KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memecat politikus Effendi Simbolon imbas mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Kabar pemecatan Effendi Simbolon dibenarkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Hidayat, Sabtu (30/11/2024).
"Benar, yang bersangkutan sudah dipecat dari partai," kata Djarot, Sabtu.
Djarot menyebutkan, Effendi dipecat PDI-P setelah dinilai melanggar kode etik, disiplin, serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
Lantas, bagaimana profil Effendi Simbolon?
Baca juga: Ramai soal Bagi-bagi Sembako Berlogo RK-Suswono, Tim RIDO: Bukan Dibagikan tapi...
Profil Effendi Simbolon
Effendi Simbolon adalah seorang politikus senior yang lahir pada 1 Desember 1964 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Anak bungsu dari pasangan St MM Simbolon dan Martha br Tobing ini menghabiskan masa kecilnya di tanah kelahirannya di Kalimantan.
Dilansir dari Kompas.com, Rabu (20/11/2024), Effendi menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Cendrawasih Banjarbaru pada 1975.
Setelah itu, keluarganya pindah ke Jakarta, di mana Effendi melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 41 Jakarta dan SMA Negeri 3 Jakarta.
Lulus SMA, Effendi Simbolon melanjutkan pendidikan ke Universitas Jayabaya, Jakarta Timur, dan meraih gelar S1 di bidang Manajemen Perusahaan pada 1988.
Dia kemudian menempuh pendidikan magister di bidang Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran (Unpad) Jawa Barat hingga 2013.
Usai meraih gelar master, Effendi kembali melanjutkan pendidikan di universitas yang sama dan meraih gelar doktor di bidang Hubungan Internasional pada 2015.
Baca juga: Respons RK, Dharma, dan Pramono soal Hasil Quick Count Pilkada Jakarta 2024
Rekam jejak Effendi Simbolon di bidang politik
Di dunia politik, Effendi Simbolon mengawali karier dengan bergabung dalam PDI-P.
Dia pertama kali menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada 2004 dan berhasil mempertahankan kursinya selama empat periode berturut-turut.
Dalam kurun waktu tersebut, Effendi pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII yang menangani isu-isu energi, sumber daya mineral, riset, teknologi, dan lingkungan hidup hingga 2013.
Sejak 2019, dia aktif sebagai anggota Komisi I yang berfokus pada pertahanan, luar negeri, komunikasi, dan informasi.
Di internal PDI-P, Effendi pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Sumber Daya dan Dana.
Dia juga sempat menjadi salah satu bakal calon Sekretaris Jenderal PDI-P untuk periode 2010–2015.
Baca juga: Mengapa Perolehan Suara Dharma-Kun di Pilkada Jakarta 2024 Bisa Dua Kali Lipat Prediksi?
Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara pada 2013, Effendi pun mencalonkan diri bersama Jumiran Abdi.
Sayangnya, pasangan ini memperoleh suara 24,34 persen, kalah dari pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi dengan total 33,00 persen suara sah.
Selain di bidang politik, Effendi Simbolon juga aktif dalam berbagai organisasi.
Dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Lembaga Karate-Do Indonesia (PB Lemkari) hingga 2012.
Effendi juga menjadi salah satu penggagas berdirinya Pusat Punguan Simbolon Dohot Boruna se-Indonesia (PSBI).
Organisasi tersebut merupakan sebuah perkumpulan yang bertujuan mempererat hubungan di antara marga Simbolon di seluruh Indonesia.
Baca juga: Potensi Pilkada Jakarta Digelar Dua Putaran, RK-Suswono dan Pramono-Rano Bersaing Kembali
Effendi Simbolon dukung RK-Suswono di Pilkada Jakarta
Sementara itu, dalam surat pemberhentian Effendi, PDI-P memberikan sanksi pemecatan karena melanggar instruksi DPP terkait Pilkada Jakarta 2024.
Seperti diketahui, PDI-P mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Pramono Anung-Rano Karno.
Namun, Effendi justru mendukung kandidat dari partai lain yang menjadi lawan dari Pramono-Rano.
Atas dasar itu, PDI-P memutuskan untuk memecat Effendi terhitung sejak surat diterbitkan pada 28 November 2024.
Surat pemecatan itu ditandatangani oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.
Baca juga: KPU Umumkan Tahapan Pilkada Jakarta 2024, Kapan Jika Ada Putaran Kedua?
Diberitakan Kompas.com, Minggu (1/12/2024), sosok Effendi Simbolon diketahui menghadiri pertemuan RK-Suswono dengan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (18/11/2024).
Dalam pertemuan yang berlangsung pada masa kampanye itu, sejumlah kader partai dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus pun tampak hadir.
Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil dan Suswono, Ahmad Riza Patria bahkan secara khusus menyapa Effendi saat memberikan sambutannya.
Riza menyatakan, Effendi adalah salah satu kader PDI-P yang mendukung RK-Suswono pada Pilkada Jakarta 2024.
"Di sini ada spesial Pak Jokowi, dari PDI-Perjuangan ada Effendi Simbolon. Ini kader PDI-Perjuangan yang mendukung Ridwan Kamil," ujar Riza di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin.
Baca juga: Mengapa Pilkada Jakarta Bisa 2 Putaran? Ini Aturan dan Sejarahnya
Dukungan Effendi Simbolon yang berseberangan dengan partainya bukan pertama kali ini terjadi.
Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, dia juga menyebut Prabowo Subianto sebagai figur yang cocok menakhodai Republik Indonesia (RI).
Pernyataan itu disampaikan Effendi dalam Rakernas Punguan Simbolon dohot Indonesia (PSBI) di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2023).
Saat itu, Prabowo masih berstatus Menteri Pertahanan (Menhan) RI dan merupakan bakal calon presiden yang ditetapkan oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerinda).
Padahal, PDI-P yang merupakan partai Effendi telah menetapkan dan mendeklarasikan eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.
Baca juga: Djarot: Effendi Simbolon Bukan Lagi Kader PDI-P karena Dukung Ridwan Kamil
Tindakan ini sempat membuat Effendi dipanggil oleh jajaran DPP PDI-P Bidang Kehormatan pada 10 Juli 2023.
Hasto selaku Sekjen PDI-P menjelaskan, berdasarkan keterangan Effendi, Prabowo diundang dalam acara Rakernas PSBI sebagai Menteri Pertahanan.
Dia pun menganggap wajar jika Prabowo mendapatkan pujian dari peserta rakernas, mengingat statusnya sebagai tamu undangan.
"Di situ sebagai tuan rumah kan memberikan puji-pujian kepada seluruh tamu yang datang. Kan tamu yang datang enggak mungkin dikritik di depan umum, kan enggak mungkin," tutur Hasto dalam konferensi pers, Senin (10/7/2023).
Namun, kini, PDI-P resmi memecat Effendi Simbolon karena tindakan dan perbuatannya dianggap sebagai pembangkangan terhadap ketentuan keputusan dan garis kebijakan partai.
(Sumber: Kompas.com/Fika Nurul Ulya, Aryo Putranto Saptohutomo, Tria Sutrisna | Editor: Dani Prabowo, Diamanty Meiliana)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang