Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil dan Harta Kekayaan Mochtar Riady, Pendiri Lippo Group yang Bertemu Jokowi di Solo

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/Instagram @jokowi
Profil Mochtar Riady, kekayaan Mochtar Riady. Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan keluarag konglomerat Lippo Group, Mochtar Riady melakukan pertemuan di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (12/12/2024).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan pendiri Lippo Group, Mochtar Riady dan keluarga, di kediamannya, Solo, Jawa Tengah.

Pertemuan tersebut dibagikan Jokowi melalui unggahan akun Instagram pribadinya @jokowi, Jumat (13/12/2024).

Di sebuah meja panjang, Jokowi yang mengenakan kemeja putih khasnya tampak duduk berhadapan bersama keluarga Riady yang kompak mengenakan busana batik.

"Saya menerima kehadiran Bapak Mochtar Riady, Bapak James Riady, Bapak John Riady beserta keluarga di kediaman. Khususnya Bapak Mochtar Riady yang di usia ke 95 tahun masih sehat dan berupaya untuk mampir ke Solo," tulis Jokowi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mochtar Riady adalah salah satu pengusaha yang masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.

Lantas, bagaimana profil dan harta kekayaan Mochtar Riady?

Baca juga: Daftar Orang Terkaya di Indonesia pada Akhir November 2024, Siapa Nomor 1?


Profil Mochtar Riady

Pria yang memiliki nama lain Lie Moe Tie ini merupakan pengusaha dan bankir Indonesia kelahiran Malang, Jawa Timur, pada 12 Mei 1929.

Dia adalah sosok pendiri Lippo Group, sebuah konglomerasi di bidang properti, ritel, dan bisnis lainnya, yang didirikan pada 1950-an.

Mochtar Riady juga merupakan pendiri Mochtar Riady Institute of Nanotechnology yang bergerak di bidang riset nanoteknologi di Tanah Air.

Dilansir dari Kontan, Rabu (16/3/2022), Mochtar Riady adalah anak dari Li A Pi (1898-1959) yang berasal dari Desa Sin Tian, Provinsi Hokkian, China.

Dikenal sebagai pengusaha dan bankir andal, Mochtar ternyata memang bercita-cita menjadi bankir karena terpesona dengan gedung-gedung megah bergaya Eropa saat pergi ke sekolah.

Baca juga: Momen Jokowi Bertemu Keluarga Konglomerat Lippo Group Mochtar Riady di Solo

Namun, saat Mochtar Riady berusia 20-an tahun, dia malah menjadi pengelola toko milik mertuanya di Jember, Jawa Timur.

Dalam memoarnya, Otobiografi Mochtar Riady: Manusia Ide (2016), Mochtar Riady memutuskan untuk meninggalkan toko dan memilih hijrah ke Jakarta demi meraih mimpinya.

Kendati demikian, kesempatan untuk menjaga pegawai bank tak langsung datang. Di Jakarta, dia pun memutuskan untuk berbisnis.

Sayangnya, berbisnis di zaman demokrasi liberal (1950-1959) bukan hal mudah bagi para keturunan sepertinya.

Namun, ia tetap memutuskan untuk berbisnis sepeda, meski tetap ingin bekerja kantoran sebagai pegawai bank.

Pada 1959, Mochtar Riady berkenalan dengan Andi Gappa, kakak kandung dari Andi Muhamad Jusuf yang menjadi Menteri dan Panglima ABRI pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto.

Baca juga: Terbitkan 3 Miliar Saham Baru, Lippo Cikarang Kantongi Restu Rights Issue

Andi Gappa yang merupakan pemilik Bank Kemakmuran mengajak Mochtar Riady bergabung sebagai mitra usaha.

Saat itu, aset bank tersebut tercatat sekitar 3 juta dollar AS dengan modal kerja sekitar 100.000 dollar AS.

"Syarat menjadi mitra baru harus menyuntik modal segar 200.000 dollar AS untuk menguasai 66 persen saham,” kata Mochtar dalam memoarnya.

Kala itu, posisi Mochtar Riady adalah sebagai presiden direktur, meski dia tidak bisa membaca laporan keuangan.

"Di Bank Kemakmuran, saya banyak mendapat pelajaran dan pengalaman sehingga bisa mengenal sifat manusia yang umumnya serakah dan egoistik,” aku Mochtar.

Baca juga: Riset Celios: Kekayaan 50 Orang Terkaya Indonesia Setara dengan Kekayaan 50 Juta Warga Biasa

Jejak Mochtar Riady di perbankan

Mochtar Riady kemudian berpikir untuk mencari rekan yang berperilaku baik sekaligus memiliki modal yang lebih kuat untuk menjadi mitra dalam membangun bank baru.

Dia lalu mendapatkan mitra yang bertugas membangun perseroan terbatas (PT), sedangkan tugas Mochtar mencari bank yang hendak mereka akuisisi.

Ketika itu, kebetulan kawannya yang bernama Ma Zhong, pemilik Bank Buana, tengah merugi akibat manajemen tidak memadai.

Mochtar Riady bersama para mitra lalu mengakuisisi Bank Buana, serta mulai beroperasi kembali pada 1963.

Dalam kurun waktu 1962-1965, Bank Buana berhasil menduduki peringkat enam besar di antara bank-bank yang ada di Indonesia.

Bahkan, ketika krisis perbankan terjadi antara 1965-1966, Bank Buana termasuk salah satu bank yang selamat.

Baca juga: Demi Efisiensi Energi dan Tekan Emisi Karbon, Lippo Malls Indonesia Lakukan Audit Energi Berkala

Berbanding terbalik, Bank Kemakmuran yang ditinggalkan Mochtar justru bernasib suram karena terdampak krisis. Akhirnya, Bank Kemakmuran diambil alih oleh Mochtar.

Hingga pada 1971, Bank Industri dan Dagang Indonesia (BIDI), Bank Industri Jaya Indonesia, dan Bank Kemakmuran dimerger menjadi satu bank baru.

Bank itu kemudian dinamakan sebagai Pan Indonesia Bank, yang belakangan dikenal sebagai Panin Bank.

Jejak kepiawaian Mochtar Riady dalam bidang perbankan juga tampak pada Bank Central Asia (BCA).

Dalam sebuah perjalanan pesawat menuju Hong Kong, Mochtar Riady yang duduk bersebelahan dengan Liem Sioe Liong atau lebih dikenal sebagai Sudono Salim, diajak untuk bergabung dengan salah satu banknya.

Saat itu, tawaran datang untuk Bank Windu Kencana, Bank Dewa Ruci, dan BCA. Mochtar kemudian memilih untuk bergabung dengan BCA yang tengah dalam kondisi kurang lancar.

Mochtar Riady pun berhasil mengembangkan BCA hingga mencapai tingkat clearing house kedua setelah Bank Indonesia.

Baca juga: Kisah Mansa Musa, Orang Terkaya Sepanjang Sejarah, Hartanya Kalahkan Elon Musk

Resep adaptif dengan perkembangan zaman

Kini, usia yang tak lagi muda tidak menyurutkan semangat Mochtar Riady untuk berbincang mengenai ekonomi digital.

Semasa hidupnya, Mochtar telah mengalami berbagai pergolakan yang menyebabkan perubahan, seperti Perang Dunia, Revolusi 1945, kemunculan Orde Baru, dan Reformasi 1998.

Dia juga menjadi saksi perkembangan globalisasi, perubahan konstelasi politik global, serta revolusi digital.

"Baca buku yang banyak," katanya menjelaskan resep hidup yang membuatnya adaptif terhadap berbagai perubahan, dalam wawancara bersama Kompas.id (13/5/2019).

Mochtar pun menyebut beberapa penulis buku yang sangat memengaruhinya pada masa lalu, seperti Alvin Toffler, Peter Ferdinand Drucker, dan John Naisbitt.

Buku-buku yang dibacanya telah membuatnya adaptif terhadap perubahan lantaran seorang pebisnis harus mengikuti perkembangan zaman jika ingin selamat.

"Hampir semua perubahan zaman dipengaruhi oleh teknologi. Pandai-pandailah melihat perubahan teknologi, perubahan politik, dan perubahan ekonomi," ujarnya.

Baca juga: Bos Nvidia jadi Orang Asia-Amerika Pertama yang Jadi 10 Orang Terkaya di Dunia Versi Real-time Forbes

Harta kekayaan Mochtar Riady

Berdasarkan laporan Forbes, Jumat (13/12/2024), nilai kekayaan Mochtar Riady mencapai 2,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 33,6 triliun (kurs Rp 16.022 per dollar AS).

Total kekayaan tersebut membuat Mochtar Riady menduduk orang terkaya ke-25 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia 2024.

Sementara itu, di tingkat dunia, pria berusia 95 tahun tersebut berada di posisi orang terkaya ke-2152.

Sumber kekayaan Mochtar Riady salah satunya berasal dari kelompok usaha Lippo yang dia dirikan.

Namun, saat ini, operasional perusahaan dijalankan oleh anak Mochtar Riady, James dan Stephen Riady.

Usaha Lippo Group kini mencakup properti atau real estate, ritel, perawatan kesehatan, media, dan pendidikan.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi