Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Bom di Sejumlah TPS Saat Pilpres AS, FBI Sebut Ada Keterlibatan Rusia

Baca di App
Lihat Foto
AFP/DAVID BECKER, ROBERTO SCHMIDT
Calon presiden Amerika Serikat Kamala Harris (kiri) saat berkampanye di Craig Ranch Amphitheater, Las Vegas, Nevada, 31 Oktober 2024; dan Donald Trump (kanan) dalam kampanye di Sports and Expo Center, Warren, Michigan, 1 November 2024. Pilpres Amerika kali ini digelar pada Selasa (5/11/2024).
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada Selasa (5/11/2024) diwarnai dengan ancaman bom di sejumlah tempat pemungutan suara.

Ancaman ini dilaporkan sebagai hoax, yang menurut FBI kemungkinan besar berasal dari domain email Rusia.

Ancaman-ancaman tersebut sempat mengakibatkan evakuasi dan penundaan di beberapa tempat pemungutan suara tertentu.

Baca juga: Pilpres AS 2024 Dimulai, Diwarnai Perang Kata Trump-Harris hingga Ancaman Bom

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari Reuters, Rabu (6/11/2024),  ancaman bom palsu terjadi di beberapa tempat pemungutan suara di lima negara bagian utama yaitu Georgia, Michigan, Arizona, Wisconsin, dan Pennsylvania.

Petugas FBI menyebut bahwa di Georgia, ancaman menyasar lebih dari dua lusin lokasi pemungutan suara di area Atlanta, terutama di Fulton County.

Menurut laporan dari AP News, Rabu (6/11/2024), di daerah tersebut terdapat 32 dari 177 TPS yang dilaporkan menerima ancaman.

Dari jumlah ini, lima TPS harus dievakuasi dan waktu pemungutan suara di TPS tersebut diperpanjang agar para pemilih tetap bisa memberikan suara mereka.

Ancaman-ancaman ini melibatkan wilayah pemilih Demokrat yang kuat, seperti Fulton, DeKalb, dan Gwinnett di Georgia.

Pemeriksaan keamanan yang intens dilakukan di berbagai fasilitas publik seperti gereja, pusat komunitas, dan perpustakaan yang digunakan sebagai TPS.

Meski TPS bisa dibuka kembali setelah penyisiran bom, ancaman ini menciptakan kekhawatiran besar di antara pemilih.

"Sejauh ini, tidak ada satu pun ancaman yang terbukti," kata Biro Investigasi Federal (FBI) dikutip dari Aljazeera, Rabu (6/11/2024).

Baca juga: Penjelasan FBI soal Ancaman Bom di Pilpres AS 2024 

FBI sebut keterlibatan Rusia dalam ancaman bom

FBI juga mencatat bahwa peringatan bom palsu ini diduga berasal dari domain email Rusia.

Pihak kedutaan Rusia di Washington, DC menanggapi dugaan ini dengan menyebutnya sebagai "fitnah jahat".

"Kami ingin menekankan bahwa Rusia tidak pernah mencampuri dan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri negara lain, termasuk Amerika Serikat. Seperti yang telah berulang kali ditegaskan oleh Presiden Vladimir Putin, kami menghormati keinginan rakyat AS," kata kedutaan.

Meskipun tidak ada bukti fisik yang ditemukan, para pejabat AS tetap mencurigai adanya keterlibatan pihak luar.

Sekretaris Negara Bagian Georgia, Brad Raffensperger, menyatakan bahwa ancaman ini merupakan "aksi nakal" dari pihak luar yang ingin mengganggu kelancaran pemilihan dan menciptakan ketidakpercayaan di kalangan warga Amerika.

Raffensperger juga berkomentar bahwa insiden ini menunjukkan ketangguhan masyarakat Amerika dan kesiapan pemerintah dalam menghadapi situasi darurat yang dapat mengancam demokrasi.

Dia menyebut ancaman ini memperlihatkan "kesiapan yang teruji" dari penyelenggara pemilu dalam memastikan semua warga tetap bisa memberikan suara mereka.

Baca juga: Kapan Pengumuman Hasil Pilpres Amerika Serikat 2024? Ini Perkiraannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Reuters, AP, Aljazeera
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi