KOMPAS.com - Cara seseorang menggunakan dan memperlakukan ponsel dapat menunjukkan tingkat emotional intelligence atau kecerdasan emosionalnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Jenny Woo, seorang peneliti kecerdasan emosional asal Amerika Serikat dan pendiri platform Mind Brain Emotion.
Dia mencontohkan, perilaku phubbing atau asyik dengan ponsel pintar ketika berhadapan dengan lawan bicara, mengikis kepercayaan dan melemahkan koneksi.
Kondisi ini membuat orang lain merasa kesepian, tidak aman, kesal, dan bahkan tidak puas akan hubungan yang terjalin.
"Phubbing dikaitkan dengan rendahnya kesadaran sosial. Di tempat umum, orang sering melakukan phubbing untuk menghindari percakapan tatap muka," kata Jenny, dikutip dari CNBC Make It, Minggu (27/10/2024).
Sayangnya, perilaku ini sering kali terjadi secara otomatis, sehingga kerap tidak disadari oleh pelakunya.
Lalu, bagaimana ciri kecerdasan emosional tinggi yang tampak saat menggunakan ponsel?
Baca juga: Mantan Agen CIA Ungkap Ciri Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi Saat Berinteraksi
Ciri kecerdasan emosional dari cara memainkan ponsel
Kecerdasan emosional atau disebut juga emotional quotient (EQ) mengacu pada kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain.
Dilansir dari Psychology Today, orang yang cerdas secara emosional sadar akan perasaan sendiri, bahkan emosi negatif termasuk frustrasi atau kesedihan.
Mereka mampu mengidentifikasi dan memahami apa yang dirasakan, serta mampu mengelola dan mengatasinya.
Oleh karena itu, orang yang cerdas secara emosional cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi dan realistis tentang diri mereka sendiri.
Di sisi lain, alih-alih membiarkan ponsel mengendalikan perhatiannya, orang dengan kecerdasan emosional tinggi kerap melakukan hal-hal berikut:
Baca juga: Studi Buktikan Pria Kurang Cerdas Lebih Sering Selingkuh
1. Menetapkan niat sebelum berinteraksi sosialOrang yang cerdas secara emosional menetapkan tujuan yang jelas tentang kapan dan bagaimana akan menggunakan ponsel, terutama di tengah situasi sosial.
Guna mengurangi godaan untuk memeriksa chat atau lini masa media sosial, orang-orang ini biasanya menjauhkan ponsel atau mematikannya saat sedang berbincang dengan orang lain.
Namun, jika benar-benar perlu memeriksa ponsel selama percakapan, mereka akan memberi tahu lawan bicara terlebih dahulu dan menjelaskan situasi yang sedang terjadi.
"Jika menyadari mata saya tertuju pada ponsel dibandingkan pada orang yang sedang diajak bicara, saya akan menyingkirkannya dan berkata, 'Saya minta maaf soal itu, Anda mendapatkan perhatian penuh saya'," ujar Jenny.
Baca juga: 6 Tanda-tanda Anak Punya Kecerdasan Emosional Tinggi
2. Menjauhkan ponsel dari jangkauanStudi dalam Journal of the Association for Consumer Research (2017) menunjukkan, sekadar menaruh ponsel dalam jangkauan, bahkan saat dimatikan, dapat mengurangi kapasitas kognitif.
Menurut Jenny, guna mencapai kebebasan mental dan produktivitas yang lebih besar, orang-orang dengan kecerdasan emosional tinggi akan menciptakan penghalang fisik antara dirinya dengan perangkat pintarnya.
Salah satu cara paling mudah, yakni dengan meninggalkan ponsel di dalam saku pakaian maupun di ruangan lain.
Dengan cara tersebut, saat disiplin diri mulai goyah dan tangan seolah gatal ingin bermain ponsel, akan lebih sulit bagi mereka untuk meraih perangkat pintar.
"Ini menjaga fokus dan mengurangi risiko menggagalkan interaksi yang bermakna," tutur Jenny.
Baca juga: Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi Tak Pernah Lakukan Hal Ini
3. Menetapkan zona bebas teleponCiri orang dengan kecerdasan emosional tinggi lainnya adalah menetapkan zona bebas telepon.
Jenny menuturkan, notifikasi ponsel terus-menerus dan tidak terduga membuat otak dalam kondisi yang sangat reaktif dan mudah bersemangat.
Penelitian lama oleh peneliti dari University of California pada 2008 menunjukkan, butuh waktu rata-rata 23 menit untuk mendapatkan kembali fokus setelah memeriksa telepon.
Gangguan tersebut sering kali tanpa disadari akan menjauhkan seseorang dari pekerjaan dan interaksi yang bermakna.
Menurut Jenny, orang-orang yang cerdas secara emosional memahami pentingnya mengelola impuls yang dipicu dopamin.
Baca juga: 6 Pilihan Ikan Lokal Bisa Bantu Otak Cerdas, Murah, dan Mudah Dijumpai
Dengan sengaja, mereka akan menghentikan penggunaan ponsel untuk mendapatkan kendali atas perhatian dan fokusnya.
Guna menghilangkan gangguan digital selama percakapan atau sesi tim, Jenny pun mengimbau untuk mematikan notifikasi yang tidak penting dan alihkan ponsel ke mode "jangan ganggu".
Sebaliknya, tetapkan zona "bebas telepon" saat waktu senggang untuk menggulir lini masa media sosial atau menjalin interaksi bersama keluarga, teman, maupun kolega melalui ponsel.
Dengan merencanakan penggunaan ponsel, menetapkan batasan, dan mengelola notifikasi, seseorang dapat menghentikan kebiasaan tidak aktif dan membina hubungan yang lebih dalam dan bermakna.
"Ponsel akan selalu ada, tetapi momen di depan Anda tidak akan ada (pengulangan)," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang