KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu akan ditunjuk menjadi Menteri Penerimaan Negara.
Ketua Dewan Penasihat Kadin sekaligus adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo menyatakan, jabatan Wamenkeu yang saat ini disandang Anggito hanya sementara.
Sebelum diungkap oleh Hashim, rencana pemerintahan Prabowo akan membentuk Kementerian Penerimaan Negara sudah bergulir sejak September 2024.
Namun, nama Menteri dan pendirian Kementerian Penerimaan Negara tidak kunjung diumumkan Prabowo hingga pelantikan Kabinet Merah Putih pada Oktober 2024.
“Beliau (Anggito) sebagai wakil menteri itu nanti untuk sementara. Sementara beliau nanti diangkat sebagai Menteri Penerimaan Negara,” ujar Hashim saat Rakornas Kadin di Jakarta, dikutip dari Kompas.com, Minggu (1/12/2024).
Baca juga: Prabowo Akan Bentuk Kementerian Penerimaan Negara, Pisahkan Pajak-Bea Cukai dari Kemenkeu
Apa tugas Menteri Penerimaan Negara?
Hashim menuturkan, salah satu tugas Anggito sebagai Menteri Penerimaan Negara adalah memperbaiki sistem perpajakan dan bea cukai.
Langkah tersebut dilakukan untuk menutup kebocoran anggaran supaya penerimaan negara meningkat.
“Itu nanti ditangani oleh pak Anggito Abimanyu sebagai menteri penerimaan negara yang baru, nanti,” jelas Hashim dikutip dari Kontan, Minggu (1/12/2024).
Selain sistem perpajakan dan bea cukai serta kebocoran anggaran, Anggito juga akan ditugaskan untuk menangani revenue atau penerimaan negara berupa royalti dari pertambangan.
Anggito sebenarnya sudah ditugaskan untuk menangani penerimaan negara di Kemenkeu ketika ia ditunjuk menjadi Wamenkeu pada Oktober 2024.
Saat bertemu Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan pada Selasa (15/10/2024), ia mengaku, mendapat tugas yang berat.
Prabowo meminta Anggito untuk menjaga stabilitas sekaligus menggerakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca juga: Biaya Retret Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang Bukan dari APBN, tapi Pakai Uang Prabowo
Hal tersebut dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Anggito menambahkan, Prabowo juga ingin Kemenkeu bisa mengoptimalkan penerimaan negara.
Namun, pada saat itu Anggito mengaku, belum ada perintah atau pembahasan terkait pendirian badan yang mengurusi penerimaan negara.
“Begini, itu (strategi optimalisasi penerimaan negara) semua dibicarakan di internal dulu. Jadi nanti dibicarakan di internal supaya digodok strategi apa yang paling baik,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/10/2024).
Kompas.com sudah berusaha menghubuni Anggito pada Senin (2/12/2024) terkait kabar ia akan ditunjuk menjadi Menteri Penerimaan Negara.
Namun, pesan WhatsApp yang dikirimkan Kompas.com hingga Senin siang belum mendapat balasan.
Baca juga: Program Makan Siang Gratis Akan Masuk APBN 2025, Dibahas di Sidang Kabinet Jokowi
Profil Anggito Abimanyu
Anggito yang disebut-sebut akan menduduki kursi Menteri Penerimaan Negara lahir di Bogor, Jawa Barat pada 19 Februari 1963.
Ia meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 1985.
Setelah itu, ia melanjutkan studinya ke University of Pennsylvania. Dari universitas ini, Anggito mendapatkan gelar Master of Science dan Doctor of Philosophy.
Dilansir dari laman resmi Kemenkeu, Anggito juga menjadi pengajar sekaligus Kepala Departemen Ilmu Ekonomi Sekolah Vokasi UGM pada 2022.
Jabatan lain yang pernah diemban Anggito adalah Staf Khusus Menkeu dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu pada 2006-2009.
Pada 2012-2014, ia menjabat sebagai Direktur Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah dan pada 2015-2017 ditugaskan menjadi Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji.
Baca juga: Kemenkeu: PPN 12 Persen Turut Danai Bansos dan Subsidi untuk Rakyat
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang