Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah Berpotensi Banjir di Jawa Timur pada Desember 2024, Mana Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Dokumentasi BNPB
Ilustrasi: Banjir bandang Wilayah Berpotensi Banjir di Jawa Timur
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap potensi banjir di Jawa Timur yang terjadi pada Desember 2024.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, Jawa Timur termasuk wilayah yang mengalami peningkatan curah hujan.

“Kondisi global ini meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur dan Bali. Meski fenomena ini diprediksi netral pada awal 2025," ujarnya, dikutip dari laman resmi BMKG.

Oleh karena itu BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, mana saja wilayah yang berpotensi banjir di Jawa Timur?

Baca juga: Polisi Benarkan Video Viral Banjir di Sungai Gendol, Adakah Korban Jiwa?

Wilayah berpotensi banjir di Jawa Timur

BMKG mencatat, intensitas curah hujan tinggi di Jawa Timur pada Desember 2024 akan mencapai peluang curah hujan menengah (51–150 mm) lebih dari 70 persen.

Sementara curah hujan tinggi (151–300 mm) lebih dari 60 persen.

Adapun wilayah yang berpotensi banjir di JAwa Timur, di antaranya:

1. Blitar 2. Gresik 3. Jember 5. Malang 6. Pacitan 7. Probolinggo

Baca juga: BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 15-16 Desember 2024

Potensi gelombang tinggi di perairan Jawa Timur

Selain curah hujan yang tinggi, BMKG mencatat adanya potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan selatan Jawa Timur. Berikut daftarnya.

Gelombang tinggi 1,25-2,5 meter

Baca juga: BMKG Ungkap Wilayah Berpotensi Hujan Lebat pada 13-14 Desember 2024, Mana Saja?

Penyebab cuaca ekstrem di Jawa Timur

Dilansir dari laman BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, Kepala BMKG Juanda Taufiq Hermawan menjelaskan, potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor pertama adalah karena wilayah Jawa Timur saat ini diprakirakan telah memasuki musim hujan. Bahkan beberapa wilayah sedang berada pada puncak musim hujan.

Faktor berikutnya adalah adanya fenomena gelombang atmosfer, seperti Kelvin, Equatorial Rossby dan Madden Julian Oscillation (MJO) yang melintasi Jawa Timur.

"(Fenomena itu) mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur," kata Taufiq.

Faktor ketiga adalah aktifnya Monsun Asia yang menambah suplai uap air, serta suhu muka laut di perairan sekitar Jawa Timur yang hangat.

Akibatnya, terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.

Selain itu, lanjut Taufiq, wilayah Jawa Timur masih terkena dampak tidak langsung bibit siklon tropis 93S yang berada di Samudra Hindia Barat Australia.

Oleh karena itu BMKG jUanda mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan.

Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang.

Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui :

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi