Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Iwan Bule, Mantan Ketum PSSI yang Kini Jadi Komisaris Utama Pertamina

Baca di App
Komentar Lihat Foto
((KOMPAS.com/Adil Nursalam))
Eks Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule. Ia hadir di Stadion Persib, Sidolig, Bandung, Kamis (22/9/202) untuk mengunjungi pelatihan Timnas Indonesia jelang pertandingan FIFA Match Day Indonesia vs Curaccao.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Mochamad Iriawan atau kerap disapa Iwan Bule, menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Pergantian kepengurusan tersebut disahkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam Surat Keputusan (SK)-258/MBU/11/2024 dan SK-259/MBU/11/2024.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan, pemberhentian dan pengangkatan direksi baru Pertamina merupakan kewenangan pemerintah sebagai pemegang saham.

"Pergantian kepemimpinan perusahaan merupakan proses normal dan wajar sebagaimana ketentuan yang ada," kata Fadjar, Senin (4/11/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut profil Iwan Bule yang menjadi Komisaris Utama Pertamina.

Baca juga: 55,5 Persen Responden Survei Indikator Setuju Iwan Bule Jadi Tersangka

Profil Iwan Bule

Iwan Bule merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi Polri.

Ia mengawali kariernya sebagai Kapolres Tegal, Polda Jawa Tengah, pada 2001, dilansir dari Antara, Senin (4/11/2024).

Kariernya sebagai anggota kepolisian melesat saat ia diangkat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya pada 2008.

Delapan tahun kemudian, tepatnya pada 2016, Iwan Bule menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

Pada 2017, pria kelahiran 1962 tersebut ditugaskan sebagai Asops Kapolri dengan pengkat Komisaris Jenderal (Komjen).

Iwan juga pernah dilantik sebagai Pj Gubernur Jawa Barat, menggantikan Ahmad Heryawan (Aher) pada 18 Juni 2018 hingga 5 September 2018.

Jabatan terakhir yang dipegangnya sebelum pensiun adalah menjadi Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional pada 2018.

Baca juga: Shin Tae-yong dan Pemain Timnas Pasang Badan untuk Iwan Bule?

Rekam jejak Iwan Bule di kepolisian

Selama berkarier di kepolisian, ia lebih banyak mendapatkan tugas di bidang resere kriminal.

Salah satu kasus terkenal yang pernah ditanganinya adalah pembunuhan Nasarudin Zulkarnaen pada 2016.

Selain itu, ia pernah mengamankan aksi demonstrasi 4 November 2016 yang menuntut Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok agar ditahan atas kasus penistaan agama.

Tak hanya menangani sejumlah kasus penting, Iwan merupakan salah satu orang yang pernah diperiksa oleh kepolisian pada 2019.

Iwan juga pernah diperiksa oleh Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait dengan kasus penyiraman air keras kepada Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan pada 2019.

Kala itu, ia diperiksa karena dugaan keterlibatan jenderal polisi dalam kasus penyerangan air keras.

Sebelum kejadian tersebut, Iwan pernah memperingatkan Novel tentang akan adanya aksi teror kepadanya.

Baca juga: Profil Ketum PSSI Iwan Bule, Disorot karena Ucapkan Hadirin yang Berbahagia Saat Jumpa Pers Tragedi Kanjuruhan

Pernah jadi Ketua PSSI

Di luar kepolisian, Iwan Bule juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada 2019, menggantikan Iwan Budianto.

Saat menjadi Ketum PSSI, ia dianggap sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan pada 2022.

Usai tragedi yang menewaskan 125 suporter tersebut, berbagai pihak menuntut Iwan untuk mundur sebagai ketua.

Tak hanya itu, ia juga pernah tidak sengaja mengucapkan kata-kata yang kurang etis saat konferensi pers.

(Sumber: Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta, Nur Rohmi Aida | Editor: Sari Hardiyanto, Rizal Setyo Nugroho)

Baca juga: Mengenal Sosok Iwan Bule, Ketum PSSI yang Pernah Diperiksa Terkait Kasus Novel Baswedan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi