Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepertiga Spesies di Bumi Diperkirakan Punah pada Tahun 2100, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/SEPP PHOTOGRAPHY
Dampak perubahan iklim.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Hampir sepertiga spesies di seluruh dunia terancam punah pada akhir abad ke-21 atau pada 2100, jika manusia terus menghasilkan gas rumah kaca.

Gas rumah kaca merupakan gas di atmosfer Bumi yang memerangkap panas. Gas ini menjaga agar suhu Bumi tetap stabil dan mendukung kehidupan, namun bila terlalu banyak dapat menyebabkan pemanasan global.

Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah studi baru yang dipublikasikan pada Kamis (5/12/2024) di jurnal Science.

Dalam studi tersebut, peneliti menemukan, jika suhu global naik hingga 1,5 derajat Celsius di atas suhu rata-rata pra-industri atau melebihi target Perjanjian Paris, maka kepunahan akan meningkat dengan cepat.

Kepunahan ini bisa menjangkau beberapa spesies, seperti amfibi, hewan-hewas di gunung, ekosistem air tawar, spesies di Amerika Selatan, Australia, dan Selandia Baru. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa penyebab terbesar dari kepunahan spesies di masa depan?

Baca juga: Kimchi Terancam Punah Gara-gara Perubahan Iklim, Kok Bisa?


Penyebab kepunahan spesies di masa depan

Dilansir dari Live Science, Jumat (6/12/2024), perubahan iklim menyebabkan pergeseran suhu dan pola curah hujan, mengubah habitat, serta interaksi antar spesies.

Sebagai contoh, suhu yang lebih hangat dapat menyebabkan migrasi kupu-kupu raja yang tidak sesuai dengan waktu mekarnya tanaman yang diserbukinya.

Selain itu, banyak spesies yang menggeser daerah jelajah ke daerah yang lebih tinggi untuk mengikuti suhu yang lebih menguntungkan.

Beberapa spesies mungkin dapat beradaptasi atau bermigrasi sebagai respons terhadap perubahan kondisi lingkungan.

Namun, beberapa lainnya tidak dapat bertahan dari perubahan lingkungan yang drastis. Hal ini pada akhirnya mengakibatkan penurunan populasi dan terkadang kepunahan.

Baca juga: Peneliti Temukan Spesies Baru Manusia Purba Berkepala Besar di China, Hidup Sezaman dengan Manusia Hobbit Flores

Kajian global telah memprediksi peningkatan risiko kepunahan lebih dari satu juta spesies.

Kendati demikian, para ilmuwan belum memahami dengan jelas bagaimana sebenarnya risiko yang meningkat ini terkait dengan perubahan iklim.

Dalam studi  tersebut, peneliti telah menganalisis lebih dari 30 tahun penelitian mengenai keanekaragaman hayati dan perubahan iklim terhadap sebagian besar spesies yang telah diketahui.

Peneliti mengatakan, apabila emisi gas rumah kaca dikelola sesuai dengan Perjanjian Paris, akan ada 1 dari 50 spesies di seluruh dunia atau sekitar 180.000 spesies yang terancam punah pada 2100.

Di sisi lain, komitmen emisi internasional memprediksi ketika suhu meningkat hingga 2,7 derajat Celsius, maka 1 dari 20 spesies di seluruh dunia akan terancam punah.

Pemanasan hipotetis di luar titik ini membuat jumlah spesies yang berisiko meningkat tajam, dengan rincian:

  • Sebanyak 14,9 persen spesies berisiko punah dalam skenario pemanasan 4,3 derajat Celsius. Ini mengasumsikan emisi gas rumah kaca yang tinggi.
  • Sebanyak 29,7 persen dari semua spesies akan berisiko punah dalam skenario pemanasan 5,4 derajat Celsius.

Penulis studi sekaligus seorang ahli biologi di University of Connecticut, Mark Urban mengatakan, peningkatan jumlah spesies yang berisiko meningkat tajam melebihi target pemanasan 1,5 derajat Celsius.

Diketahui, ambang batas iklim di Bumi adalah 1,5 derajat Celsius, di atas suhu pra-industri. Angka ini merupakan target yang disepakati oleh negara-negara yang menandatangani Perjanjian Paris 2015.

“Jika kita menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celsius, sesuai dengan Perjanjian Paris, maka risiko (kepunahan) dari hari ini ke 1,5 derajat Celsius bukanlah peningkatan yang besar,” kata Urban.

Namun, pada kenaikan 2,7 derajat Celsius, lintasannya akan semakin cepat. Dengan demikian, spesies di Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru menghadapi ancaman terbesar.

Baca juga: Burung Great Auk, Si Penguin Asli yang Sudah Punah Ratusan Tahun Lalu

Spesies apa yang paling terancam punah pada 2100?

Menurut temuan dalam studi tersebut, amfibi adalah kelompok spesies yang paling terancam punah. Ini karena, amfibi memiliki siklus hidup yang sangat bergantung pada cuaca.

Amfibi juga sangat sensitif terhadap perubahan pola curah hujan dan kekeringan.

Selain itu, kelompok spesies yang berada di ekosistem gunung dan air tawar juga berisiko.

Para peneliti menduga, kemungkinan besar karena lingkungan yang terisolasi itu dikelilingi oleh habitat yang tidak ramah bagi spesies di sana.

Pada akhirnya, spesies-spesies tersebut sulit untuk bermigrasi dan mencari iklim yang lebih menguntungkan.

Oleh karena itu, Urban menekankan agar manusia bisa membatasi emisi gas rumah kaca agar dapat memperlambat pemanasan dan menghentikan risiko kepunahan yang terus meningkat.

Dia juga berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan dampak bagi para pembuat kebijakan untuk mencegah pemanasan global yang kian memburuk.

“Pesan utama bagi para pembuat kebijakan adalah bahwa hubungan ini jauh lebih pasti. Tidak ada lagi alasan untuk tidak melakukan apa-apa karena dampaknya tidak pasti," pungkasnya.

Baca juga: Populasi Berkurang, AS Bakal Masukkan Jerapah dalam Daftar Hewan Terancam Punah untuk Pertama Kalinya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Live Science
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi