KOMPAS.com - Kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2024 menjadikannya sebagai presiden tertua dalam sejarah Paman Sam.
Saat dilantik pada 20 Januari 2025, Trump akan berusia 78 tahun 221 hari.
Dengan usia yang tak lagi muda, riwayat kesehatannya pun menjadi sorotan publik.
“Catatan kesehatan saya. Saya telah menjalani lima pemeriksaan selama empat tahun terakhir. Saya telah menjalani pemeriksaan kesehatan, saya juga telah menjalani tes kognitif dua kali, dan saya berhasil," kata Trump, diberitakan Times (27/10/2024).
Lalu, bagaimana riwayat kesehatan Donald Trump, presiden tertua Amerika Serikat?
Baca juga: Menang Pilpres, Donald Trump Akan Jadi Presiden Tertua Amerika Serikat
Kondisi kesehatan terbaru Donald Trump
Para calon presiden AS memiliki kebiasaan merilis riwayat kesehatannya ke publik, meski tidak diwajibkan konstitusi. Hal yang sama dilakukan lawan Trump, Kamala Harris.
Namun, diberitakan AP News (17/10/2024), Donald Trump menolak mengungkap rincian kesehatan fisik dan mentalnya. Dia mengaku baru akan merilisnya saat menjadi presiden.
Riwayat kesehatan Trump terakhir diketahui saat telinganya terluka tembak dalam upaya percobaan pembunuhan yang dialaminya pada Juli 2024.
Mantan dokter di Gedung Putih, Ronny Jackson membagikan memo pada 20 dan 26 Juli 2024 berisi kondisi kesehatan Trump.
Menurutnya, peluru membuat telinga Trump berdarah dan bengkak. Namun, luka itu perlahan sembuh.
Baca juga: Selebritas Merespons Kemenangan Donald Trump, Billie Eilish: Ini Perang terhadap Perempuan
Meski begitu, memo tersebut tidak membahas detail kondisi kesehatan Trump berupa tekanan darah, berat badan, maupun obat yang dikonsumsi atau tes yang dijalaninya.
"Kesimpulannya, Trump baik-baik saja dan dia pulih sesuai harapan dari luka tembakan," tulis dokter Ronny yang dibagikan dalam situs kampanye Trump.
Dokter pribadi Trump, Bruce Aronwald pernah menulis surat pada 20 November 2023 yang menegaskan bahwa Trump berada dalam kondisi kesehatan sangat baik, dengan hasil pemeriksaan kognitif luar biasa.
Bruce mencatat, Trump menjalani semua pemeriksaan kardiovaskular normal dan tes skrining kanker negatif. Trump juga telah mengurangi berat badannya.
"Menurut saya, Trump saat ini kesehatannya luar biasa. Jika dia terus menjaga kesehatan, dia akan memiliki gaya hidup sehat pada tahun-tahun berikutnya," tulis Bruce.
Meski begitu, tim kampanyenya lagi-lagi tidak mengungkapkan apakah Trump pernah didiagnosis menderita penyakit atau menerima perawatan kesehatan mental.
Baca juga: Donald Trump Catat Sejarah, Jadi Presiden Pertama AS yang Berstatus Terdakwa
Riwayat kesehatan Trump saat jadi presiden 2016
Hasil pemeriksaan fisik mengungkapkan, Trump memiliki kolesterol tinggi, indeks massa tubuh tinggi, dan rosacea atau kondisi kulit kronis yang menyebabkan kemerahan pada wajah.
Saat itu, Trump dilaporkan mengonsumsi obat penurun kolesterol atau aspirin setiap hari untuk mencegah penyakit jantung dan obat mengatasi kerontokan rambu.
Dokter Ronny Jackson yang memeriksa Trump saat itu mengungkapkan, Trump memiliki berat badan 108 kg, dikutip dari Axios (17/10/2024).
Pada 2019 dan 2020, Trump kembali merilis catatan yang mengungkap kadar kolesterol, indeks massa tubuh, dan kesehatannya.
Pemeriksaan itu menggolongkannya terkena obesitas dengan berat 110 kg dan indeks massa tubuh 30,4, yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan masalah lainnya.
Baca juga: Dampak Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS 2024 bagi Konflik Gaza
Laporan itu juga mengungkap ada peningkatan dosis obat untuk mengatasi kolesterol tinggi. Namun, kadar kolesterolnya dilaporkan baru turun pada 2020.
Meskipun tidak minum alkohol atau merokok, dia dikenal menghindari olahraga selain golf dan menyukai makanan cepat saji. Hal-hal inilah yang memengaruhi kesehatannya.
Terkait riwayat keluarganya, sang ayah Fred Trump didiagnosis menderita demensia pada 1991 dalam usia 86 tahun. Dia kemudian menderita penyakit Alzheimer.
Anak dari orangtua dengan riwayat demensia berpotensi dua kali lipat menderita penyakit yang sama. Kondisi ini terutama dialami orang Amerika berusia 80-an.
Di sisi lain, psikolog klinis yang memeriksa Mahkamah Agung New York Ben Michaelis pernah menilai bahwa kemampuan ucapan dan kualitas berpikir Trump mengalami penurunan.
Ketika tampil depan publik, Trump kerap melantur dan berbicara dengan topik yang berubah-ubah. Dia juga tampak menyipitkan mata saat melihat teleprompter ketika berpidato.
Meski begitu, Trump tegas menolak anggapan dirinya mengalami gangguan kognitif karena salah bicara. Namun, dia mengakui semua orang pasti akan mengalaminya suatu saat nanti.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.