Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tsunami dan Gempa Megathrust M 8,8 Pernah Mengguncang Bengkulu, Terasa hingga Singapura

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi tsunami. Tsunami dari gempa megathrust pernah terjadi di Bengkulu pada 1833.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Hari ini, tepatnya 191 tahun lalu, gempa megathrust menghantam Bengkulu, Sumatera.

Gempa megathrust yang disusul dengan gelombang tsunami itu terjadi pada 24-25 November 1833.

Gempa berkekuatan M 8,8-9,2 itu tercatat dalam buku berjudul Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416-2021 yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Selain di buku tersebut, gempa megathrust di Bengkulu juga tercatat di Journal of Geophysical Research yang diterbitkan pada 10 Januari 1987.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meskipun hanya berlangsung selama 5 menit, gempa yang dirasakan dari Jawa hingga Singapura tersebut menciptakan tsunami dahsyat yang meluluhlantakkan pulau Sumatera.

Baca juga: Analisis Gempa Sukabumi M 5,1, BMKG Sebut Bukan di Zona Megathrust

Kronologi gempa megathrust di Bengkulu

PVMBG mencatat, gempa tersebut terjadi di lepas pantai barat Sumatera pada 24 November 1833 pukul 20.30 WIB.

Di Bengkulu, gempa tersebut berlangsung sekitar lima menit, sementara di Padang getaran gempa terasa sekitar tiga menit.

Usai gempa, tsunami kemudian datang dan menyapu berbagai daerah, seperti Bengkulu, Pulau Cinco, Indrapura, Padang, dan Pariaman.

PVMBG mencatat, gempa megathrust tersebut memicu deformasi lantai samudra yang menghasilkan tsunami.

Selain itu, gempa bumi juga memicu retakan pada dinding danau Gunung Api Kaba sehingga menyebabkan air danau meluap dan membanjiri wilayah sekitarnya.

Baca juga: Ramai soal Fenomena Ikan Terbang Dikaitkan dengan Gempa Megathrust, Ini Faktanya

Dampak gempa megathrust di Bengkulu

Akibat gempa tersebut, air di danau mengalir keluar dan menyebabkan tujuh desa terendam air.

Banjir yang terjadi di lembah-lembah sebelah tenggara Gunung Api Kaba mengakibatkan 90 orang meninggal dunia di dua distrik.

Sementara itu, satu desa terendam banjir hingga 20 kaki atau 6,09 meter dan terendam lumpur setinggi 6 kaki atau 1,82 meter.

Kerusakan cukup parah terjadi di Padang, sementara Bengkulu mengalami kerusakan kategori berat. Pada waktu itu, semua bangunan rusak, sementara benteng dan menara roboh.

Di Padang, guncangan terjadi berulang kali selama beberapa hari yang disertai dengan gemuruh.

Akibatnya, rumah yang terbuat dari batu kehilangan dinding dan atapnya, sementara rumah-rumah kayu bertahan dengan baik.

Di daerah Bengkulu, banyak bangunan berada dalam kategori rusak berat, bahkan ada beberapa yang runtuh.

Selain itu, gelombang tsunami yang melanda pantai menghancurkan tanggul pemecah gelombang dan rumah-rumah yang terletak di dekatnya.

Banyak bangunan rusak, tanah retak, serta air dan lumpur mengalir dari retakan tersebut. Di wilayah Pariaman, guncangannya begitu kuat sehingga tidak ada seorang pun yang sanggup berdiri tegak dengan seimbang.

Baca juga: [POPULER TREN] 4 Zona Megathrust yang Kepung Pulau Jawa | Analisis Gempa Gunungkidul M 5,8

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi