KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya dua bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia.
Informasi tersebut diunggah oleh akun Instagram resmi BMKG, @infobmkg pada Kamis (26/12/2024).
Dalam unggahan tersebut, dua bibit siklon yaitu bibit siklon 98S dan 99S terpantau berada di sekitar Samudera Hindia.
Lantas, apakah ada dampak dari dua bibit siklon tersebut?
Baca juga: Indonesia Dikepung Tiga Titik Berpotensi Siklon Tropis, Apa Saja Dampaknya?
Penjelasan BMKG
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengatakan, bibit siklon tropis 98S masih terpantau di sekitar Samudra Hindia barat daya Bengkulu.
Bibit siklon tersebut berada di 11.6 derajat Lintang Selatan (LS) dan 94.9 derajat Bujur Timur (BT) dengan kecepatan angin maksimum 65 km/jam dan tekanan udara minimum sekitar 999 hPa.
Pengamatan citra satelit dalam 12 jam terakhir menunjukkan adanya aktivitas awan konvektif yang signifikan di sekitar pusat sistem.
Aktifnya gelombang Kelvin dan Equatorial Rossby menjadi salah satu faktor yang memicu pertumbuhan sistem sirkulasi ini.
Secara umum berdasarkan model NWP dalam 24-72 jam ke depan menunjukkan, sistem cenderung bergerak lambat ke arah tenggara.
Kemudian bibit siklon akan cenderung bergerak ke arah selatan-tenggara pada Sabtu (28/12/2024) sebelum berbelok ke barat pada hari Minggu (29/12/2024).
“Potensi bibit 98S menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori tinggi. Kemudian dalam 48 jam kedepan dalam potensinya menurun dalam kategori sedang, dan dalam 72 jam kedepan potensinya rendah,” jelas Andri kepada Kompas.com, Jumat (27/12/2024).
Sementara itu, bibit siklon tropis 99S yang sempat terpantau oleh BMKG saat ini sudah tidak aktif.
Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 91S di Indonesia, Apa Dampaknya?
Dampak bibit siklon di Indonesia
Bibit siklon 98S memberikan dampak langsung terhadap kondisi ketinggian gelombang di wilayah Indonesia dalam 24 jam mendatang.
Dampak yang ditimbulkan berupa gelombang dengan tinggi 1,25-2,5 meter di beberapa perairan di Indonesia.
Fenomena tersebut akan berdampak pada perairan barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, Perairan Pulau Enggano, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah, dan Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Tengah.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat dan pelaku kegiatan di laut dan daerah pesisirnya untuk tetap waspada terhadap potensi terjadinya gelombang tinggi.
“Kami mengimbau untuk selalu perhatikan kondisi cuaca sebelum melaksanakan kegiatan di laut untuk menghindari potensi kecelakaan yang disebabkan oleh gelombang tinggi,” jelasnya.
Selain itu, warga juga harus tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan,
Para nelayan, pelayaran, serta wisatawan yang beraktivitas di laut dan pesisirnya juga diimbau agar lebih berhati-hati.
Masyarakat dapat memantau perkembangan informasi cuaca dari BMKG, seperti situs web www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Baca juga: BMKG Deteksi Ex-siklon Tropis Robyn, Apa Dampaknya bagi Indonesia?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.