwar terluka parah di tangan, duduk di kursi, dan wajahnya ditutupi syal.
Dilansir dari CNN, rekaman itu memperlihatkan pemimpin Hamas tersebut berusaha melemparkan tongkat ke pesawat nirawak. Namun upaya untuk menjatuhkan drone itu sia-sia.
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, Yahya Sinwar sempat mencoba melarikan diri sebelum militer Israel menghabisinya.
Yahya Sinwar ditemukan dengan senjata, jaket antipeluru, dan 40.000 shekel atau sekitar 10.731 dollar Amerika Serikat.
Baca juga: Teka-teki Keberadaan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan Spekulasi tentang Kematiannya
Israel sebut perang tetap berlangsung
Para pemimpin Barat mengatakan kematian Yahya Sinwar memberikan kesempatan bagi perang untuk berakhir.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perang akan terus berlanjut.
Ia mengatakan, kematian Yahya Sinwar menawarkan peluang perdamaian di Timur Tengah, tetapi mengingatkan bahwa perang di Gaza belum berakhir dan Israel akan terus berlanjut hingga para sanderanya dikembalikan.
"Hari ini kita telah menyelesaikan masalah ini. Hari ini kejahatan telah ditimpa masalah, tetapi tugas kita masih belum selesai," kata Netanyahu, dilansir dari Reuters.
"Kepada keluarga sandera yang terkasih, saya katakan: Ini adalah momen penting dalam perang. Kami akan terus berjuang dengan kekuatan penuh sampai semua orang yang Anda cintai, orang-orang yang kami cintai, pulang," imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Biden yang berbicara kepada Netanyahu melalui telepon untuk memberi selamat kepada Israel.
Begitu juga dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang mengatakan kematian Sinwar memberikan kesempatan bagi konflik lebih dari setahun di Gaza untuk berakhir.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.