Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangsa Eropa Jajah Indonesia demi Rempah, tapi Mengapa Makanannya Cenderung Hambar?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/READNEO
Ilustrasi rempah-rempah Indonesia.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Bangsa Eropa menjajah Indonesia salah satunya untuk mencari rempah-rempah. Sebab, Indonesia termasuk penghasil rempah-rempah tertinggi di dunia.

Menjajah Indonesia untuk mendapatkan rempah seperti cengkih, pala, dan lada, tapi mengapa makanan negara-negara Barat kerap disebut tidak kaya rasa atau hambar?

Pertanyaan tersebut diungkap warganet dalam kolom komentar unggahan akun media sosial X atau Twitter, @joakial_, Jumat (25/10/2024).

Warganet itu mengunggah gambar peta Eropa Utara dan Inggris Raya. Dia mengeluhkan makanan dari wilayah tersebut tidak ada yang membangkitkan selera.

Unggahan tersebut lantas dibalas sejumlah warganet Indonesia. Banyak orang yang bertanya-tanya penyebab bangsa Eropa memiliki makanan yang hambar padahal dulu "merampok" rempah milik Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengapa Wilayah Maluku Disebut Sebagai Kepulauan Rempah-rempah? Berikut Sejarahnya


Tak banyak rempah tumbuh di Eropa

Guru Besar Tata Boga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Marwanti menuturkan, jenis makanan yang biasa dikonsumsi warga dari suatu wilayah sangat tergantung potensi lokal wilayah tersebut.

"Di Indonesia, rempah tumbuh (dan) banyak macamnya," ujar Wanti saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (29/10/2024).

Wilayah Indonesia mudah ditumbuhi rempah-rempah karena memiliki tanah subur, cuaca stabil sepanjang tahun, dan kondisi geologisnya sesuai kebutuhan tanaman.

Sebaliknya, Wanti menyebut, wilayah Eropa tidak menyediakan tanah dan iklim yang tepat untuk rempah-rempah dapat tumbuh beraneka macam. Hal ini membuat makanan di sana pun menjadi tidak berbumbu sebanyak Indonesia.

"Karena memang potensi alamnya demikian," lanjut Wanti.

Rempah-rempah seperti lada, jahe, kayu manis, dan kunyit tidak tumbuh dengan baik di Eropa. Sebab, iklim di sana umumnya terlalu dingin saat musim dingin. Kondisi itu tidak mendukung pertumbuhan rempah-rempah tersebut.

Meski begitu, ada juga rempah-rempah yang bisa tumbuh di Eropa. Contoh rempah-rempah yang bisa tumbuh di Eropa yakni kemangi, peterseli, adas, sage, oregano, thyme, rosemary, dan dill.

Baca juga: Mengenal Pala, Buah yang Diperebutkan Bangsa Eropa

Rempah digunakan sebagai obat daripada bumbu

Sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS), Harto Juwono menuturkan, ada beberapa alasan mengapa makanan negara-negara Eropa kurang berbumbu dibanding masakan Nusantara.

"Rempah (di Eropa) bukan untuk bumbu (makanan) melainkan untuk obat sebagai prioritasnya," terangnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Harto menyatakan, warga Eropa lebih sering memakai rempah-rempah yang didapat dari Indonesia untuk bahan pengobatan daripada masakan. Sebab, kepentingan farmasi di sana cukup tinggi.

Sebagai contoh, cengkih dipakai untuk obat luka dan penghangat tubuh. Pala dan fuli juga dipakai untuk obat menenangkan saat tidur. 

Bila dibandingkan dengan Indonesia, rempah-rempah seperti cengkih, pala, fuli, dan lada lebih umum digunakan sebagai bumbu masakan daripada obat.

Selain itu, Harto menambahkan, penggunaan rempah-rempah sebagai konsumsi di Eropa juga tergantung kondisi negara di sana.

"Tergantung pada musim di negara subtropis, terutama ketika hawa mulai dingin," lanjutnya.

Menurut dia, negara di Eropa yang hawanya dingin atau berada dalam musim dingin lebih banyak menggunakan rempah-rempah daripada negara kebalikannya.

Negara-negara di Eropa barat dan utara akan lebih banyak menggunakan rempah-rempah daripada negara di wilayah lain. Pasalnya, negara itu memiliki perubahan suhu udara yang cukup drastis.

Warga di sana menjadi lebih butuh rempah-rempah untuk menghangatkan tubuh.

Di sisi lain, Harto menyebut ada juga pengaruh budaya setempat terhadap jenis masakan asli Eropa sehingga makanan di sana cenderung hambar.

Baca juga: Mengenal Bunga Kecombrang, Bumbu Masakan khas Nusantara hingga Mancanegara

Alasan makanan bangsa Barat hambar

Masakan ras kaukasoid (orang kulit putih) dari Eropa dan Amerika sering dianggap lebih hambar dibandingkan makanan orang-orang Asia serta Afrika.

Diberitakan Quartzy (5/5/2018), masa Depresi Besar yang melanda Amerika pada abad ke-20 dan memengaruhi wilayah Eropa telah membuat hampir tidak ada masakan lezat di sana.

Orang-orang beralih dari makan makanan berbumbu ke roti tawar dan keju yang diproduksi massal dengan rasa lebih hambar. Makanan hambar pun dianggap sebagai makanan aman dan bergizi pada masa Perang Dunia I dan II.

Pada masa yang serba kekurangan itu, resep makanan pun dikembangkan berdasarkan bahan yang tersedia dan mengandung kalori terbanyak, bukan bahan masakan yang paling lezat.

Sejarawan kuliner dan penulis A Square Meal, Jane Ziegelman dan Andy Coe menyebut, kaum reformis yang memberikan bantuan makanan ke warga kala itu tidak melihat rasa hambar sebagai sesuatu yang mengganggu. Namun, mencirikan pekerjaan amal mereka.

Kaum reformis tidak ingin warga bersemangat mengambil makanan gratis. Mereka justru memaksa warga tetap bekerja dan mendapatkan uang untuk membeli bumbu dapur.

"Ketika membagikan kotak bantuan, mereka sengaja tidak menambahkan bahan-bahan seperti mustard dan cuka ke dalam makanan. Mereka tidak ingin orang-orang menjadi terlalu gembira saat menerima bantuan makanan," kata Coe dan Ziegelman.

Setelah perang selesai, warga di negara Barat masih makan makanan yang diproduksi massal serta kurang kaya rasa. Ini untuk menyeragamkan kelompok mereka dan memberikan kesetaraan sosial pada era tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi