KOMPAS.com - Hari Menopause Sedunia diperingati setiap tanggal 18 Oktober.
Hari ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang menopause dan pilihan dukungan kesehatan bagi perempuan selama masa transisi menopause.
Seperti yang kita ketahui, menopause adalah masa ketika menstruasi berhenti secara alami, menandai berakhirnya masa reproduksi seorang perempuan.
Baca juga: Kesehatan Mental Hantui Masa Transisi Menopause, Hati-hati Depresi
Dikutip dari WHO, menopause tidak hanya soal akhir menstruasi tetapi juga sebuah perubahan besar yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental perempuan.
Tapi, sebelum menopause, perempuan juga mengalami perubahan besar pada tubuhnya lewat awal menstruasi.
Menariknya, dalam beberapa dekade terakhir, ada tren berlawanan terkait usia perempuan mengalami awal menstruasi dan menopause secara global.
Seperti apa perubahan tren awal menstruasi dan menopause yang terjadi di seluruh dunia?
Tren usia menopause yang semakin tua
Dalam beberapa studi global, para peneliti menemukan bahwa tren usia rata-rata perempuan mengalami menopause meningkat.
Sebuah studi yang terbit dalam jurnal Human Reproduction tahun 2020, para peneliti menemukan bahwa ada peningkatan usia perempuan yang mengalami menopause.
Studi yang diamati pada lebih dari 312.000 perempuan di Norwegia ini menemukan bahwa usia rata-rata menopause meningkat.
Studi yang dipimpin oleh Marthe S. Gottschalk ini menemukan bahwa perempuan kelahiran 1936–1939 rata-rata mengalami menopause pada usia 50,31 tahun. Sedangkan perempuan yang lahir pada 1960–1964 mengalami menopause 52,73 tahun.
Baca juga: Menopause Dini: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Ini menunjukkan ada tren usia menopause yang berubah menjadi semakin tua 2,5 tahun dalam kurun waktu 30 tahun.
Perubahan ini tidak hanya terjadi di Norwegia saja. Studi di Amerika Serikat yang dipimpin oleh Duke Appiah juga menunjukkan tren serupa.
Studi yang dipublikasikan dalam JAMA Network tahun 2021 ini menemukan peningkatan usia menopause dari 48,4 tahun di tahun 1959-1962 menjadi 49,9 tahun pada periode 2015-2018.
Dalam kedua studi tersebut, para peneliti juga menggarisbawahi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan usia menopause.
Beberapa faktor tersebut adalah peningkatan kualitas hidup, akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, dan perubahan gaya hidup seperti nutrisi dan aktivitas fisik yang lebih baik.
Selain itu, peningkatan kesadaran akan penggunaan terapi hormon menopausal (MHT) juga berperan penting. Terapi ini terbukti membantu mengurangi gejala menopause dan bahkan dapat memperpanjang masa reproduksi.
Tren awal menstruasi yang semakin muda
Berlawanan dengan tren menopause yang semakin tua, kebanyakan remaja perempuan saat ini mengalami awal menstruasi yang semakin muda.
Baca juga: 18 Oktober, Sejarah dan Tema Hari Menopause Sedunia 2021
Dalam studi di Norwegia, peneliti menemukan usia rata-rata awal menstruasi menurun sedikit di antara perempuan yang lahir antara tahun 1936 hingga 1964 di Norwegia.
Usia rata-rata menarche pada perempuan kelahiran 1936-1939 adalah 13,42 tahun, dan angka ini turun menjadi 13,24 tahun pada perempuan kelahiran 1960-1964.
Meskipun perubahannya tampak kecil, penurunan usia menarche ini konsisten dengan tren global yang menunjukkan bahwa anak perempuan mengalami pubertas lebih awal daripada dekade sebelumnya.
Hal serupa juga ditemukan dalam studi Appiah di Amerika Serikat.
Hasil studi menunjukkan penurunan usia awal menstruasi dari 13,5 tahun pada tahun 1959-1962 menjadi sekitar 12,7 tahun pada 2015-2018.
Tren ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk peningkatan nutrisi, status kesehatan yang lebih baik, dan perubahan lingkungan.
Anak perempuan saat ini lebih mungkin mengalami pubertas lebih dini dibandingkan generasi sebelumnya karena perbaikan dalam pola makan dan kesehatan umum.
Apa dampak tren awal menstruasi dan menopause yang berlawanan?
Perubahan usia awal menstruasi dan menopause ini memiliki dampak signifikan terhadap masa reproduksi seorang perempuan.
Baca juga: Gejala Menopause di Usia 40 Tahun dan Hal-hal yang Perlu Disiapkan
Dengan menurunnya usia awal menstruasi dan meningkatnya usia menopause, masa reproduksi seorang perempuan menjadi lebih panjang.
Gottschalk menemukan bahwa jarak antara awal menstruasi dan menopause di Norwegia bertambah dari 36,83 tahun untuk perempuan kelahiran 1936-1939 menjadi 40,22 tahun untuk mereka yang lahir pada 1960-1964.
Panjangnya masa reproduksi ini memiliki implikasi yang signifikan terhadap kesehatan.
Di satu sisi, masa subur yang lebih panjang dapat meningkatkan peluang perempuan untuk hamil.
Namun di sisi lain, ini juga meningkatkan paparan terhadap hormon estrogen selama jangka waktu yang lebih lama.
Padahal, paparan hormon estrogen dalam waktu lama banyak dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara pasca-menopause.
Selain itu, menopause yang lebih tua juga berkaitan dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi karena penurunan estrogen.
Bagaimana dengan Indonesia?
Meskipun belum banyak penelitian di Indonesia terkait tren usia awal menstruasi dan menopause, kita bisa berasumsi bahwa pola yang sama juga terjadi.
Baca juga: Hari Menopause Sedunia 18 Oktober, Bagaimana Sejarahnya?
Peningkatan akses terhadap perawatan kesehatan, pola makan, dan perubahan gaya hidup yang lebih baik kemungkinan besar memengaruhi usia awal menstruasi dan menopause di Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.