Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bergabung sejak: 18 Jul 2024

Dosen tetap di Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Koordintor Pusat Riset Kebijakan Strategis Asia Tenggara, LPPM UNSOED

Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024: "Soft Power" Baru di Era Digital

Baca di App
Lihat Foto
YouTube/Indonesia Football e-League
Indonesia menumbangkan Brasil dalam pertandingan Best of Three. Pertandingan final ini digelar di Ryadh, Arab Saudi, pada Kamis (12/12/2024) pukul 22.30 WIB.
Editor: Sandro Gatra

KEMENANGAN Indonesia atas Brasil 2-0 di FIFAe World Cup 2024 bukan sekadar prestasi olahraga elektronik.

Lebih dari itu, peristiwa ini mencerminkan bagaimana esports dapat bertransformasi menjadi alat diplomasi publik dan budaya populer yang strategis dalam politik internasional.

Di tengah era globalisasi digital, di mana narasi budaya dan nilai nasional semakin terintegrasi dalam ruang virtual, esports menawarkan peluang untuk menegaskan pengaruh Indonesia di panggung global melalui daya tarik budaya populer.

Baca juga: Timnas Indonesia Juara Dunia FIFAe World Cup 2024

Esports dalam transformasi diplomasi publik

Diplomasi publik telah bergeser dari pendekatan tradisional berbasis negara ke format yang lebih partisipatif dan interaktif, melibatkan masyarakat sipil dan teknologi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam konteks ini, esports tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga alat komunikasi lintas budaya yang sangat efektif.

Turnamen internasional seperti Piala Dunia eFootball menciptakan ruang interaksi yang melibatkan jutaan penonton global.

Partisipasi dan kemenangan Indonesia dalam kompetisi ini memperkuat citra negara sebagai pemain aktif dalam budaya digital global, sekaligus memperluas jangkauan diplomasi publiknya.

Sebagai contoh, dengan mengalahkan Brasil—negara dengan reputasi kuat dalam olahraga tradisional seperti sepak bola—Indonesia menunjukkan kemampuannya untuk bersaing di ranah yang lebih modern dan berteknologi tinggi.

Hal ini memberikan pesan simbolis tentang dinamisme generasi muda Indonesia dan kesiapan negara ini untuk menjadi bagian dari narasi global yang didominasi inovasi teknologi dan kreativitas.

Soft power, yang didefinisikan oleh Joseph Nye sebagai kemampuan untuk membentuk preferensi pihak lain melalui daya tarik, menemukan relevansinya dalam esports sebagai bagian dari budaya populer global.

Esports memungkinkan negara untuk mempromosikan identitas dan nilai-nilai nasional melalui medium yang sangat menarik bagi generasi muda di seluruh dunia.

Dalam kasus Indonesia, kemenangan di Piala Dunia eFootball dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan budaya lokal secara lebih luas.

Misalnya, elemen-elemen tradisional seperti motif batik atau musik daerah dapat diintegrasikan ke dalam desain karakter atau soundtrack permainan.

Namun, diplomasi budaya melalui esports juga membutuhkan narasi yang lebih strategis. Narasi ini harus dirancang tidak hanya mempromosikan budaya, tetapi juga menciptakan ruang dialog tentang nilai-nilai seperti inklusivitas, kreativitas, dan kerja sama lintas budaya.

Dengan demikian, esports dapat menjadi lebih dari sekadar hiburan; ia menjadi medium untuk membangun hubungan antarbangsa yang berbasis pada saling pengertian dan penghargaan.

Diplomasi publik

Meskipun potensi esports sebagai alat diplomasi publik besar, ada tantangan yang tidak bisa diabaikan.

Pertama, masih ada keterbatasan dalam pemahaman institusional mengenai esports sebagai alat diplomasi.

Banyak aktor politik dan institusi pendidikan yang belum melihat esports sebagai medium strategis, melainkan hanya sebagai kegiatan hiburan. Hal ini membutuhkan edukasi yang lebih luas tentang pentingnya budaya populer dalam diplomasi internasional modern.

Kedua, infrastruktur esports di Indonesia meskipun berkembang, masih memerlukan investasi signifikan untuk memastikan keberlanjutan prestasi.

Tanpa dukungan yang konsisten dalam bentuk pelatihan, fasilitas, dan pendanaan, sulit bagi Indonesia untuk mempertahankan momentum yang telah diraih.

Ketiga, narasi budaya yang diangkat melalui esports perlu lebih tajam dan terintegrasi. Saat ini, budaya lokal Indonesia belum terlihat secara eksplisit dalam turnamen global.

Ini adalah peluang sekaligus tantangan untuk merancang konten budaya yang dapat diterima dan diapresiasi secara internasional.

Kemenangan Indonesia di Piala Dunia eFootball bukan hanya tentang prestasi olahraga, melainkan peluang untuk menciptakan narasi baru tentang identitas nasional dalam budaya populer global.

Esports sebagai alat diplomasi publik menawarkan pendekatan inovatif yang sesuai dengan era digital. Namun, keberhasilan ini hanya akan berarti jika diikuti dengan strategi yang terintegrasi antara pemerintah, komunitas esports, dan sektor swasta.

Diplomasi publik di era digital membutuhkan pendekatan interaktif, berbasis komunitas, dan berbobot secara naratif.

Esports menyediakan medium untuk hal tersebut. Namun, potensi ini tidak akan maksimal tanpa pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana budaya populer dapat digunakan untuk membentuk opini internasional.

Dalam konteks ini, kemenangan di Piala Dunia eFootball hanyalah langkah awal dari perjalanan panjang menuju pengakuan Indonesia sebagai aktor kunci dalam budaya digital global.

Dengan pendekatan kritis dan strategis, Indonesia tidak hanya bisa mempertahankan prestasi di arena esports, tetapi juga menggunakannya untuk memperkuat posisinya dalam diplomasi budaya internasional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi