KOMPAS.com - Pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas dalam operasi militer Israel di Rafah, Gaza Selatan, pada Rabu (16/10/2024).
Kematian Yahya Sinwar telah dikonfirmasi oleh Israel pada Kamis (17/10/2024) setelah mereka melakukan tes DNA terhadap jari pemimpin Hamas ini yang sudah dipotong.
"Setelah menyelesaikan proses identifikasi mayat, dapat dipastikan bahwa Yahya Sinwar telah dieliminasi," kata militer Israel dikutip dari Reuters, Jumat (18/10/2024).
Sementara itu, kepala Hamas di Gaza, Khalil Hayya mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa pemimpin berusia 62 tahun itu "teguh dan pemberani".
"Sinwar menemui akhirnya berdiri dengan berani, dengan kepala terangkat tinggi, memegang senjata apinya, menembak sampai napas terakhir, sampai saat terakhir hidupnya," katanya, dikutip dari Aljazeera, Jumat.
Sebuah foto yang diambil di tempat kejadian perkara menunjukkan Sinwar mengenakan perlengkapan tempur, tergeletak tewas di reruntuhan bangunan yang dihantam tembakan tank.
Baca juga: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Dibunuh Israel, Ini Respons Netanyahu dan Joe Biden
Momen terakhir Yahya Sinwar terekam drone Israel
Militer Israel telah merilis rekaman pesawat tak berawak atau drone yang menunjukkan saat-saat terakhir Yahya Sinwar ketika sedang bersembunyi di reruntuhan bangunan di Jalur Gaza bagian setalan.
Drone yang dilengkapi dengan kamera itu merekam sosok Sinwar yang tengah duduk membungkuk di sebuah kursi yang diselimuti debu, dengan kepala dan wajah yang ditutupi oleh syal.
Rekaman yang diirilis oleh otoritas Tel Aviv itu juga memperlihatkan lengan kanan Sinwar yang tampak terluka parah, dikutip dari The Guardian, Jumat (18/10/2024).
Selain itu, Sinwar juga terlihat melemparkan tongkat ke atas kepalanya ke arah pesawat tak berawak yang sedang mendekat.
Ketika rekaman tersebut diambil, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa Sinwar hanya diidentifikasi sebagai seorang pejuang.
Militer Israel awalnya tidak menyadari bahwa mereka telah mendapatkan musuh nomor satu negara mereka.
"Militer kemudian menembakkan peluru tambahan ke arah gedung tersebut, menyebabkan gedung itu runtuh dan membunuhnya," kata Hagari.
Baca juga: Serangan Israel Sepanjang 2024 Tewaskan 4 Pemimpin Hamas, Termasuk Yahya Sinwar
Ditemukan dengan rompi antipeluru dan sejumlah uang
Lebih lanjut Hagari mengatakan, Yahya Sinwar ditemukan dengan rompi antipeluru, granat, dan uang sebesar 40.000 shekel atau sekitar Rp 166.508.339.
Setelah perburuan intensif selama setahun terakhir, militer Israel mengumumkan kematian Yahya Sinwar dalam operasi militer di Jalur Gaza bagian selatan, yang diwarnai baku tembak, pada Rabu (16/10) waktu setempat.
Kematian Yahya Sinwar dianggap kesuksesan besar bagi Israel. Para pemimpin Barat mengatakan, kematian Sinwar dapat menawarkan kesempatan untuk mengakhiri perang.
Di sisi lain, perwakilan Iran di PBB mengatakan bahwa pembunuhan Yahya Sinwar justru akan mengarah pada penguatan "perlawanan" di wilayah tersebut.
“Semangat perlawanan akan diperkuat. Dia akan menjadi model bagi kaum muda dan anak-anak yang akan meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina,” tulis akun @Iran_UN dalam sebuah unggahan di X.
“Selama pendudukan dan agresi ada, perlawanan akan bertahan, karena martir tetap hidup dan jadi sumber inspirasi," tambahnya.
Baca juga: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas Usai Baku Tembak dengan Israel
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.