KOMPAS.com - Pare adalah tanaman merambat yang tumbuh di daerah tropis, termasuk Indonesia.
Rasanya yang pahit justru membuat pare kaya kandungan nutrisi dan mineral sehingga bermanfaat untuk kesehatan tubuh.
Namun, beberapa orang dengan kondisi sakit tertentu tidak dianjurkan untuk mengonsumsi pare.
Baca juga: Rutin Konsumsi Pare Bisa Cegah Penyakit Apa? Berikut 8 Daftarnya
Dilansir dari Vinmec, orang dengan kondisi sakit tekanan darah rendah, ginjal, diabetes, dan gangguan saluran cerna sebaiknya menghindari konsumsi pare.
Hal ini karena pare mengandung beberapa zat yang mungkin menimbulkan efek samping bagi penderita yang tengah mengonsumsi obat tertentu.
7 kondisi sakit yang tidak dianjurkan makan pare
Bagi beberapa kelompok orang dengan kondisi sakit tertentu, konsumsi pare bisa menimbulkan risiko yang merugikan.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut tujuh kondisi sakit yang sebaiknya menghindari makan pare:
1. Tekanan darah rendahOrang yang memiliki riwayat tekanan darah rendah sebaiknya tidak mengonsumsi pare.
Sebab, pare memiliki efek menurunkan tekanan darah karena kandungan Charantin, Polypeptid-P, dan Vicine.
Tiga zat tersebut memiliki mekanisme menurunkan gula darah dan meningkatkan toleransi glukosa.
2. DiabetesPare mampu menurunkan gula darah dalam tubuh.
Jika dikonsumsi bersamaan dengan obat penurun gula darah, kadar gula darah dalam tubuh penderita diabetes bisa turun sangat rendah.
Kadar gula darah yang sangat rendah atau hipoglikemia diketahui bisa berbahaya dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius. Itu termasuk, kejang-kejang, hilang kesadaran, koma, dan bahkan kematian.
Oleh karena itu, bagi penderita diabetes, lebih baik pertimbangkan ulang untuk mengonsumsi pare.
Baca juga: Terlalu Banyak Makan Pare, Apa Efek Sampingnya?
3. Gangguan liver dan ginjalPenderita penyakit liver dan ginjal sebaiknya mengihndari pare.
Pasalnya, sayuran ini memiliki serat yang sulit dicerna oleh tubuh.
Orang dengan sakit liver atau ginjal mungkin akan kesulitan mencerna serat tersebut sehingga menyebabkan kembung.
4. Gangguan pencernaanStudi yang dilakukan pada hewan menunjukkan, enzim hati meningkat setelah makan pare.
Reaksi ini terjadi karena zat dalam pare bisa mengubah sel-sel hati. Akibatnya, mengonsumsi pare terlalu banyak bisa menyebabkan diare atau masalah pencernaan lainnya, seperti gastrointestinal.
Baca juga: Sayur Pare Bisa Mengobati Penyakit Apa?
5. Minum obat tertentuPasien yang sedang mengonsumsi obat tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum makan pare.
Hal tersebut bertujuan untuk mencegah interaksi pare dengan beberapa obat yang dikonsumsi.
Dikutip dari Medicine Net, ekstrak pare juga dapat mencegah obat substrat sitokrom P450 dimetabolismekan di dalam tubuh.
6. Kondisi fisik lemahMasih dari sumber yang sama, orang yang memiliki kondisi tubuh lemah sebaiknya menghindari konsumsi pare.
Orang dengan kondisi tubuh lemah, misalnya sedang berpuasa dalam waktu yang lama, baru saja menjalani operasi, atau kehilangan banyak darah.
Orang dengan kondisi tersebut sebaiknya menghindari konsumsi pare karena dapat menurunkan kadar gula darah sehingga menyebabkan rasa pusing atau pingsan.
Baca juga: Dapat Menurunkan Gula Darah, Ini Potensi Manfaat Pare untuk Penderita Diabetes
7. AlergiOrang yang memiliki riwayat alergi sebaiknya menghindari konsumsi pare.
Dinukil dari Care Hospitals, gejala alergi bisa ditunjukkan dengan munculnya gatal, ruam, atau kesulitan bernapas setelah makan pare.
Jika Anda mengalami salah satu dari beberapa kondisi sakit di atas, sebaiknya hindari mengonsumsi pare.
Atau, pastikan Anda sudah berkonsultasi dengan dokter sebelum menambahkan sayuran tersebut ke dalam menu makanan harian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.