KOMPAS.com - Cacar api (herpes zoster), dikenal juga dengan nama shingles, adalah infeksi virus yang menyebabkan timbulnya ruam atau lepuh yang menyakitkan pada kulit.
Penyebab utama penyakit cacar api adalah ketika virus varicella-zoster (VZV), yang menyebabkan cacar air, aktif kembali di dalam tubuh setelah pernah terkena cacar air.
Kebanyakan orang yang terkena herpes zoster hanya mengalaminya satu kali selama hidup mereka. Namun, ada risiko seseorang dapat terkena herpes zoster lebih dari sekali.
Baca juga: Punya Gejala Mirip, Apa Beda Mpox dan Cacar Air?
Penyebab cacar api
Sebagaimana disebutkan, cacar api atau herpes zoster disebabkan oleh virus varicella-zoster, yakni virus yang sama yang menyebabkan cacar air.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), setelah seseorang menderita cacar air, virus tersebut akan tetap berada di dalam tubuhnya. Virus tersebut dapat aktif kembali di kemudian hari dan menyebabkan cacar api.
Seseorang yang tidak pernah menderita cacar air atau tidak mendapatkan vaksin cacar air dapat terinfeksi VZV dari seseorang yang menderita cacar api.
Orang-orang dapat tertular virus melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuh ruam cacar api atau menghirup partikel virus yang keluar dari lepuh.
Orang yang menderita cacar air lebih mungkin menyebarkan VZV daripada orang yang menderita cacar api atau herpes zoster.
Baca juga: Vaksin Mpox Masih Terbatas, Efektifkah Vaksin Cacar Air Mencegah Mpox?
Gejala cacar api
Orang yang terkena cacar api paling sering mengalami ruam di sekitar sisi kiri atau kanan tubuh. Ruam ini biasanya terasa nyeri, gatal, atau geli.
Orang dapat merasakan nyeri, gatal, atau kesemutan di area tempat ruam akan berkembang.
Ruam cacar api paling sering muncul dalam satu garis di sekitar sisi kiri atau kanan tubuh, dan juga dapat terjadi di satu sisi wajah.
Dalam beberapa kasus, ruam dapat menyebar lebih luas di tubuh dan mirip dengan cacar air. Ini jarang terjadi dan biasanya terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Baca juga: Ketahui tentang Cacar Air: Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatan
Secara umum, gejala cacar api dapat meliputi:
- Ruam
- Nyeri, gatal, atau kesemutan pada ruam
- Demam
- Sakit kepala
- Menggigil
- Sakit perut
Tanda peringatan dini ini dapat terjadi beberapa hari sebelum ruam muncul di mana mereka dapat mengalami demam sebelum ruam muncul.
Cacar api dapat menyebabkan komplikasi serius. Komplikasi herpes zoster yang paling umum adalah nyeri saraf jangka panjang yang disebut neuralgia pasca herpes, atau PHN.
Baca juga: Apakah Orang yang Sudah Pernah Kena Cacar Air Bisa Terkena Cacar Monyet?
Cara mengobati cacar api
Meski belum ada obat untuk mengobati cacar api, masih ada perawatan untuk mengelola gejalanya.
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, ada beberapa obat yang dapat Anda gunakan untuk perawatan cacar api, yaitu:
1. Obat antivirusObat-obatan ini dapat meredakan ketidaknyamanan dan menghentikan gejala lebih cepat, terutama jika Anda mulai meminumnya dalam waktu 72 jam sejak gejala pertama cacar api muncul.
Obat-obatan ini juga dapat membantu mencegah rasa sakit yang dapat terjadi beberapa bulan dan tahun kemudian, yang disebut neuralgia pasca herpes.
Obat-obatan ini meliputi Asiklovir, Famsiklovir, dan Valasiklovir.
Baca juga: Sederet Mitos dan Fakta Seputar Cacar Monyet yang Wajib Diketahui
2. Obat lainnyaObat-obatan pereda nyeri seperti Asetaminofen atau Ibuprofen mungkin efektif dalam membantu menghilangkan rasa sakit:
Kemudian obat antibakteri dapat diresepkan jika Anda mengalami infeksi bakteri akibat ruam cacar api.
Obat antiradang seperti prednison dapat diresepkan jika cacar api menyerang mata atau bagian wajah lainnya.
Baca juga: Kronologi Kematian Pasien Cacar Monyet Pertama di Indonesia, Disebabkan Komorbid Berat
Pencegahan
Salah satu cara untuk mencegah terkena cacar api atau herpes zoster adalah degan melakukan vaksinasi cacar api.
Dikutip dari Kompas Health (26/08/2024), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merekomendasikan vaksin cacar api untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas hingga usia lanjut.
Untuk cara mengakses dan lain sebagainya, masyarakat bisa mengakses situs web Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Vaksin cacar api penting karena bakteri tersebut memiliki keistimewaan, yakni bisa aktif kapan pun ketika imun tubuh seseorang sedang lemah, dan dapat dipicu oleh beberapa penyakit bawaan atau komorbid.
Cacar api ini ada keistimewaan karena mekanismenya reaktivasi, sehingga vaksin ini memungkinkan seseorang bisa intervensi.
Lebih dari 90 persen masyarakat usia dewasa memiliki virus varisela zoster yang dorman atau tidur pada tubuh mereka, di mana faktor risiko tertinggi kasus cacar api terjadi pada lanjut usia (lansia) berusia 50 tahun ke atas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.