Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikheil Kavelashvili Dilantik Jadi Presiden Georgia, Pendahulunya Tolak Mundur

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@Zourabichvili_S
Mantan Presiden Geogria, Salome Zourabichvili menolak mundur dan mengakui Presiden Mikheil Kavelashvili sebagai presiden baru Georgia
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Mikheil Kavelashvili dilantik menjadi presiden Georgia saat mantan presiden Salome Zourabichvili yang seharusnya lengser menolak mundur dari jabatannya.

Mikheil Kavelashvili dilantik dalam upacara tertutup di gedung parlemen, ibu kota Tbilisi, Georgia pada Minggu (29/12/2024) waktu setempat.

Diberitakan Reuters, Senin (30/12/2024), Presiden Salome Zourabichvili yang akan lengser menyampaikan dalam pidatonya kalau dia akan keluar dari istana presiden.

Namun, Zourabichvili menekankan dirinya tetap pemegang jabatan pemimpin yang sah. Sementara Kavelashvili disebut tidak memiliki legitimasi sebagai presiden Georgia. 

Baca juga: Menang Pemilu, Eks Pemain Manchester City Jadi Presiden Georgia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Konflik presiden Georgia

Dalam pidatonya di istana presiden pada hari Mikheil Kavelashvili dilantik, Zourabichvili menyebut pelantikan itu sebagai parodi di parlemen yang "tidak layak diterima negaranya".

"Saya akan keluar dari sini dan bersamamu," tegas Zourabichvili.

"Saya membawa legitimasi ini bersama saya, saya membawa bendera ini bersama saya, saya membawa kepercayaan kalian semua," tambah dia lalu berjalan keluar istana dan berbaur dengan para pendukungnya.

Zourabichvili menyerukan Kavelashvili tidak dipilih secara sah sebagai presiden Georgia. Sebab, anggota parlemen yang memilihnya berasal dari pemilihan yang dia nilai diwarnai kecurangan pada Oktober lalu.

Sejak 2017, Georgia menggantikan pemilihan presiden langsung oleh rakyat dengan pemilihan melalui anggota parlemen.

Partai penguasa Georgian Dream dan komisi pemilihan umum Georgia memastikan pemilihan parlemen berlangsung bebas dan adil.

Georgian Dream memperoleh hampir 54 persen suara pada pemilihan Oktober lalu.

Partai penguasa juga mengatakan Mikheil Kavelashvili sebagai presiden terpilih yang sah memimpin negara pegunungan berpenduduk 3,7 juta jiwa tersebut.

Pemantau pemilu lokal dan internasional pun mengatakan pemungutan suara itu diwarnai pelanggaran. Negara-negara Barat telah menyerukan penyelidikan terhadap pemilu itu.

Zourabichvili didukung empat partai oposisi yang pro-Uni Eropa. Partai oposisi mengatakan dia tetap menjadi presiden Georgia yang sah hingga diadakan pemilu baru.

Konflik ini terjadi setelah partai berkuasa Georgian Dream menangguhkan perundingan dengan Uni Eropa.

Perundingan dilakukan agar Georgia bergabung dengan blok tersebut.

Tindakan ini memicu kemarahan warga Georgia yang mayoritas pro-Uni Eropa dan memicu tindakan keras polisi. Lebih dari 400 orang, termasuk pemimpin oposisi senior ditahan.

Zourabichvili menuduh Georgian Dream sengaja membuat Georgia tidak masuk Uni Eropa.

Partai itu dituduh mendekati Rusia. Georgia merdeka dari Uni Soviet pada 1991.

Baca juga: Pemilu Dituduh Curang, Ketua KPU Georgia Disiram Cat Hitam oleh Partai Oposisi

Siapa presiden Mikheil Kavelashvili?

Mikheil Kavelashvili lahir pada 22 Juli 1971 di kota kecil Bolnisi, Georgia bagian barat daya, dikutip dari France24, Minggu (29/12/2024).

Kavelashvili mulai berkarier sebagai pemain sepak bola profesional pada 1980-an. Dia lalu membela Manchester City di Liga Premier Inggris dari 1995 hingga 1997.

Georgian Dream menominasikan Kavelashvili untuk jabatan presiden pada akhir November untuk memperkuat kekuasaan partai tersebut dalam pemerintahan.

Dalam pemilihan presiden oleh parlemen, Kavelashvili menjadi satu-satunya kandidat. Dia menang mudah karena partainya mendominasi dewan yang beranggotakan 300 orang.

Dilansir dari AP News, Minggu, Kavelashvili berjanji akan menjadi presiden bagi semua orang, terlepas dari mereka menyukainya atau tidak.

Dia pun menyerukan agar Georgia bersatu dengan nilai-nilai bersama, prinsip-prinsip saling menghormati, dan masa depan yang harus dibangun bersama.

Namun, Kavelashvili dan Georgian Dream kerap dituduh menjadi pengikut Rusia. Sebab, beberapa kebijakannya mirip dengan kebijakan Kremlin di Rusia. Tuduhan ini telah dibantah.

Kavelashvili adalah loyalis Mantan Perdana Menteri Bidzina Ivanishvili yang kerap dipandang sebagai pemimpin de facto Georgia. Karena itu, dia ditakutkan menjadi presiden boneka.

Sementara itu, AS menjatuhkan sanksi terhadap Ivanishvili pada Jumat lalu dengan alasan dia mempelopori perubahan sikap Georgia menjadi anti-Barat dan pro-Rusia.

Keputusan Georgian Dream menangguhkan perundingan untuk bergabung dengan Uni Eropa semakin menambah kemarahan pihak oposisi dan memicu protes dari publik.

Para pengunjuk rasa berdemonstrasi di depan gedung parlemen dengan memegang kartu merah untuk Kavelashvili yang mantan pesepak bola dan menuntutnya mundur.

Baca juga: Momen Ketua KPU Georgia Disiram Cat Hitam Saat Umumkan Hasil Pemilu

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Reuters, AP, France24
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi