KOMPAS.com - King kobra adalah ular berbisa terpanjang di dunia yang menyimpan racun sangat mematikan.
Selama 188 tahun, ular king kobra di seluruh dunia termasuk Indonesia hanya diwakili oleh satu spesies, yakni Ophiophagus hannah.
Uniknya, ular king kobra di berbagai wilayah menunjukkan perbedaan besar pada warna dan karakteristik fisik.
Fakta ini pun membuat para peneliti mempertanyakan apakah ular king kobra memang merupakan spesies tunggal.
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Ular King Kobra Masuk Rumah
Misteri spesies tunggal king kobra terpecahkan
Melalui studi yang diterbitkan dalam European Journal of Taxonomy pada Rabu (16/10/2024), peneliti mengonfirmasi, ular ini sebenarnya terdiri dari empat spesies berbeda.
Sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Molecular Phylogenetics and Evolution pada Desember 2021 menemukan, ada perbedaan genetik di antara populasi ular king kobra.
Analisis DNA yang mencakup hampir seluruh rentang distribusi ular king kobra mengidentifikasi empat garis keturunan genetik yang berbeda.
Garis keturunan ini diklasifikasikan sebagai spesies kandidat yang dikonfirmasi atau spesies yang belum dideskripsikan dan diberi nama secara resmi.
Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, para peneliti mulai mengamati dan membandingkan perbedaan fisik di antara 153 spesimen museum.
Mereka kemudian mengidentifikasi empat spesies ular king kobra secara terpisah, yang meliputi:
- Ular king kobra utara/northern king cobra (Ophiophagus hannah)
- Ular king kobra sunda/sunda king cobra (Ophiophagus bungarus)
- Ular king kobra ghats barat/western Ghats king cobra (Ophiophagus kaalinga)
- Ular king kobra luzon/luzon king cobra (Ophiophagus salvatana).
"Saya merasa kita menciptakan sejarah," kata penulis studi dan pendiri organisasi nirlaba Kalinga Foundation, Gowri Shankar Pogiri, dilansir dari Live Science, Jumat (8/11/2024).
Baca juga: Kenali, Ini Perbedaan Ular King Kobra dengan Kobra Jawa
Empat spesies king kobra, satu ada di Indonesia
Ular king kobra hidup di lingkungan lembap, termasuk hutan terbuka dan rawa bakau alias hutan mangrove yang lebat.
Reptil ini bisa dijumpai di daratan India utara hingga China selatan, serta seluruh kawasan Asia Tenggara tidak terkecuali Indonesia.
Di wilayah-wilayah ini, penampilan fisik mereka bervariasi, mulai dari warna tubuh, pola, dan ukuran.
Analisis morfologi tubuh spesimen, termasuk pola warna, lebar tubuh, dan karakteristik gigi mengarahkan peneliti studi terbaru untuk mengidentifikasi empat spesies yang sesuai dengan garis keturunan genetik dalam studi pada 2021.
Pertama, ular king kobra utara (O. hannah) tersebar luas di seluruh sub-Himalaya, India timur, Myanmar, dan Indochina.
Spesies king kobra ini juga meluas ke selatan hingga bagian tersempit di semenanjung Thailand di Tanah Genting Kra.
Ular king kobra utara dewasa memiliki ciri fisik berupa garis-garis kuning bertepi gelap dan memiliki 18-21 gigi.
Kedua, ular king kobra sunda (O. bungarus), merupakan spesies ular yang hidup di kawasan Indonesia.
King kobra sunda hidup di Semenanjung Malaya dan Kepulauan Sunda Besar, termasuk Sumatera, Kalimantan, dan Jawa, serta di Mindoro, Filipina.
Ular ini biasanya tidak memiliki pita alias garis atau memiliki pita sempit berwarna pucat dengan tepi gelap di sepanjang tubuhnya.
Ketiga, ular king kobra ghats barat (O. kaalinga) yang hanya ditemukan di Ghat Barat di Semenanjung India.
Spesies ini berbeda dari O. bungarus karena tidak memiliki tepi gelap di sekitar pita atau garis pucat di sepanjang tubuhnya.
Keempat, ular king kobra luzon (O. salvatana) yang mendiami Luzon, sebuah pulau di Filipina bagian utara.
Spesies ular ini memiliki pita-pita tubuh pucat yang sangat bersudut dibandingkan dengan garis-garis dari tiga spesies lain.
Baca juga: 3 Hal yang Harus Dilakukan Saat Bertemu Ular King Kobra, Apa Saja?
Bantu mengembangkan antibisa yang lebih baik
Gowri Shankar mengatakan, king kobra dikategorikan sebagai "rentan" berdasarkan Daftar Merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN Red List).
Menurutnya, perusakan habitat, perdagangan kulit, makanan, obat-obatan, dan perdagangan hewan peliharaan mengancam populasi king kobra.
"Tidak banyak rincian yang tersedia terkait bisa king kobra," kata dia, dikutip dari New India Express, Senin (4/11/2024).
Selain menjawab pertanyaan mendasar dan teoritis, studi ini dapat membantu menilai spesies king kobra mana yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan konservasi yang perlu diterapkan.
Meski berbeda, Gowri Shankar mengungkapkan, semua spesies ular king kobra sama-sama berbisa.
Ular king kobra termasuk ular paling berbisa di dunia yang mampu melepaskan racun dalam dosis besar.
Dalam satu gigitan, bisa ular ini dapat membunuh manusia hanya dalam waktu sekitar 15 menit.
Studi baru ini pun menunjukkan, pengetahuan terkait spesies ular king kobra bisa menjadi langkah pertama dalam mengembangkan antibisa yang lebih baik.
"Studi ini juga mempelajari komposisi bisa spesies ini karena hal ini akan berdampak langsung pada kemanjuran antibisa dan mitigasi gigitan ular," kata Gowri Shankar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.