Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burger McDonald's Diduga Sebabkan Wabah E Coli di AS, Bagaimana dengan Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/ALEXA
Burger McDonald's Diduga Sebabkan Wabah E Coli di Berbagai Negara,
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pejabat Kesehatan Amerika Serikat sedang menyelidiki wabah E coli yang menyebabkan 1 orang lansia di Colorado meninggal dunia dan 49 orang di 10 negara bagian lainnya jatuh sakit.

Wabah E coli itu diduga berkaitan dengan makanan cepat saji hamburger Quarter Pounders McDonald's, sebagaimana diungkap Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada Selasa (22/10/2024).

Kasus paling banyak dilaporkan terjadi di Colorado dan Nebraska.

Belum diketahui bahan apa yang ada di dalam burger tersebut sehingga membuat puluhan orang jatuh sakit. Akan tetapi, para penyelidik berfokus pada irisan bawang bombay segar dan daging yang digunakan di dalam menu tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal itu sebagaimana diungkap Kepala Rantai Pasokan McDonald's Amerika Utara, Cesar Pina melalui keterangan resmi.

"Temuan awal dari investigasi menunjukkan bahwa sekumpulan penyakit mungkin terkait dengan irisan bawang bombay yang digunakan dalam Quarter Pounder dan bersumber dari satu pemasok yang melayani tiga pusat distribusi," kata dia, dikutip dari Asia One, Rabu (23/10/2024).

Pina menambahkan, McDonald's secara proaktif telah menarik irisan bawang bombay dan daging sapi yang digunakan untuk menu hamburger dari toko-toko di negara bagian yang terdampak sementara penyelidikan berlanjut.

Restoran cepat saji itu untuk sementara waktu juga menyingkirkan Quarter Pounder dari restoran-restoran di wilayah yang terdampak, termasuk Colorado, Kansas, Utah, dan Wyoming.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

Baca juga: Mengenal Kue Kunga, Burger ala Afrika yang Terbuat dari Ribuan Nyamuk

BPOM tunggu hasil investigasi FDA

Koordinator Humas BPOM Eka Rosmalasari mengatakan, saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih menunggu hasil investigasi dari Food and Drug Administration (FDA) terkait keamanan makanan cepat saji McDonald's.

"Kami juga masih menunggu hasil investigasi dari FDA untuk bawang bombay dan daging yang digunakan," kata dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (23/10/2024).

Eka menjelaskan, pengawasan resto cepat saji merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan.

Oleh karena itu, saat ditanya apakah menu makanan cepat saji tersebut masih aman dikonsumsi, BPOM menyarankan untuk memastikan hal itu ke pihak manajemen McDonald's dan Dinas Kesehatan setempat.

Meski begitu, BPOM masih terus memonitor perkembangan kasus tersebut.

Sebagai informasi, E coli atau Escherichia coli adalah bakteri yang banyak ditemukan di usus manusia dan hewan berdarah panas.

Eka mengatakan, kebanyakan strain E coli tidak berbahaya. Namun beberapa strain, merupakan penghasil toksin Shiga yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi, seperti produk daging mentah atau setengah matang dan sayuran mentah.

"Makanan yang tercemar E coli ini dapat menyebabkan keracunan," kata Eka.

Adapun strain E coli yang diduga ada di menu McDonald's adalah E coli O157:H7.

Strain ini dapat menimbulkan penyakit serius dan pernah menjadi sumber wabah pada tahun 1993 yang menewaskan 4 anak setelah mereka makan hamburger setengah matang di restoran Jack in the Box.

Gejala keracunan E coli ditandai dengan kram perut parah, diare, dan muntah.

Baca juga: Mengapa Burger Disebut Makanan Tidak Sehat padahal Berisi Daging dan Sayuran? Ini Penjelasannya

Wabah E coli menyebar dengan cepat

Kepala Cabang Pencegahan dan Penanggulangan Wabah CDC Matt Wise mengatakan, wabah E coli yang terjadi di Amerika Serikat menyebar dengan cepat.

Dikutip dari NBC News, kasus pertama terjadi pada 27 September 2024 di Colorado, Amerika Serikat.

"Pejabat kesehatan negara bagian di Colorado kemudian memberi tahu CDC tentang peningkatan kasus E coli yang tidak biasa pada 10 Oktober 2024," kata Wise.

Menindaklanjuti laporan tersebut, CDC memulai penyelidikannya pada 15 Oktober 2024.

Wise menduga, akan lebih banyak penyakit mungkin dilaporkan akibat kasus tersebut.

Sebab, penyakit-penyakit baru mungkin belum dilaporkan karena biasanya diperlukan waktu 3 sampai 4 minggu untuk menentukan apakah orang yang sakit merupakan bagian dari wabah atau bukan.

Sejauh ini, enam belas orang yang sakit mengaku menyantap makanan di McDonald's sebelum sakit. Dua belas orang di antaranya mengatakan pernah makan hamburger Quarter Pounder.

Sementara itu, FDA masih bekerja dengan cepat untuk memastikan apakah irisan bawang di dalam menu hamburger itu dijual ke restoran lain.

Adapun bawang potong dadu yang digunakan dalam produk lain di McDonald's tidak terlibat dalam wabah tersebut.

Saat ini, Departemen Pertanian Amerika Serikat juga membantu CDC dan pejabat kesehatan negara bagian dalam penyelidikan.

Sebagian besar kasus, yakni 26 kasus dilaporkan di terjadi Colorado. Sedangkan di Nebraska tercatat ada 9 kasus.

Kasus lainnya juga terjadi di Iowa, Kansas, Missouri, Montana, Oregon, Utah, Wisconsin dan Wyoming.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi