Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Hayat Tahrir al-Sham, Kelompok yang Kini Kuasai Aleppo Suriah

Baca di App
Lihat Foto
AFP / OMAR HAJ KADOUR
Kelompok militan Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) bersiap menghadapi serangan pasukan rezim di Provinsi Idlib.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Serangan kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham memanaskan situasi Suriah yang dilanda perang saudara selama 13 tahun.

Diberitakan AP News, Senin (2/12/2024), situasi itu terjadi usai Hayat Tahrir al-Sham merebut Aleppo, salah satu kota terbesar Suriah serta pusat budaya dan perdagangan Timur Tengah kuno.

Hal ini serangan terkuat Hayat Tahrir al-Sham sejak perang saudara di Suriah terjadi pada 2011. Lebih dari setengah juta orang terbunuh dan 12 juta warga mengungsi akibat peperangan.

Lalu, siapa itu kelompok Hayat Tahrir al-Sham dan perang saudara yang terjadi di Suriah?

Baca juga: Suriah Kembali Memanas, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Siapa itu Hayat Tahrir al-Sham?

Dikutip dari BBC, kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) awalnya berdiri dengan nama Jabhat al-Nusra atau Front al-Nusra pada 2011 yang berafiliasi dengan Al Qaeda.

Pemimpin kelompok Negara Islam (ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi juga terlibat dalam pembentukan kelompok tersebut.

Pada 2016, pemimpin kelompok Abu Mohammed al-Jawlani memutuskan hubungan dengan Al Qaeda, membubarkan Jabhat al-Nusra, dan mendirikan organisasi baru bernama Hayat Tahrir al-Sham.

Hayat Tahrir al-Sham berarti Gerakan Pembebasan Suriah Raya. Kelompok ini dibentuk untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mendirikan negara Islam baru yang disebut Pemerintahan Keselamatan Suriah.

HTS mengkonsolidasikan kekuatan ke Provinsi Idlib dan Aleppo dengan menghancurkan para pesaingnya, termasuk kelompok Al-Qaeda dan ISIS. HTS ingin memimpin wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah sejak 2016 tersebut.

Dilansir dari The Guardian, HTS dipimpin Ahmed Hussein al-Shar'a atau lebih dikenal sebagai Abu Muhammed al-Jawlani selama 13 tahun keberadaan kelompok tersebut.

Jawlani yang berusia 42 tahun lahir di Suriah dari keluarga yang melarikan diri dari Dataran Tinggi Golan setelah perang pada 1967 ketika Israel menduduki daerah pegunungan tersebut.

Jawlani terlibat pemberontak melawan pasukan koalisi AS pada 2003.

Tiga tahun kemudian, dia ditahan di sejumlah penjara yang dikelola AS dan Irak. Dia bebas pada 2011 dan kembali ke Suriah untuk memimpin operasi Al-Qaeda sebelum terbentuk HTS.

Baca juga: Tak Hanya Iran, Israel Juga Serang Suriah di Waktu Berdekatan

Apa itu perang saudara di Suriah?

Hayat Tahrir al-Sham dan koalisi Komando Operasi Militer menjadi pemimpin serangan pemberontak terbaru yang terjadi di Suriah dan menguasai Aleppo.

Serangan ini menjadi kelanjutan perang saudara yang terjadi di Suriah pada 2011 untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad yang dianggap otoriter.

Diberitakan CNN, Minggu (1/12/2024), pemerintah Assad menanggapi pengunjuk rasa yang memprotes kepemimppinannya dengan tindakan kekerasan mematikan.

Ketika pasukan Assad menghancurkan gerakan pro-demokrasi, kelompok oposisi bersenjata mulai terbentuk terdiri dari milisi organik dan pembelot dari militer Suriah.

Pasukan oposisi mendapat dukungan dari Turkiye, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, serta Amerika Serikat.

Sementara itu, pemerintah Suriah didukung Iran dan Rusia. Garda Revolusi Iran dan Hizbullah ikut memerangi kelompok pemberontak bersenjata. Angkatan Udara Suriah didukung pesawat tempur Rusia.

Pada 2020, Rusia dan Turkiye menjadi perwakilan kesepakatan gencatan senjata di provinsi terakhir yang dikuasai oposisi, Idlib. Mereka sepakat membangun koridor keamanan dengan patroli bersama.

Sejak itu, pertikaian besar belum terjadi sampai HTS menguasai Aleppo pekan ini. Aleppo dikuasasi dengan dalih membebaskan wilayah yang diduduki Suriah serta membalas serangan pasukan pemerintah dan kelompok milisi pro-Iran.

Menanggapi aksi HTS, angkatan udara Rusia dan Suriah melancarkan serangan udara ke Aleppo dan Idlib.

Kehilangan Aleppo menandai kemunduran pasukan Assad. Kota terbesar di Suriah dan ibu kota ekonomi ini merupakan salah satu kota tertua yang dihuni di dunia.

Aleppo juga benteng utama pemberontak sampai Assad mengambil alih kota itu pada 2016.

Ketika pemberontak kembali menguasai Aleppo dan tidak lagi terpojok di Idlib, situasi ini berpotensi memicu efek domino bagi situasi di Suriah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi